Bangkitkan Karya Anak Bangsa lewat re:ON Comics
A
A
A
Berawal dari kekhawatiran karena ketiadaan wadah bagi komikus di Indonesia untuk menjalankan profesinya,Chris mendirikan Caravan Studio pada 2008.
Perusahaan tersebut dibangun pria yang pernah mendapatkan nilai cumclaude dari ITB ini sebagai wadah bagi para ilustrator yang ingin bekerja secara profesional. Pangsa pasarnya adalah klien asal luar negeri. “Karena, Caravan Studio mengerjakan proyek-proyek dari berbagai perusahaan di luar negeri dan diterbitkan di luar negeri pula,” ujar Chris. Pada 2013 Chris bersama dua rekannya, yaitu Andik Prayogo dan Yudha Negara Nyoman, mendirikan re:ON Comics.
“Profesi komikus di Indonesia masih dipandang sebelah mata. Padahal di luar negeri, seorang komikus bisa menjadi miliarder dan selebritas. B anyak komikus di Indonesia yang karyanya bagus, tapi mereka tidak bisa hidup dari karya tersebut,” ungkapnya. Melihat keprihatinan itulah, re:ON Comics lantas didirikan sebagai rumah bagi para komikus agar mereka dapat terus berkarya dan memberikan karya terbaik. Dari sini mereka mendapatkan penghasilan yang bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarga.
“Mereka yang tergabung di re:ON Comics tidak perlu memikirkan pemasaran komik, karena belajar dari pengalaman saya, jika hanya dipasarkan melalui penerbitan yang sama, maka industri komik dan komikus di Indonesia tidak akan berkembang. Dulu saja tidak cukup, bagaimana saat ini yang kebutuhannya semakin meningkat?” ujar penerima penghargaan Lifetime Achievement Award, MNC-TV Animafest 2011. Pemasaran yang dilakukan oleh re:ON Comics berbeda dengan penerbitan komik lain di Indonesia.
“Di sini kami hadir membuat terobosan baru berupa self publishing , terutama untuk komik di Indonesia. Majalah komik yang kami terbitkan merupakan yang pertama di Indonesia,” kata Chris. Chris menambahkan, selain mendapat pemasukan dari majalah komik yang diterbitkan oleh re:ON Comics, para komikus juga memperoleh fee dari tokoh-tokoh komik kreasi mereka yang dijadikan merchandise. Karya mereka pun kerap dipromosikan di luar negeri. Selain cetak, re:ON Comics juga membuat komik versi online.
“Isinya berbeda dengan versi cetak. Yang di online kan gratis, semua bisa baca. Tetapi, merekayangmenulisdimedia online juga tetap kami berikan fee, meskipun tidak sebesar versi cetak,” beber Chris. Saat ini komikus yang telah bergabung dengan re:ON Comics berjumlah sekitar 90 orang. Beberapa nama di antaranya adalah Is Yuniarto, yang salah satu karyanya bercerita tentang wayang dengan judul The Grand Legend Ramayana.
Kemudian, ada komikus asal Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang membuat komik Me vs Big Slacker Baby yang sudah dilirik oleh produser untuk dijadikan film. “Selain itu ada Ockto Baringbing, peraih penghargaan medali perak padaInternational Manga Awards Ke-6 di Jepang tahun 2013. Salah satu tokoh komik yang dibuatnya adalah Galauman,” sebut Chris.
Selain menerbitkan karya-karya komikus, re:ON Comics juga memiliki program re:ON Challenge School, sebuah wadah bagi mereka yang memiliki hobi membuat komik dan komiknya bisa tampil serta di-review oleh para editor.
“Kami tidak hanya menerima kiriman dari calon komikus, tapi juga memberi masukan kepada mereka yang ingin terus mengasah kemampuan dalam membuat komik. Kami pun memberikan workshop gratis kepada mereka yang ingin belajar membuat komik. Itu biasanya dilakukan pada saat kami membuat event ,” jelas pembuat komik “GI Joe Sigma 6” ini.
Robi ardianto
Perusahaan tersebut dibangun pria yang pernah mendapatkan nilai cumclaude dari ITB ini sebagai wadah bagi para ilustrator yang ingin bekerja secara profesional. Pangsa pasarnya adalah klien asal luar negeri. “Karena, Caravan Studio mengerjakan proyek-proyek dari berbagai perusahaan di luar negeri dan diterbitkan di luar negeri pula,” ujar Chris. Pada 2013 Chris bersama dua rekannya, yaitu Andik Prayogo dan Yudha Negara Nyoman, mendirikan re:ON Comics.
“Profesi komikus di Indonesia masih dipandang sebelah mata. Padahal di luar negeri, seorang komikus bisa menjadi miliarder dan selebritas. B anyak komikus di Indonesia yang karyanya bagus, tapi mereka tidak bisa hidup dari karya tersebut,” ungkapnya. Melihat keprihatinan itulah, re:ON Comics lantas didirikan sebagai rumah bagi para komikus agar mereka dapat terus berkarya dan memberikan karya terbaik. Dari sini mereka mendapatkan penghasilan yang bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarga.
“Mereka yang tergabung di re:ON Comics tidak perlu memikirkan pemasaran komik, karena belajar dari pengalaman saya, jika hanya dipasarkan melalui penerbitan yang sama, maka industri komik dan komikus di Indonesia tidak akan berkembang. Dulu saja tidak cukup, bagaimana saat ini yang kebutuhannya semakin meningkat?” ujar penerima penghargaan Lifetime Achievement Award, MNC-TV Animafest 2011. Pemasaran yang dilakukan oleh re:ON Comics berbeda dengan penerbitan komik lain di Indonesia.
“Di sini kami hadir membuat terobosan baru berupa self publishing , terutama untuk komik di Indonesia. Majalah komik yang kami terbitkan merupakan yang pertama di Indonesia,” kata Chris. Chris menambahkan, selain mendapat pemasukan dari majalah komik yang diterbitkan oleh re:ON Comics, para komikus juga memperoleh fee dari tokoh-tokoh komik kreasi mereka yang dijadikan merchandise. Karya mereka pun kerap dipromosikan di luar negeri. Selain cetak, re:ON Comics juga membuat komik versi online.
“Isinya berbeda dengan versi cetak. Yang di online kan gratis, semua bisa baca. Tetapi, merekayangmenulisdimedia online juga tetap kami berikan fee, meskipun tidak sebesar versi cetak,” beber Chris. Saat ini komikus yang telah bergabung dengan re:ON Comics berjumlah sekitar 90 orang. Beberapa nama di antaranya adalah Is Yuniarto, yang salah satu karyanya bercerita tentang wayang dengan judul The Grand Legend Ramayana.
Kemudian, ada komikus asal Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang membuat komik Me vs Big Slacker Baby yang sudah dilirik oleh produser untuk dijadikan film. “Selain itu ada Ockto Baringbing, peraih penghargaan medali perak padaInternational Manga Awards Ke-6 di Jepang tahun 2013. Salah satu tokoh komik yang dibuatnya adalah Galauman,” sebut Chris.
Selain menerbitkan karya-karya komikus, re:ON Comics juga memiliki program re:ON Challenge School, sebuah wadah bagi mereka yang memiliki hobi membuat komik dan komiknya bisa tampil serta di-review oleh para editor.
“Kami tidak hanya menerima kiriman dari calon komikus, tapi juga memberi masukan kepada mereka yang ingin terus mengasah kemampuan dalam membuat komik. Kami pun memberikan workshop gratis kepada mereka yang ingin belajar membuat komik. Itu biasanya dilakukan pada saat kami membuat event ,” jelas pembuat komik “GI Joe Sigma 6” ini.
Robi ardianto
(ars)