Alami atau Pengaruh Lingkungan? Manusia Kembar Memiliki Jawaban
A
A
A
Apakah kita produk gen atau lingkungan? Pertanyaan ini telah diteliti secara komprehensif dalam analisis studi manusia kembar dalam 50 tahun terakhir.
Melalui studi yang dipublikasikan pekan ini, tim internasional termasuk para peneliti Australia menunjukkan perkembangan sifat manusia dipengaruhi oleh gen dan lingkungan, masingmasing hampir 50:50. Temuan yang dipublikasikan di Nature Genetics itu berdasarkan review 2.748studimelibatkan 14 juta manusia kembar dari 39 negara.
Manusia kembar dengan rentang usia mulai 18 hingga 64 tahun itu dilibatkan dalam berbagai studi. Salah satu penulis pertama studi itu, Dr Beben Benyamin, di Queensland Brain Institute, menjelaskan pemahaman lama bahwa genetika memengaruhi hampir semua sifat manusia.
”Tapi, tetap ada sejumlah kontroversi dan perbedaan pendapat tentang seberapa banyak variasi (dalam sifat-sifat) itu karena genetika dan seberapa banyak pengaruh lingkungan,” kata Beben yang merupakan warga negara Indonesia yang sudah beberapa tahun tinggal di Australia. Dia mengungkapkan, tim, termasukpara penelitiasalBelandadanAmerika Serikat (AS), mempelajari semua studi tentang manusia kembar yang telah diterbitkan untuk menjawab teka-teki ini.
Beben menjelaskan, meski manusia kembar identik secara genetika sama, kembar non-identik memiliki 50% kesamaan DNA mereka. Para peneliti mampu menentukan kontribusigenetikadanlingkunganterhadap sifat seseorang dengan mengukur seberapa mirip berbagai sifat antara manusia kembar identik dan nonidentik.
”Jika sifat itu genetik, maka Anda akan memperkirakan kembar identik akan memiliki lebih banyak kemiripan dibandingkan kembar non-identik. Semakin mirip kembar identik dibandingkankembarnon- identik, makakita dapat menyimpulkan sifat itu sebagian besar karena faktor genetik,” ujar Beben, alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu, dikutip situs ABC.net.au.
Gen atau Lingkungan
Pengaruh genetika rata-rata sebesar 49% untuk semua sifat, adapun lingkungan mencakup 51%. ”Kami tercengang, nilainya sangat mendekati setengah,” tutur pria asal Rajapolah, Tasikmalaya itu. Meski demikian, dia memaparkan, ini merupakan rata-rata persentase dan beberapa sifat lebih banyak atau kurang dipengaruhi oleh gen. Misalnya, skizofrenia itu 70% hasil pengaruh genetika dan 30% lingkungan.
Adapun, nilai-nilai sosial terbentuk oleh sekitar 30% genetik dan 70% faktor sosio ekonomi seperti pendidikan dan tempat orang tinggal. Dari lebih 2.000 studi, 10 sifat yang paling banyak diteliti adalah fungsi kepribadian dan temperamen, fungsi pemeliharaan berat badan, fungsi metabolisme umum, episode depresi, fungsi kognitif level tertinggi, kelainan etik, mental, dan kelainan perilaku karena alkohol, gangguan kecemasan; kelainan perilaku, mental, dan berat badan karena penggunaan tembakau.
Para peneliti menemukan hampir 70% dampak gen pada sifat adalah bahan tambahan. Ini berarti, ratusan gen terlibat dalam sifat. Seperti berat badan, setiap gen memiliki dampak kumulatif kecil. ”Jadi contohnya dalam berat badan, satu gen mungkin menambah satu sentimeter, gen selanjutnya setengah sentimeter,” kata Beben.
Temuan ini memiliki implikasi pada desain studi pemetaan gen, yang menurut Beben, memungkinkan para peneliti mengadopsi pemodelan yang tepat. ”Kendati beberapa penemuan telah dilaporkan sebelumnya, perbedaan dengan studi kami ada pada skala,” ujar Beben.
”Kami secara komprehensif meninjau kembali semua dalam literatur studi manusia kembar dan kami temukan semuanya dapat diwariskan, tapi derajat seberapa banyak genetika berkontribusi, bervariasi antara berbagai sifat dan fenotipe,” ujar Beben.
Syarifudin
Melalui studi yang dipublikasikan pekan ini, tim internasional termasuk para peneliti Australia menunjukkan perkembangan sifat manusia dipengaruhi oleh gen dan lingkungan, masingmasing hampir 50:50. Temuan yang dipublikasikan di Nature Genetics itu berdasarkan review 2.748studimelibatkan 14 juta manusia kembar dari 39 negara.
Manusia kembar dengan rentang usia mulai 18 hingga 64 tahun itu dilibatkan dalam berbagai studi. Salah satu penulis pertama studi itu, Dr Beben Benyamin, di Queensland Brain Institute, menjelaskan pemahaman lama bahwa genetika memengaruhi hampir semua sifat manusia.
”Tapi, tetap ada sejumlah kontroversi dan perbedaan pendapat tentang seberapa banyak variasi (dalam sifat-sifat) itu karena genetika dan seberapa banyak pengaruh lingkungan,” kata Beben yang merupakan warga negara Indonesia yang sudah beberapa tahun tinggal di Australia. Dia mengungkapkan, tim, termasukpara penelitiasalBelandadanAmerika Serikat (AS), mempelajari semua studi tentang manusia kembar yang telah diterbitkan untuk menjawab teka-teki ini.
Beben menjelaskan, meski manusia kembar identik secara genetika sama, kembar non-identik memiliki 50% kesamaan DNA mereka. Para peneliti mampu menentukan kontribusigenetikadanlingkunganterhadap sifat seseorang dengan mengukur seberapa mirip berbagai sifat antara manusia kembar identik dan nonidentik.
”Jika sifat itu genetik, maka Anda akan memperkirakan kembar identik akan memiliki lebih banyak kemiripan dibandingkan kembar non-identik. Semakin mirip kembar identik dibandingkankembarnon- identik, makakita dapat menyimpulkan sifat itu sebagian besar karena faktor genetik,” ujar Beben, alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu, dikutip situs ABC.net.au.
Gen atau Lingkungan
Pengaruh genetika rata-rata sebesar 49% untuk semua sifat, adapun lingkungan mencakup 51%. ”Kami tercengang, nilainya sangat mendekati setengah,” tutur pria asal Rajapolah, Tasikmalaya itu. Meski demikian, dia memaparkan, ini merupakan rata-rata persentase dan beberapa sifat lebih banyak atau kurang dipengaruhi oleh gen. Misalnya, skizofrenia itu 70% hasil pengaruh genetika dan 30% lingkungan.
Adapun, nilai-nilai sosial terbentuk oleh sekitar 30% genetik dan 70% faktor sosio ekonomi seperti pendidikan dan tempat orang tinggal. Dari lebih 2.000 studi, 10 sifat yang paling banyak diteliti adalah fungsi kepribadian dan temperamen, fungsi pemeliharaan berat badan, fungsi metabolisme umum, episode depresi, fungsi kognitif level tertinggi, kelainan etik, mental, dan kelainan perilaku karena alkohol, gangguan kecemasan; kelainan perilaku, mental, dan berat badan karena penggunaan tembakau.
Para peneliti menemukan hampir 70% dampak gen pada sifat adalah bahan tambahan. Ini berarti, ratusan gen terlibat dalam sifat. Seperti berat badan, setiap gen memiliki dampak kumulatif kecil. ”Jadi contohnya dalam berat badan, satu gen mungkin menambah satu sentimeter, gen selanjutnya setengah sentimeter,” kata Beben.
Temuan ini memiliki implikasi pada desain studi pemetaan gen, yang menurut Beben, memungkinkan para peneliti mengadopsi pemodelan yang tepat. ”Kendati beberapa penemuan telah dilaporkan sebelumnya, perbedaan dengan studi kami ada pada skala,” ujar Beben.
”Kami secara komprehensif meninjau kembali semua dalam literatur studi manusia kembar dan kami temukan semuanya dapat diwariskan, tapi derajat seberapa banyak genetika berkontribusi, bervariasi antara berbagai sifat dan fenotipe,” ujar Beben.
Syarifudin
(bbg)