Siswa Akan Diwajibkan Membaca Buku
A
A
A
JAKARTA - Budaya literasi Indonesia ternyata terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti Programme for International Student Assesment (PISA).
Pemerintah pun akan membuat peraturan untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia. Salah satunya mewajibkan siswa membaca buku 20 menit sebelum jam belajar dimulai. Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud Yeyen Maryani mengatakan, hasil penelitian PISA 2012 di bidang literasi atau kemampuan membaca dan menulis menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara.
Menurut dia, budaya masyarakat di Tanah Air lebih sering menonton daripada membaca, apalagi menulis. Dia sangat menyayangkan hasil ini karena literasi menjadi penentu daya saing bangsa. ”Kita mengakui adanya penelitian PISA itu. Makanya tahun ini kita buat kebijakan gerakan membaca dan menulis. Pak Menteri akan terbitkan permen (peraturan menteri) yang mewajibkan siswa membaca 20 menit sebelum kelas dimulai,” tandas Yeyen pada seminar politik bahasa di Jakarta kemarin.
PISA yang melakukan penelitian setiap tiga tahun sekali itu menunjukkan bahwa skor ujian literasi matematika pelajar Indonesia adalah 375 dan berada di peringkat ke-64. Skor literasi membaca 396 ada pada peringkat ke-61 dan skor literasi sains 382 di peringkat ke- 64.
Yeyen mengatakan, selain permen kewajiban membaca di kelas, pihaknya juga akan mengadakan gerakan membaca dan menulis di 30 unit teknis badan bahasa di daerah. Gerakan ini akan melibatkan guru, siswa, dan mahasiswa. Sebagai pilot project, badan bahasa juga sedang berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk membuat perpustakaan di dalam kelas.
Dengan adanya koleksi buku di dalam kelas, siswa akan semakin mudah membaca. Keduanya menargetkan dalam satu tahun setiap siswa bisa membaca 5-10 buku. ”Gerakan membaca dan menulis ini sebagai motivasi bagi masyarakat untuk lebih mencintai dan membiasakan membaca dan menulis,” paparnya.
Director of School Global Sevilla Robertinus Budi Setiono menyambut baik rencana kewajiban membaca yang dilansir Kemendikbud meski faktanya sejak 2008 sekolahnya sudah mewajibkan siswanya membaca buku pada pukul 7.30-7.50 WIB. Pihaknya juga sudah membuat program Drop Everything and Read (Dear) agar semua anak membaca segala sesuatu dari 50 buku yang disediakan di kelas masing-masing.
Buku yang disediakan seperti buku pembentukan karakter atau cerita yang menginspirasi. Robert mengatakan, setiap siswa juga diwajibkan membuat laporan perihal sudah membaca buku apa dan tentang apa.
Neneng zubaidah
Pemerintah pun akan membuat peraturan untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia. Salah satunya mewajibkan siswa membaca buku 20 menit sebelum jam belajar dimulai. Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud Yeyen Maryani mengatakan, hasil penelitian PISA 2012 di bidang literasi atau kemampuan membaca dan menulis menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-64 dari 65 negara.
Menurut dia, budaya masyarakat di Tanah Air lebih sering menonton daripada membaca, apalagi menulis. Dia sangat menyayangkan hasil ini karena literasi menjadi penentu daya saing bangsa. ”Kita mengakui adanya penelitian PISA itu. Makanya tahun ini kita buat kebijakan gerakan membaca dan menulis. Pak Menteri akan terbitkan permen (peraturan menteri) yang mewajibkan siswa membaca 20 menit sebelum kelas dimulai,” tandas Yeyen pada seminar politik bahasa di Jakarta kemarin.
PISA yang melakukan penelitian setiap tiga tahun sekali itu menunjukkan bahwa skor ujian literasi matematika pelajar Indonesia adalah 375 dan berada di peringkat ke-64. Skor literasi membaca 396 ada pada peringkat ke-61 dan skor literasi sains 382 di peringkat ke- 64.
Yeyen mengatakan, selain permen kewajiban membaca di kelas, pihaknya juga akan mengadakan gerakan membaca dan menulis di 30 unit teknis badan bahasa di daerah. Gerakan ini akan melibatkan guru, siswa, dan mahasiswa. Sebagai pilot project, badan bahasa juga sedang berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk membuat perpustakaan di dalam kelas.
Dengan adanya koleksi buku di dalam kelas, siswa akan semakin mudah membaca. Keduanya menargetkan dalam satu tahun setiap siswa bisa membaca 5-10 buku. ”Gerakan membaca dan menulis ini sebagai motivasi bagi masyarakat untuk lebih mencintai dan membiasakan membaca dan menulis,” paparnya.
Director of School Global Sevilla Robertinus Budi Setiono menyambut baik rencana kewajiban membaca yang dilansir Kemendikbud meski faktanya sejak 2008 sekolahnya sudah mewajibkan siswanya membaca buku pada pukul 7.30-7.50 WIB. Pihaknya juga sudah membuat program Drop Everything and Read (Dear) agar semua anak membaca segala sesuatu dari 50 buku yang disediakan di kelas masing-masing.
Buku yang disediakan seperti buku pembentukan karakter atau cerita yang menginspirasi. Robert mengatakan, setiap siswa juga diwajibkan membuat laporan perihal sudah membaca buku apa dan tentang apa.
Neneng zubaidah
(ftr)