TNI Klaim Pasukan Perdamaian RI Paling Unggul di ASEAN
A
A
A
DEPOK - Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus mengirimkan pasukan perdamaian ke luar negeri setiap tahun. Bicara soal kualitas dan keunggulan pasukan, personel perdamaian RI diklaim paling unggul di ASEAN.
Hal itu dikatakan Irjen TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin saat kuliah umum di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko. Menurutnya dalam lima tahun terakhir, Indonesia terus menjaga hubungan baik dengan negara-negara ASEAN.
"Menjaga netralitas peran ASEAN dalam menghadapi persaingan global. Indonesia sumbang peran utama dalam misi perdamaian PBB dan ASEAN," tegasnya dalam pidatonya di FISIP UI, Depok, Selasa (16/6/2015).
Dia menuturkan, tak hanya dari sisi jumlah tapi dari segi personel menjadikan Indonesia sebagai 10 terbesar negara terbesar yang mengirimkan pasukan misi perdamaian PBB. Salah satunya dengan cara diplomasi dan meningkatkan pertahanan dalam negeri.
"Di ASEAN kita paling banyak, setiap penugasan ke luar negeri, Indonesia selalu nomor satu. Dalam hal kinerja dan kualitas. Pengakuan dari negara yang kita amankan, mengakui kita. Seperti saat di Kamboja, dari 22 ribu pasukan perdamaian saat itu, Indonesia teratas," jelas Syafril.
Keunggulan tersebut ditunjang dari konsep keunggulan teritorial yang dimiliki TNI. "Itu membuat kita lebih dari negara lain, konsep teritorial unggul kita kembangkan di sana. Menyatu dengan masyarakat sana," paparnya.
Namun, dia mengakui kualitas alutsista yang dimiliki sejak tahun 2000 terus menurun. Sehingga, lanjutnya, kualitas alutsista harus terus ditingkatkan.
"Sejak tahun 2000 alutsista kita semakin tua, gentar menurun jauh. Ke depan harus ditingkatkan jaga kedaulatan mencegah ancaman keamanan nontradisional seperti bencana alam, terorisme, serangan cyber, dan transnasional," tegasnya.
Hal itu dikatakan Irjen TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin saat kuliah umum di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko. Menurutnya dalam lima tahun terakhir, Indonesia terus menjaga hubungan baik dengan negara-negara ASEAN.
"Menjaga netralitas peran ASEAN dalam menghadapi persaingan global. Indonesia sumbang peran utama dalam misi perdamaian PBB dan ASEAN," tegasnya dalam pidatonya di FISIP UI, Depok, Selasa (16/6/2015).
Dia menuturkan, tak hanya dari sisi jumlah tapi dari segi personel menjadikan Indonesia sebagai 10 terbesar negara terbesar yang mengirimkan pasukan misi perdamaian PBB. Salah satunya dengan cara diplomasi dan meningkatkan pertahanan dalam negeri.
"Di ASEAN kita paling banyak, setiap penugasan ke luar negeri, Indonesia selalu nomor satu. Dalam hal kinerja dan kualitas. Pengakuan dari negara yang kita amankan, mengakui kita. Seperti saat di Kamboja, dari 22 ribu pasukan perdamaian saat itu, Indonesia teratas," jelas Syafril.
Keunggulan tersebut ditunjang dari konsep keunggulan teritorial yang dimiliki TNI. "Itu membuat kita lebih dari negara lain, konsep teritorial unggul kita kembangkan di sana. Menyatu dengan masyarakat sana," paparnya.
Namun, dia mengakui kualitas alutsista yang dimiliki sejak tahun 2000 terus menurun. Sehingga, lanjutnya, kualitas alutsista harus terus ditingkatkan.
"Sejak tahun 2000 alutsista kita semakin tua, gentar menurun jauh. Ke depan harus ditingkatkan jaga kedaulatan mencegah ancaman keamanan nontradisional seperti bencana alam, terorisme, serangan cyber, dan transnasional," tegasnya.
(kri)