Sistem Pemilihan Rois Syuriah Keputusan Munas NU

Selasa, 09 Juni 2015 - 01:00 WIB
Sistem Pemilihan Rois...
Sistem Pemilihan Rois Syuriah Keputusan Munas NU
A A A
SURABAYA - Wacana penolakkan sistem pemilihan Rois Syuriah yang menggunakan Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) menuai penolakkan dari kalangan pengurus cabang dan wilayah jelang Muktamar NU ke-33.

Namun menurut Ketua Tanfidziyah PBNU Said Aqil Siroj sistem ini sudah menjadi keputusan Musyawarah Nasional (Munas) di Wonosobo, beberapa waktu lalu.

"Itu sudah menjadi keputusan Munas PBNU atas dasar rapat pleno di Wonosobo. Jauh sebelum ada geliat Muktamar," kata Said ketika menanggapi sistem pemilihan Rois Syuriah di Surabaya, Senin (8/6/2015).

Namun demikian, Said enggan mengomentari lebih jauh terkait sistem AHWA dalam pemilihan Rois Syuriah tersebut.

Dikatakan, itu adalah domain dari Rois Syuriah. Bahkan, Said juga tidak akan menerima laporan dari cabang maupun wilayah terkait persoalan AHWA ini.

"Bukan domain Tanfidziah itu domain Syuriah. Jadi bukan saya yang akan menjawab itu. Saya tidak akan menerima laporan tentang AHWA. Itu laporannya ke Syuriah," kilahnya.

Terkait Muktamar 33 di Jombang, Said mengaku siap maju lagi sebagai ketua Tanfidziah. Ia mengaku jika dipercaya lagi untuk memegang jabatan tersebut maka siap untuk maju. "Kalau dipercaya lagi siap. Di NU ini khan pengabdian. Secara materi nggak ada apa-apa," katanya.

Ia juga enggan menyebut siapa saingan terberat dalam maju sebagai Ketua Umum PBNU di Muktamar 33 Jombang pada Agustus 2015 mendatang.

Menurutnya, semua kandidat yang muncul adalah terbaik untuk NU. Selain itu, Said juga tidak menyebut akan gandeng dengan siapa dalam posisi Rois Syuriah PBNU mendatang. "Nggak ada saingannya. Semua kader dan nggak ada paket-paketan," kilahnya.

Namun kedepan, lanjutnya, Ketua PBNU harus memiliki wawasan yang luas melihat kondisi saat ini. Ketua NU kedepan harus memahami situasi di era Globalisasi dan Liberalisasi ini, Ketua Umum PBNU harus punya penglihatan dan orientasi yang tajam. "Bagaimana NU tidak larut dalam era-era itu tapi mewarnai," pungkasnya.

PILIHAN:

Legenda Meriam Ki Amuk, Jelmaan Prajurit Demak yang Dikutuk

PBNU Minta Pemerintah Tegas Soal Prostitusi Online

PBNU Tanggapi Polemik Baca Alquran Gunakan Langgam Jawa
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3385 seconds (0.1#10.140)