Akik dan Perhiasan Emas Zaman Majapahit Dipamerkan

Jum'at, 05 Juni 2015 - 09:05 WIB
Akik dan Perhiasan Emas...
Akik dan Perhiasan Emas Zaman Majapahit Dipamerkan
A A A
MOJOKERTO - Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCP) Provinsi Jatim di Trowulan, Mojokerto, memamerkan ratusan benda purbakala kemarin. Fantastis, karena benda yang dipamerkan itu adalah milik petinggi kerajaan yang terbuat dari emas.

Sedikitnya 218 benda berbahan emas dari 60 jenis dipamerkan BPCB. Namun, benda-benda itu ditunjukkan secara tertutup hanya khusus untuk media. Pameran tertutup itu digelar di ruang Kepala BPCP Jatim, Aris Soviyani. Selama ini, benda-benda bersejarah bernilai tinggi tersebut hanya disimpan dengan alasan keamanan.

Peninggalan emas berbagai bentuk itu dibeber oleh sejumlah petugas BPCB di meja kayu dengan alas kain hitam. Satu demi satu koleksi kemudian diletakkan di kain yang dibeber di lantai dan ditata oleh petugas. Tampak beragam koleksi mulai perhiasan emas seperti anting, kancing baju, kalung, dan lainnya. Kemudian, peninggalan berbentuk lempengan dengan berbagai wujud seperti gambar sapi, naga, kurakura dan lainnya.

Sementara peninggalan lainnya berupa lempengan. Aris Soviyani, mengatakan, benda-benda berbahan emas itu tidak hanya ditemukan di Mojokerto yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Menurutnya, benda-benda tersebut juga hasil temuan di beberapa daerah di Jatim seperti Jombang, Banyuwangi, Trenggalek, Pasuruan, dan daerah lainnya.

”Memang terbanyak sekitar 75% ditemukan di Mojokerto yang merupakan peninggalan Majapahit,” ucap Aris. Diperkirakan, benda-benda tersebut dibuat pada abad 12 dan 13. Menurut Aris, selain diduga perhiasan milik petinggi kerajaan, benda yang dipamerkan ini adalah sejumlah peralatan peribadatan. Selain benda berbahan emas, terdapat batu mulia seperti batu akik dan miniatur patung Buddha juga dipamerkan.

”Benda-benda ini tak pernah dipamerkan untuk khalayak umum. Sejak ditemukan, belum pernah ditunjukkan,” ujar Aris. Terhitung sejak dirinya bekerja di BPCP Jatim di Trowulan 23 tahun silam, benda-benda tersebut hanya disimpan di brankas. Dia berharap, pameran kepada awak media itu untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa BPCB masih menyimpan benda-benda yang merupakan temuan masyarakat dan para arkeolog dalam sejumlah penelitian itu.

”Masih kita simpan dengan aman. Pada saatnya nanti masyarakat umum bisa melihat langsung,” ucapnya. Rencananya, koleksi benda kuno berbahan emas mulai 16 karat, 18 karat, dan 22 karat tersebut bakal dipamerkan untuk umum jika pembangunan museum selesai. Sayang, dia belum memastikan kapan museum itu selesai dibangun.

Sementara Kepala Kelompok Kerja Dokumentasi BPCB Trowulan, Misa Demitawati, mengatakan, tidak semua benda bisa ditelusuri sejarahnya. Itu terkait sejarah penemuan sendiri. ”Misalnya di candi, akan mudah ditelusuri sejarahnya dengan melihat masa candi itu dibuat. Kalau temuan lepas akan sulit ditelusuri,” ujar Misa.

Tritus julan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0752 seconds (0.1#10.140)