Moeldoko Imbau TNI Ubah Cara Komunikasi dengan Media
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyematkan jaket dan brevet kepada puluhan pemimpin redaksi media massa dan wartawan senior di bidang pertahanan dan keamanan (hankam) dalam upacara bendera di lapangan utama Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Upacara seremonial ini dilakukan dalam rangka menjadikan media massa sebagai mitra strategis bagi TNI.
Moeldoko mengatakan, dalam era globalisasi seperti saat ini, TNI perlu mengubah paradigma berkomunikasi. Jika dahulu tertutup, kini TNI harus lebih terbuka.
"Kegiatan seperti ini banyak yang bisa dipetik, bangun silaturahim yang baik dengan media. Saya mendoktrinkan kepada prajurit saya, untuk ubah sikap dalam hadapi paradigma komunikasi," kata Moeldoko, Selasa (16/6/2015).
Dalam kesempatan itu, Moeldoko memastikan, seluruh jajarannya di TNI akan memberi akses lebih luas kepada media, untuk menggali informasi khususnya di bidang pertahanan.
Menurut Moeldoko, dengan memberi akses lebih luas terhadap media, masyarakat akan menerima informasi yang lebih berkualitas.
"Tidak boleh TNI menutup diri, tidak boleh TNI dikritik, marah. Kita beri akses seluasnya pada media untuk berikan info jujur. Saya yakin dalam kejujuran ada yang bisa sepakati, mana yang bisa disampaikan dan tidak," pungkasnya.
Upacara seremonial ini dilakukan dalam rangka menjadikan media massa sebagai mitra strategis bagi TNI.
Moeldoko mengatakan, dalam era globalisasi seperti saat ini, TNI perlu mengubah paradigma berkomunikasi. Jika dahulu tertutup, kini TNI harus lebih terbuka.
"Kegiatan seperti ini banyak yang bisa dipetik, bangun silaturahim yang baik dengan media. Saya mendoktrinkan kepada prajurit saya, untuk ubah sikap dalam hadapi paradigma komunikasi," kata Moeldoko, Selasa (16/6/2015).
Dalam kesempatan itu, Moeldoko memastikan, seluruh jajarannya di TNI akan memberi akses lebih luas kepada media, untuk menggali informasi khususnya di bidang pertahanan.
Menurut Moeldoko, dengan memberi akses lebih luas terhadap media, masyarakat akan menerima informasi yang lebih berkualitas.
"Tidak boleh TNI menutup diri, tidak boleh TNI dikritik, marah. Kita beri akses seluasnya pada media untuk berikan info jujur. Saya yakin dalam kejujuran ada yang bisa sepakati, mana yang bisa disampaikan dan tidak," pungkasnya.
(maf)