Siswi MTs Ciledug Tewas Dibantai
A
A
A
TANGERANG - Siswi MTs Al Islamiyah, Ciledug, Kota Tangerang, tewas dibantai oleh seorang pria di rumahnya. Korban menderita luka gorok pada leher dan perut.
Tak hanya Putri Mariska Sakina alias Fitri, 13, sang kakak bernama Muhammad Rizky, 17, juga mengalami luka serius di bagian leher akibat ditusuk oleh si pelaku. Dia mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Bhakti Asih. Kejadian bermula ketika Rizky dan adiknya kebetulan ada di rumah, Kampung Dukuh RT 3/5, Sudimara Pinang, Ciledug, Tangerang, Minggu (7/6) sore.
Keduanya didatangi seorang pria misterius. Pria tersebut langsung mengincar Fitri yang saat itu hanya berbalut handuk oranye. Korban dihabisi dengan cara ditusuk memakai pisau yang sebelumnya diambil dari dapur.
Melihat adiknya bersimbah darah tak jauh dari kamar mandi, spontan Rizky berteriak. Pelaku yang ternyata masih berada di dalam rumah panik, kemudian menikam Rizky. ”Kakaknya teriak meminta pertolongan. Katanya, ada yang bunuh adiknya,” kata Rita, tetangga korban.
Akibat ditikam pelaku, Rizky mengalami luka pada lehernya. Teriakan korban didengar warga yang kemudian mendatangi rumah tersebut. Pelaku pun langsung melarikan diri. ”Kami belum bisa pastikan apa motifnya,” kata Kapolsek Ciledug Kompol Ali Jonni.
Hal senada juga diungkapkan Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Sutarmo. Pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait pembunuhan itu. Dari informasi di lokasi, diduga pelaku dendam dengan keluarga korban. Tak ada satu pun barang berharga yang hilang. ”Berdoa saja agar motifnya segera terungkap. Rizky mudah-mudahan selamat dari kritis,” ujar Sutarmo.
Usai diautopsi, jenazah Fitri dimakamkan di TPU Lompong, Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, pukul 11.00 WIB, kemarin. Pemakaman disaksikan langsung orang tua korban, Riwan Silaban dan Rahmawati serta puluhan kerabat sekolahnya yang diiringi isak tangis. Teman korban, Rihadatul Aisyah, mengatakan, Fitri dikenal anak yang baik dan perhatian terhadap teman-temannya.
Dia tidak menyangka Fitri akan meninggal dengan cara yang mengenaskan. ”Dia suka bercanda dan care sama semua teman. Yang paling kita kangenin dia suka nyanyinyanyi di kelas. Kita sangat kehilangan dia,” katanya.
Psikolog Universitas Pancasila Aully Grashinta mengungkapkan, pembantaian siswi MTs di Ciledug, Tangerang, terhitung sadis karena korbannya adalah anak di bawah umur yang sangat mungkin tidak bisa melawan. Pada kasus pembunuhan tanpa pencurian apa pun bisa dipastikan motifnya adakah sakit hati atau masalah pribadi lainnya. ”Namun, kepada siapa pelakunya sakit hati itu yang mesti diselidiki. Apakah (sakit hatinya) kepada korban atau orang tuanya,” ungkapnya.
Pada kasus ini kedua korban tidak punya daya untuk melawan. ”Sehingga ada kemungkinan sasaran sebenarnya bukan kedua anak ini. Artinya, mereka hanya sebagai pelampiasan dengan tujuan sasaran lain,” ucapnya.
Beberapa kasus menunjukkan yang memiliki masalah justru orang tua terhadap pelaku. Namun, pelaku tidak secara langsung berbuat kekerasan karena mungkin ada rasa takut nanti bisa melawan. Sementara pada anak-anak di bawah umur, pelaku menjadi lebih berani karena korbannya tidak melawan.
”Pada banyak kasus, pelakunya memang orang yang dikenal korban. Seandainya tak dikenal, mungkin dilakukan orang bayaran atau orang yang disuruh melakukan hal itu,” ungkap Shinta. Sementara itu, pelaku pembunuhan terhadap Muhammad Muin, 27, menyerahkan diri setelah melarikan diri beberapa jam.
Pelaku diketahui tetangga korban yang tega membunuh karena kesal setelah memergoki sang istri sedang berselingkuh dengan juru parkir itu. Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Umar Faroq mengatakan, pelaku berinisial HR, 27, asal Madura, Jawa Timur, ini gelap mata saat melihat istrinya tengah bermesraan dengan korban. ”Pelaku langsung membantai korban dengan 30 luka tusuk,” ujarnya.
Pelaku mengaku tidak berniat melakukan pembunuhan. Pelaku kaget begitu terbangun tidak menemukan sang istri. Saat ditelusuri ternyata SF, 26, sedang berduaan dengan korban.”Motifnya sakit hati karena istri tersangka selingkuh dengan korban di kontrakan itu,” kata Umar.
HR membunuh dengan menggunakan celurit. Pelaku yang kesal secara membabi-buta menyabetkan celurit yang dibawanya kebagian leher, perut, tangan, hingga tubuh korban. Seperti diberitakan, Muin tewas mengenaskan di kamar kontrakannya, di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (7/6).
Denny irawan/ R ratna purnama/ Helmi syarif
Tak hanya Putri Mariska Sakina alias Fitri, 13, sang kakak bernama Muhammad Rizky, 17, juga mengalami luka serius di bagian leher akibat ditusuk oleh si pelaku. Dia mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Bhakti Asih. Kejadian bermula ketika Rizky dan adiknya kebetulan ada di rumah, Kampung Dukuh RT 3/5, Sudimara Pinang, Ciledug, Tangerang, Minggu (7/6) sore.
Keduanya didatangi seorang pria misterius. Pria tersebut langsung mengincar Fitri yang saat itu hanya berbalut handuk oranye. Korban dihabisi dengan cara ditusuk memakai pisau yang sebelumnya diambil dari dapur.
Melihat adiknya bersimbah darah tak jauh dari kamar mandi, spontan Rizky berteriak. Pelaku yang ternyata masih berada di dalam rumah panik, kemudian menikam Rizky. ”Kakaknya teriak meminta pertolongan. Katanya, ada yang bunuh adiknya,” kata Rita, tetangga korban.
Akibat ditikam pelaku, Rizky mengalami luka pada lehernya. Teriakan korban didengar warga yang kemudian mendatangi rumah tersebut. Pelaku pun langsung melarikan diri. ”Kami belum bisa pastikan apa motifnya,” kata Kapolsek Ciledug Kompol Ali Jonni.
Hal senada juga diungkapkan Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Sutarmo. Pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait pembunuhan itu. Dari informasi di lokasi, diduga pelaku dendam dengan keluarga korban. Tak ada satu pun barang berharga yang hilang. ”Berdoa saja agar motifnya segera terungkap. Rizky mudah-mudahan selamat dari kritis,” ujar Sutarmo.
Usai diautopsi, jenazah Fitri dimakamkan di TPU Lompong, Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, pukul 11.00 WIB, kemarin. Pemakaman disaksikan langsung orang tua korban, Riwan Silaban dan Rahmawati serta puluhan kerabat sekolahnya yang diiringi isak tangis. Teman korban, Rihadatul Aisyah, mengatakan, Fitri dikenal anak yang baik dan perhatian terhadap teman-temannya.
Dia tidak menyangka Fitri akan meninggal dengan cara yang mengenaskan. ”Dia suka bercanda dan care sama semua teman. Yang paling kita kangenin dia suka nyanyinyanyi di kelas. Kita sangat kehilangan dia,” katanya.
Psikolog Universitas Pancasila Aully Grashinta mengungkapkan, pembantaian siswi MTs di Ciledug, Tangerang, terhitung sadis karena korbannya adalah anak di bawah umur yang sangat mungkin tidak bisa melawan. Pada kasus pembunuhan tanpa pencurian apa pun bisa dipastikan motifnya adakah sakit hati atau masalah pribadi lainnya. ”Namun, kepada siapa pelakunya sakit hati itu yang mesti diselidiki. Apakah (sakit hatinya) kepada korban atau orang tuanya,” ungkapnya.
Pada kasus ini kedua korban tidak punya daya untuk melawan. ”Sehingga ada kemungkinan sasaran sebenarnya bukan kedua anak ini. Artinya, mereka hanya sebagai pelampiasan dengan tujuan sasaran lain,” ucapnya.
Beberapa kasus menunjukkan yang memiliki masalah justru orang tua terhadap pelaku. Namun, pelaku tidak secara langsung berbuat kekerasan karena mungkin ada rasa takut nanti bisa melawan. Sementara pada anak-anak di bawah umur, pelaku menjadi lebih berani karena korbannya tidak melawan.
”Pada banyak kasus, pelakunya memang orang yang dikenal korban. Seandainya tak dikenal, mungkin dilakukan orang bayaran atau orang yang disuruh melakukan hal itu,” ungkap Shinta. Sementara itu, pelaku pembunuhan terhadap Muhammad Muin, 27, menyerahkan diri setelah melarikan diri beberapa jam.
Pelaku diketahui tetangga korban yang tega membunuh karena kesal setelah memergoki sang istri sedang berselingkuh dengan juru parkir itu. Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Umar Faroq mengatakan, pelaku berinisial HR, 27, asal Madura, Jawa Timur, ini gelap mata saat melihat istrinya tengah bermesraan dengan korban. ”Pelaku langsung membantai korban dengan 30 luka tusuk,” ujarnya.
Pelaku mengaku tidak berniat melakukan pembunuhan. Pelaku kaget begitu terbangun tidak menemukan sang istri. Saat ditelusuri ternyata SF, 26, sedang berduaan dengan korban.”Motifnya sakit hati karena istri tersangka selingkuh dengan korban di kontrakan itu,” kata Umar.
HR membunuh dengan menggunakan celurit. Pelaku yang kesal secara membabi-buta menyabetkan celurit yang dibawanya kebagian leher, perut, tangan, hingga tubuh korban. Seperti diberitakan, Muin tewas mengenaskan di kamar kontrakannya, di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (7/6).
Denny irawan/ R ratna purnama/ Helmi syarif
(bhr)