Warga Lingkar Sinabung Dievakuasi
A
A
A
KARO - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut ancaman awan panas dapat berdampak terhadap warga. Sebanyak 2.500 jiwa penduduk di kawasan lingkar Sinabung pun dievakuasi kemarin sore.
Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Jhonson Tarigan, desa-desa yang penduduknya dievakuasi itu di antaranya Desa Kuta Tengah, Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, dan Desa Mardingding, Kecamatan Tiganderket. ”Proses evakuasi mengacu pada rekomendasi PVMBG. Hari ini (kemarin) kami memindahkan sementara masyarakat yang desanya terancam efek awan panas, debu vulkanik, ataupun lontaran batu ketika aktivitas Sinabung meningkat signifikan,” terang Jhonson.
Menurut dia, warga Desa Jeraya ditempatkan di posko pengungsian Gudang Jeruk Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, warga Desa Kuta Tengah diungsikan ke Gereja GPDI Ndokum Siroga Simpang Empat, sementara penduduk Desa Mardingding diamankan di Losd Desa Tanjung Mbelang, Kecamatan Tiganderket. Selain warga tiga desa tersebut, sekitar 6.000-an warga Desa Sigarang-garang, Kuta Gugung, Kutarayat, Kecamatan Naman Teran juga akan dievakuasi hari ini.
”Desa Jeraya berpotensi terdampak awan panas Sinabung. Sementara desa lainnya seperti Mardingding, Kutarayat, Sigarang- garang berpotensi terdampak lontaran batu dan material debu. Berdasarkan rekomendasi PVMBG sebelumnya, bila terdapat potensi rentetan awan panas diikuti erupsi eksplosif, desa-desa itu dievakuasi sementara ke tempat lebih aman,” paparnya. Berdasarkan pengamatan di lapangan, proses evakuasi warga Desa Mardingding, Kecamatan Tiganderket, diwarnai terjangan aliran lahar dingin yang melintasi jalan utama menuju desa yang berada tepat di kaki Sinabung tersebut.
Meski begitu, proses evakuasi berjalan lancar karena aliran lahar dingin sudah surut sejak siang hari. Menurut salah satu warga yang dievakuasi, Jefri Bangun, 38, warga Desa Mardingding, pasca dievakuasi lahan pertaniannya akan terbengkalai. Dia juga meminta Pemda Karo agar memberikan solusi atas masalah tersebut.
Sementara data yang dihimpun dari Media Center Penanganan Bencana Sinabung, setelah dinaikkan status gunung berapi teraktif di Sumatera Utara (Sumut) itu ke level IV (status Awas), pengungsi korban awan panas serta erupsi Sinabung berjumlah sekitar 5.000 orang yang ditempatkan di tujuh titik posko penampungan. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah seiring masih tingginya aktivitas Gunung Sinabung. Bupati Karo Terkelin Brahmana mengatakan, seluruh pengungsi yang dievakuasi kemarin ditempatkan di lokasi aman dari zona bahaya.
”Kami maksimalkan desa-desa terdekat yang jaraknya aman dari Sinabung. Kami tidak mengevakuasi seluruhnya ke Kota Kabanjahe dan Berastagi agar masyarakat dapat menjalin kekerabatan dengan desa yang dituju untuk mengungsi. Selain itu, mereka juga akan lebih mudah mengontrol produk pertanian mereka yang ditinggal mengungsi,” kata Terkelin.
Dia menambahkan, untuk kebutuhan logistik pengungsi akan dipasok oleh Pemda Karo. Selain itu, di setiap posko juga akan didirikan pos kesehatan, sanitasi, serta kebutuhan air bersih. Sementara itu, berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) PVMBG, aktivitas terkini Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Sejak pukul 00.00 hingga 18.00 WIB kemarin terekam 41 kali gempa guguran, dua kali gempa Low Frequency, sekali gempa vulkanik dalam, dan tremor secara terus menerus dengan amplitudo 0,5-2 milimeter (mm).
”Untuk hari ini tercatat satu kali kejadian awan panas guguran, namun tidak dapat teramati karena tertutup kabut,” ujar petugas PPGA Arif. Menurutnya, dasar PVMBG merekomendasikan agar penduduk desa-desa itu dievakuasi karena berpotensi terancam terkena dampak langsung baik rentetan awan panas maupun lontaran material bilamana terjadi erupsi eksplosif Gunung Sinabung.
”Kami merekomendasikan itu berdasarkan data pantauan aktivitas Sinabung setiap harinya. Memang terjadi peningkatan gempa yang dapat memicu awan panas dan erupsi. Untuk keselamatan warga, kami merekomendasi kepada pemda, dan hari ini (kemarin) juga langsung dievakuasi untuk menghindar sementara ke tempat lebih aman,” pungkasnya.
Riza pinem
Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Jhonson Tarigan, desa-desa yang penduduknya dievakuasi itu di antaranya Desa Kuta Tengah, Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, dan Desa Mardingding, Kecamatan Tiganderket. ”Proses evakuasi mengacu pada rekomendasi PVMBG. Hari ini (kemarin) kami memindahkan sementara masyarakat yang desanya terancam efek awan panas, debu vulkanik, ataupun lontaran batu ketika aktivitas Sinabung meningkat signifikan,” terang Jhonson.
Menurut dia, warga Desa Jeraya ditempatkan di posko pengungsian Gudang Jeruk Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, warga Desa Kuta Tengah diungsikan ke Gereja GPDI Ndokum Siroga Simpang Empat, sementara penduduk Desa Mardingding diamankan di Losd Desa Tanjung Mbelang, Kecamatan Tiganderket. Selain warga tiga desa tersebut, sekitar 6.000-an warga Desa Sigarang-garang, Kuta Gugung, Kutarayat, Kecamatan Naman Teran juga akan dievakuasi hari ini.
”Desa Jeraya berpotensi terdampak awan panas Sinabung. Sementara desa lainnya seperti Mardingding, Kutarayat, Sigarang- garang berpotensi terdampak lontaran batu dan material debu. Berdasarkan rekomendasi PVMBG sebelumnya, bila terdapat potensi rentetan awan panas diikuti erupsi eksplosif, desa-desa itu dievakuasi sementara ke tempat lebih aman,” paparnya. Berdasarkan pengamatan di lapangan, proses evakuasi warga Desa Mardingding, Kecamatan Tiganderket, diwarnai terjangan aliran lahar dingin yang melintasi jalan utama menuju desa yang berada tepat di kaki Sinabung tersebut.
Meski begitu, proses evakuasi berjalan lancar karena aliran lahar dingin sudah surut sejak siang hari. Menurut salah satu warga yang dievakuasi, Jefri Bangun, 38, warga Desa Mardingding, pasca dievakuasi lahan pertaniannya akan terbengkalai. Dia juga meminta Pemda Karo agar memberikan solusi atas masalah tersebut.
Sementara data yang dihimpun dari Media Center Penanganan Bencana Sinabung, setelah dinaikkan status gunung berapi teraktif di Sumatera Utara (Sumut) itu ke level IV (status Awas), pengungsi korban awan panas serta erupsi Sinabung berjumlah sekitar 5.000 orang yang ditempatkan di tujuh titik posko penampungan. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah seiring masih tingginya aktivitas Gunung Sinabung. Bupati Karo Terkelin Brahmana mengatakan, seluruh pengungsi yang dievakuasi kemarin ditempatkan di lokasi aman dari zona bahaya.
”Kami maksimalkan desa-desa terdekat yang jaraknya aman dari Sinabung. Kami tidak mengevakuasi seluruhnya ke Kota Kabanjahe dan Berastagi agar masyarakat dapat menjalin kekerabatan dengan desa yang dituju untuk mengungsi. Selain itu, mereka juga akan lebih mudah mengontrol produk pertanian mereka yang ditinggal mengungsi,” kata Terkelin.
Dia menambahkan, untuk kebutuhan logistik pengungsi akan dipasok oleh Pemda Karo. Selain itu, di setiap posko juga akan didirikan pos kesehatan, sanitasi, serta kebutuhan air bersih. Sementara itu, berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) PVMBG, aktivitas terkini Gunung Sinabung masih sangat tinggi. Sejak pukul 00.00 hingga 18.00 WIB kemarin terekam 41 kali gempa guguran, dua kali gempa Low Frequency, sekali gempa vulkanik dalam, dan tremor secara terus menerus dengan amplitudo 0,5-2 milimeter (mm).
”Untuk hari ini tercatat satu kali kejadian awan panas guguran, namun tidak dapat teramati karena tertutup kabut,” ujar petugas PPGA Arif. Menurutnya, dasar PVMBG merekomendasikan agar penduduk desa-desa itu dievakuasi karena berpotensi terancam terkena dampak langsung baik rentetan awan panas maupun lontaran material bilamana terjadi erupsi eksplosif Gunung Sinabung.
”Kami merekomendasikan itu berdasarkan data pantauan aktivitas Sinabung setiap harinya. Memang terjadi peningkatan gempa yang dapat memicu awan panas dan erupsi. Untuk keselamatan warga, kami merekomendasi kepada pemda, dan hari ini (kemarin) juga langsung dievakuasi untuk menghindar sementara ke tempat lebih aman,” pungkasnya.
Riza pinem
(ars)