Serang Sipir, Sembilan Tahanan Lapas Sibolga Kabur
A
A
A
SIBOLGA - Sembilan tahanan Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Klas IIA Sibolga, Sumatera Utara, melarikan diri setelah mengeroyok sipir yang bertugas seorang diri di pintu utama, kemarin sekitar pukul 16.00 WIB.
Kesembilannya kabur tanpa melakukan penyamaran apa pun, murni menyerang sipir bernama Franky yang sedang berjaga seorang diri. Saat itu rekannya bertugas, Dedi Irawan, pergi untuk membeli makanan. Walau berjaga seorang diri, menurut Kepala Lapas Klas IIA Sibolga, Sardiaman Purba, tidak ada kelalaian petugasnya terkait pelarian kesembilan tahanan itu.
”Sebab seluruh tahanan kabur dengan cara menyerang petugas jaga. Tiga di antara tahanan yang kabur berhasil ditangkap beberapa saat kemudian dan sisanya masih dalam perburuan petugas,” katanya menjawab KORAN SINDO via telepon seluler, kemarin. Dia mengakui, di Lapas Sibolga terdapat tiga pintu masuk menuju lokasi tahanan.
Kesemuanya berhasil diterobos para tahanan ini lewat aksi penyerangan kepada para petugas jaga. Mereka pun membuka sendiri pintu-pintu lapas dan kemudian mengambil langkah seribu. Menurut dia, kesembilan tahanan berasal dari kasus narkoba dan pencurian. Tidak ada terkait kasus pembunuhan. ”Kami bersama petugas kepolisian berupaya membawa kembali tahanan yang masih kabur ke lapas,” katanya.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tapteng, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Boni Sirait mengatakan, tigadiantaratahan yang kabur berhasil ditangkap petugas yang dibantu personel Satuan Lalu Lintas (Lantas) Polres Tapteng. ”Anggota masih di lapangan untuk melakukan penangkapan,” katanya.
Kepala Satuan (Kasat) Lantas Polres Tapteng, Ajun Komisaris Polisi (AKP) M Syafi’i mengatakan, hingga tadi malam personelnya ikut mengejar para tahanan tersebut. ”Cuma saya belum dapat laporan detail dari anggota, nanti saya kabari. Kami menggelar razia di beberapa titik jalan yang diduga akan dilalui para tahanan tersebut,” ucapnya.
Sementara Juru Bicara Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) Sumatera Utara (Sumut) Hasran Sapawi mengatakan, mereka sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengejar tahanan yang kabur. Selain itu, mereka juga mengevaluasi pengamanan di Lapas Sibolga.
”Kami baru dapat laporan ini, tapi kami akan terus koordinasi dan menurunkan tim ke sana untuk melihat langsung,” tuturnya. Menurut dia, bisanya para tahanan itu kabur dengan mudah tak lepas dari minimnya sipir berjaga sehingga para tahanan bisa melawan. ”Minimnya petugas ini memang sudah menjadi masalah kompleks. Ditambah dengan kondisi ruang tahanan yang kelebihan kapasitas,” katanya.
Terpisah, Anggota Komisi A DPRD Sumut Sarma Hutajulu mengatakan, dewan sudah pernah melakukan kunjungan kerja ke lapas itu. Permasalahannya diakui sudah sangat kompleks dan butuh penanganan cepat sehingga itu menjadi kewenangan dari Kemenkumham.
Saat Komisi A berada di lapas tersebut ternyata warga binaannya sudah tiga kali lipat dari kapasitas seharusnya. Kondisi tersebut diperparah dengan jumlah petugas yang minim sehingga tidak sebanding dengan penghuni lapas. Situasisepertiinitentusangat berbahaya dan mudah dibaca para narapidana sehingga tidak heran banyak kejadian tahanan kabur serta melawan petugas.
Sebab mereka sudah mengetahui persis bagaimana kekuatan penjagaan dan pengawasan yang lemah di lapas tersebut. ”Saya pikir Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly sudah berkunjung juga ke beberapa lapas dan mengetahui detil persoalannya. Kita berharap ini bisa segera teratasi, karena intinya hanya di soal anggaran dari pemerintah pusat,” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Jhonny simatupang/ panggabean hasibuan
Kesembilannya kabur tanpa melakukan penyamaran apa pun, murni menyerang sipir bernama Franky yang sedang berjaga seorang diri. Saat itu rekannya bertugas, Dedi Irawan, pergi untuk membeli makanan. Walau berjaga seorang diri, menurut Kepala Lapas Klas IIA Sibolga, Sardiaman Purba, tidak ada kelalaian petugasnya terkait pelarian kesembilan tahanan itu.
”Sebab seluruh tahanan kabur dengan cara menyerang petugas jaga. Tiga di antara tahanan yang kabur berhasil ditangkap beberapa saat kemudian dan sisanya masih dalam perburuan petugas,” katanya menjawab KORAN SINDO via telepon seluler, kemarin. Dia mengakui, di Lapas Sibolga terdapat tiga pintu masuk menuju lokasi tahanan.
Kesemuanya berhasil diterobos para tahanan ini lewat aksi penyerangan kepada para petugas jaga. Mereka pun membuka sendiri pintu-pintu lapas dan kemudian mengambil langkah seribu. Menurut dia, kesembilan tahanan berasal dari kasus narkoba dan pencurian. Tidak ada terkait kasus pembunuhan. ”Kami bersama petugas kepolisian berupaya membawa kembali tahanan yang masih kabur ke lapas,” katanya.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tapteng, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Boni Sirait mengatakan, tigadiantaratahan yang kabur berhasil ditangkap petugas yang dibantu personel Satuan Lalu Lintas (Lantas) Polres Tapteng. ”Anggota masih di lapangan untuk melakukan penangkapan,” katanya.
Kepala Satuan (Kasat) Lantas Polres Tapteng, Ajun Komisaris Polisi (AKP) M Syafi’i mengatakan, hingga tadi malam personelnya ikut mengejar para tahanan tersebut. ”Cuma saya belum dapat laporan detail dari anggota, nanti saya kabari. Kami menggelar razia di beberapa titik jalan yang diduga akan dilalui para tahanan tersebut,” ucapnya.
Sementara Juru Bicara Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) Sumatera Utara (Sumut) Hasran Sapawi mengatakan, mereka sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengejar tahanan yang kabur. Selain itu, mereka juga mengevaluasi pengamanan di Lapas Sibolga.
”Kami baru dapat laporan ini, tapi kami akan terus koordinasi dan menurunkan tim ke sana untuk melihat langsung,” tuturnya. Menurut dia, bisanya para tahanan itu kabur dengan mudah tak lepas dari minimnya sipir berjaga sehingga para tahanan bisa melawan. ”Minimnya petugas ini memang sudah menjadi masalah kompleks. Ditambah dengan kondisi ruang tahanan yang kelebihan kapasitas,” katanya.
Terpisah, Anggota Komisi A DPRD Sumut Sarma Hutajulu mengatakan, dewan sudah pernah melakukan kunjungan kerja ke lapas itu. Permasalahannya diakui sudah sangat kompleks dan butuh penanganan cepat sehingga itu menjadi kewenangan dari Kemenkumham.
Saat Komisi A berada di lapas tersebut ternyata warga binaannya sudah tiga kali lipat dari kapasitas seharusnya. Kondisi tersebut diperparah dengan jumlah petugas yang minim sehingga tidak sebanding dengan penghuni lapas. Situasisepertiinitentusangat berbahaya dan mudah dibaca para narapidana sehingga tidak heran banyak kejadian tahanan kabur serta melawan petugas.
Sebab mereka sudah mengetahui persis bagaimana kekuatan penjagaan dan pengawasan yang lemah di lapas tersebut. ”Saya pikir Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly sudah berkunjung juga ke beberapa lapas dan mengetahui detil persoalannya. Kita berharap ini bisa segera teratasi, karena intinya hanya di soal anggaran dari pemerintah pusat,” kata politikus PDI Perjuangan itu.
Jhonny simatupang/ panggabean hasibuan
(bbg)