Sumbangkan Rp1,3 Triliun, Pilih Jadi Biksu Jain
A
A
A
Raja plastik India, Bhanwarlal Raghunath Doshi, menyumbangkan seluruh kekayaannya senilai USD100 juta (Rp1,3 triliun) setelah bergabung menjadi biksu Jain.
Dengan melepaskan seluruh kehidupan dunia, Doshi resmi menjadi murid ke-108 dari Shri Gunratna Surishwarji Maharaj. ”Menjalani diksha (penyucian) tidaklah mudah. Kehidupan seorang biksu Jain seperti cangkang keong yang tidak bisa dilukis warna apa pun,” kata Surishwarji Maharaj dikutip Huffington Post .
Jain atau Jainisme merupakan agama darma yang mengajarkan penaklukan kodrat syahwati dalam kehidupan manusia. Agama tersebut dianut sekitar 8 juta orang, terutama di India. Para penganut Jainisme biasanya termasuk golongan menengah ke atas. Dengan status biksu Jain, Doshi memiliki keunikan. Dia seorang pria yang memiliki keluarga, kaya raya, dan terpandang di masyarakat.
Langkah frontal Doshi itu awalnya mendapatkan perlawanan dari keluarganya. Namun, sikap keras kepala dan kebulatan tekad menjadikan pihak keluarga mengizinkan Doshi mewujudkan citacitanya menjadi biksu. Putra Doshi, Rohit yang meraih gelar master bisnis dari Inggris, mengungkapkan ayahnya selalu mengajarkan bahwa pendidikan anakanaknya tidak akan digunakan.
Menurut Rohit, ayahnya sangat percaya jalan paling mulai adalah moksa (tingkat kehidupan lepas dari duniawi). ”Dia (Doshi) ingin menempuh diksha sejak tiga tahun lalu. Tapi, keluarga menolaknya,” tutur Rohit kepada Mirror. ”Tapi, ayah selalu memaksa untuk mencari diksha . Dia membutuhkan waktu tiga tahun untuk membujuk kita. Kita bangga pada ayah,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, kebanggaan dan penghormatan yang diperoleh Doshi saat mengumumkan menjadi biksu merupakan hal yang telah dipercayanya sejak lama. Times of India melaporkan penobatan Doshi menjadi biksu dilaksanakan di Ahmedabad Education Society, Gujarat, India pada Minggu (7/6) lalu.
Acara penyucian atau diksha itu dihadiri para pemimpin spiritual Jain dan para pengusaha. Sebanyak 3.000 pekerja dan 200 penjaga keamanan yang dipekerjakan dalam acara tersebut. Prosesi tersebut juga diramaikan dengan karnaval sepanjang tujuh kilometer yang menghadirkan banyak musisi, parade gajah dan unta. Acara itu digelar selama tiga hari.
Acara monumental itu dihadiri sekitar 150.000 orang, termasuk 7.000 orang dari luar kota. Sebanyak 500 kamar hotel untuk menampung mereka. Total biaya yang dikeluarkan mencapai USD16 juta (Rp121 miliar). Doshi menjadi miliarder dari nol. Pada 1970-an Doshi menolak bergabung dengan bisnis tekstil yang didirikan ayahnya. Dia justru meminjam uang ayahnya sebenar 30.000 rupee (Rp6,2 juta) untuk memulai bisnis perdagangan plastik.
Salah satu kesuksesan dalam prinsip kehidupannya adalah berusaha sekeras mungkin menghemat biaya ekonominya. Gaya hidup Doshi juga sangat sederhana. Dia lebih suka mengenakan pakaian sederhana. Dia juga sering berjalan tanpa alas kaki.
Arvin
Dengan melepaskan seluruh kehidupan dunia, Doshi resmi menjadi murid ke-108 dari Shri Gunratna Surishwarji Maharaj. ”Menjalani diksha (penyucian) tidaklah mudah. Kehidupan seorang biksu Jain seperti cangkang keong yang tidak bisa dilukis warna apa pun,” kata Surishwarji Maharaj dikutip Huffington Post .
Jain atau Jainisme merupakan agama darma yang mengajarkan penaklukan kodrat syahwati dalam kehidupan manusia. Agama tersebut dianut sekitar 8 juta orang, terutama di India. Para penganut Jainisme biasanya termasuk golongan menengah ke atas. Dengan status biksu Jain, Doshi memiliki keunikan. Dia seorang pria yang memiliki keluarga, kaya raya, dan terpandang di masyarakat.
Langkah frontal Doshi itu awalnya mendapatkan perlawanan dari keluarganya. Namun, sikap keras kepala dan kebulatan tekad menjadikan pihak keluarga mengizinkan Doshi mewujudkan citacitanya menjadi biksu. Putra Doshi, Rohit yang meraih gelar master bisnis dari Inggris, mengungkapkan ayahnya selalu mengajarkan bahwa pendidikan anakanaknya tidak akan digunakan.
Menurut Rohit, ayahnya sangat percaya jalan paling mulai adalah moksa (tingkat kehidupan lepas dari duniawi). ”Dia (Doshi) ingin menempuh diksha sejak tiga tahun lalu. Tapi, keluarga menolaknya,” tutur Rohit kepada Mirror. ”Tapi, ayah selalu memaksa untuk mencari diksha . Dia membutuhkan waktu tiga tahun untuk membujuk kita. Kita bangga pada ayah,” imbuhnya.
Dia mengungkapkan, kebanggaan dan penghormatan yang diperoleh Doshi saat mengumumkan menjadi biksu merupakan hal yang telah dipercayanya sejak lama. Times of India melaporkan penobatan Doshi menjadi biksu dilaksanakan di Ahmedabad Education Society, Gujarat, India pada Minggu (7/6) lalu.
Acara penyucian atau diksha itu dihadiri para pemimpin spiritual Jain dan para pengusaha. Sebanyak 3.000 pekerja dan 200 penjaga keamanan yang dipekerjakan dalam acara tersebut. Prosesi tersebut juga diramaikan dengan karnaval sepanjang tujuh kilometer yang menghadirkan banyak musisi, parade gajah dan unta. Acara itu digelar selama tiga hari.
Acara monumental itu dihadiri sekitar 150.000 orang, termasuk 7.000 orang dari luar kota. Sebanyak 500 kamar hotel untuk menampung mereka. Total biaya yang dikeluarkan mencapai USD16 juta (Rp121 miliar). Doshi menjadi miliarder dari nol. Pada 1970-an Doshi menolak bergabung dengan bisnis tekstil yang didirikan ayahnya. Dia justru meminjam uang ayahnya sebenar 30.000 rupee (Rp6,2 juta) untuk memulai bisnis perdagangan plastik.
Salah satu kesuksesan dalam prinsip kehidupannya adalah berusaha sekeras mungkin menghemat biaya ekonominya. Gaya hidup Doshi juga sangat sederhana. Dia lebih suka mengenakan pakaian sederhana. Dia juga sering berjalan tanpa alas kaki.
Arvin
(ftr)