Ical-Agung Disarankan Patuhi Islah Khusus
A
A
A
JAKARTA - Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical) hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bali dan Agung Laksono hasil Munas Ancol Jakarta, disarankan menjalani kesepakatan islah khusus yang diinisiasi Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK).
Hal demikian dikatakan pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. "Jangan ngotot-ngotot terus," ujar Emrus saat dihubungi Sindonews, Selasa 2 Juni 2015.
Sebab kata Emrus, jika kedua kubu tidak menjalankan islah khusus itu, para kader Golkar yang menjadi calon kepala daerah yang dirugikan. "Jangan terlalu egois kedua kubu," imbuhnya.
Dilanjutkannya, kader Golkar di daerah memiliki mayoritas hak suara. "Egoisme faksi harus mereka kesampingkan, harus bersatu demi pilkada, jika tidak ingin kader di daerah jadi korban," pungkasnya.
Seperti diketahui, kubu Ical dan Agung Laksono telah menandatangani empat poin kesepakatan islah khusus menghadapi pilkada di rumah dinas JK, Jakarta, Sabtu 30 Mei 2015.
Hal demikian dikatakan pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. "Jangan ngotot-ngotot terus," ujar Emrus saat dihubungi Sindonews, Selasa 2 Juni 2015.
Sebab kata Emrus, jika kedua kubu tidak menjalankan islah khusus itu, para kader Golkar yang menjadi calon kepala daerah yang dirugikan. "Jangan terlalu egois kedua kubu," imbuhnya.
Dilanjutkannya, kader Golkar di daerah memiliki mayoritas hak suara. "Egoisme faksi harus mereka kesampingkan, harus bersatu demi pilkada, jika tidak ingin kader di daerah jadi korban," pungkasnya.
Seperti diketahui, kubu Ical dan Agung Laksono telah menandatangani empat poin kesepakatan islah khusus menghadapi pilkada di rumah dinas JK, Jakarta, Sabtu 30 Mei 2015.
(maf)