Kebangkitan Nasional dan Kemandirian Data Center

Senin, 25 Mei 2015 - 10:29 WIB
Kebangkitan Nasional dan Kemandirian Data Center
Kebangkitan Nasional dan Kemandirian Data Center
A A A
Sebagai negara dengan tingkat populasi ke-4 tertinggi di dunia dengan kepadatan lebih dari 124/km2, Indonesia merupakan pengguna internet ke-13 yang terbesar di dunia dan yang pertama di Asia Tenggara, serta urutan ke-4 sebagai pengguna Facebook terbanyak di dunia.

Dengan banyaknya pengguna seperti itu maka sewajarnya bila adanya minat investasi untuk membuka berbagai peluang yang berhubungan dengan jaringan dan prasarana pendukungnya lainnya, seperti adanya data center yang luas dan memadai. Sayangnya, hal ini kurang mendapatkan perhatian yang seharusnya.

Dengan pengguna internet terbesar di antara negara ASEAN, yaitu 74.600.000 pengguna, Singapura 9.132.000 dan Malaysia 20.100.000 pengguna, adalah suatu ironi bila jumlah luasan data center komersial sebesar 30.000 m2, masih kecil bila dibandingkan dengan Singapura dengan luas 250.000 m2 dan Malaysia dengan luas 100.000 m2 walaupun pengguna internet mereka masih jauh lebih kecil dari kita.

Sebetulnya apa guna data center dan untuk apa diadakan di negara kita? Seperti namanya, data center berfungsi sebagai pusat penyimpanan berbagai jenis data secara digital, dari data yang biasa saja hingga data yang sangat strategis dan sensitif. Data center sendiri digolongkan menjadi empat golongan yang disebut dengan tier dan tiap tier memiliki syarat-syarat sendiri yang meliputi dari fasilitas gedung hingga keamanan.

Sayangnya pasar data center di Indonesia tidak mendukung, banyak sekali perusahaan yang beroperasi di Indonesia, baik perusahaan nasional maupun multinasional, yang harus menyimpan datanya di data center yang berlokasi di luar seperti di Singapura. Bahkan, salah satu perusahaan BUMN bidang telekomunikasi yang terbesar di Indonesia pun membuat data center- nya di Singapura.

Salah satu faktor alasannya adalah kurang percayanya perusahaan di Indonesia yang terhadap kemampuan dan reliabilitas teknologi bangsa sendiri, termasuk di dalamnya penyediaan data center yang memenuhi standar persyaratan yang tinggi. Seperti yang dijelaskan di atas, data center menyimpan berbagai macam dan jenis data digital dari data yang biasa saja hingga yang strategis dan sensitif.

Contoh perusahaan yang membutuhkan data center untuk menyimpan data mereka yang sensitif adalah perbankan. Bank–termasuk Bank Indonesia– butuh data center tier 4. Sayang hingga saat ini belum ada penyedia data center di Indonesia yang mampu memenuhi syarat-syarat tersebut. Bagaimana bila data tersebut disalahgunakan? Tentu akan dapat mengganggu dan mengacaukan ekonomi negara.

Rupanya tidak hanya perusahaan yang menggunakan data center, negara sendiri pun menggunakan data center untuk menyimpan data-data negara seperti informasi penduduk, dokumen-dokumen, dan berbagai macam data negara yang sangat sensitif dan rahasia lainnya. Uniknya, beberapa bulan terakhir ditemukan bahwa data KTP atau kependudukan Indonesia diletakkan di sebuah data center yang berlokasi di Belanda.

Sungguh aneh data penduduk dari seluruh wilayah Republik Indonesia disimpan di luar wilayah Republik Indonesia. Kalau kita selalu bicara mengenai Kebangkitan Nasional, maka untuk titik ini sudah jelas kita harus bangkit. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, walaupun sekarang dunia ini semakin tanpa batas atau lebih dikenal sebagai borderless , penyediaan data center yang reliable dan memadai di dalam negeri saat ini haruslah dijadikan prioritas utama di Indonesia.

Pemerintah haruslah memfasilitasi dengan peraturan yang mendukung penyediaan data center di Indonesia, baik peraturan untuk mempermudah investasi, perpajakan maupun keharusan perusahaan yang beroperasi di Indonesia untuk menyimpan data mereka di dalam negeri.

Dengan adanya perwujudan sebuah kemandirian dalam penyediaan penyimpanan data atau data center , ekspansi penyediaan data center akan berkembang dengan pesat dan ini akan menyediakan sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk bangkit dan menjadi pilihan pertama dalam penyediaan data center di Asia dan bahkan dunia, mengingat bahwa Asia memegang peran penting dalam penyediaan dan pengguna Internet di dunia.

Arian Junio Winanto
Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3912 seconds (0.1#10.140)