12 Ponpes Siap Tampung Pengungsi Rohingya

Kamis, 28 Mei 2015 - 11:27 WIB
12 Ponpes Siap Tampung Pengungsi Rohingya
12 Ponpes Siap Tampung Pengungsi Rohingya
A A A
MAGELANG - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan sedikitnya 12 pondok pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat siap menampung pengungsi Rohingya, terutama anak-anak yang hidup sebatang kara lantaran terpisah dari orang tua dan familinya.

”Berdasarkan pendataan di lapangan, anak-anak pengungsi Rohingya banyak yang menjadi yatim-piatu dan terpisah dari keluarga besarnya,” katanya seusai menjadi pembicara pada khataman putri di Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Desa Wonosari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jateng, kemarin. Menurut dia, 12 pondok pesantren yang siap menampung tersebut antara lain Pondok Pesantren di Malang, Pasuruan, Bojonegoro, Jatim, dan Sukabumi, Jabar.

”Pesantren merupakan tempat penampungan yang dirasa cukup kondusif dan efektif bagi anak-anak tersebut,” ucapnya. Menurut dia, untuk kebutuhan penempatan kembali para pengungsi Rohingya diperlukan waktu selama satu tahun. Setelah satu tahun, pihaknya mendorong komunitas internasional untuk bertanggung jawab terhadap nasib para pengungsi itu, seperti PBB.

”Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Indonesia saja, melainkan juga tanggung jawab dunia,” ujarnya. Dia menuturkan, dari 1.250- an pengungsi Rohingya, banyak yang terpisah dari anggota keluarganya, misalnya istri berada di Aceh dan suami mengungsi di Malaysia. Dia mengungkapkan, Kementerian Sosial berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk membicarakan reunifikasi atau penyatuan kembali para pengungsi ke keluarganya.

”Menlu Indonesia nantinya akan berkomunikasi dengan Menlu Malaysia mengenai hal ini,” tambahnya. Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab Tempuran Said Asrori mengatakan, pihaknya siap untuk menampung anak-anak pengungsi Rohingya. Pondok pesantren yang dikelolanya mampu menampung 500 santri. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pondok pesantren agar menampung pengungsi anak dari Rohingya yang ditinggal orang tuanya.

”Khusus anak-anak yang terpisah dari orang tuanya atau bahkan orang tuanya sudah meninggal, pondok pesantren siap menampung mereka,” katanya. Dia menuturkan, banyak anak yang kehilangan orang tuanya selama mereka berada di perahu yang berminggu-minggu, maka mereka akan ditampung di pondok pesantren untuk mendapatkan pendidikan.

”Anak-anak yatim-piatu itu kita didik di pondok pesantren, karena pendidikan itu hak mereka,” katanya. Dia menambahkan, pengungsi Rohingya tetap menjadi konsentrasi pemerintah Indonesia untuk menyantuni mereka. ”Jadi kebijakan presiden, pemerintah Indonesia jelas ketika mereka sudah masuk wilayah Tanah Air maka demi kemanusiaan kita harus menyantuni mereka sebagai pengungsi,” katanya.

Alfian faizal/ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4567 seconds (0.1#10.140)