Tawuran Warga, Perjalanan KA Terganggu

Jum'at, 22 Mei 2015 - 10:41 WIB
Tawuran Warga, Perjalanan KA Terganggu
Tawuran Warga, Perjalanan KA Terganggu
A A A
JAKARTA - Tawuran antarwarga pecah di kawasan Jalan I Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, Jakarta Timur, kemarin sekitar pukul 01.00-03.00 WIB.

Dua kubu yang terlibat tawuran saling lempar batu, petasan, hingga panah rakitan. Polisi yang datang serta menembakkan gas air mata juga tidak digubris. Tawuran tetap berjalan. Hal ini menyebabkan perjalanan 22 kereta api (KA) jarak jauh terlambat. Kondisi juga berimbas pada operasional kereta rel listrik (KRL) Commuter Line relasi Bekasi-Jakarta Kota.

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta Bambang S Prayitno mengatakan, keterlambatan tersebut karena ada penutupan seluruh perlintasan KA antara Stasiun Klender-Cipinang. Seluruh rangkaian KA dari arah barat ataupun timur antara pukul 00.52-05.00 WIB tidak dapat melintas.

”Karena ada tawuran ini, kami menghentikan perjalanan KA untuk keamanan dan keselamatan penumpang dari aksi pelemparan. Selain itu, jalur KA juga tidak steril karena dipenuhi massa sehingga tidak memungkinkan untuk dilewati,” katanya kemarin. Puluhan rangkaian KA mengalami kelambatan hingga di atas 100 menit dari waktu yang dijadwalkan.

Kejadian tersebut pun berimbas pada keterlambatan keberangkatan KA mulai pukul 05.00-09.00 WIB. Executive Vice President PT KAI Daop 1 Jakarta Apriyono Wedi Chresnanto mengatakan, kejadian tersebut sangat merugikan, khususnya masyarakat pengguna jasa KA.

Dia pun meminta polisi menindak seluruh pelaku tawuran sehingga peristiwa yang menyebabkan puluhan rangkaian KA telat tidak terulang lagi. ”Kami menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan perjalanan KA ini dan semoga masyarakat sekitar lokasi dapat memahami bahwa tawuran sangat merugikan semua pihak,” tandasnya.

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan, tawuran menyebabkan sejumlah lapak pedagang kali lima dan rumah warga rusak. Bambang pun meminta seluruh warga tidak mudah terprovokasi. Upaya antisipasi tawuran sebenarnya sudah dilakukan, tapi tetap saja masih terjadi. Tawuran antarwarga di kawasan tersebut sering terjadi meski tidak sebesar dini hari kemarin.

Bambang mengimbau seluruh tokoh masyarakat, pemuka agama, atau elemen lainnya untuk membiarkan jika ada warganya yang tertangkap. Dengan penahanan terhadap warga yang terlibat tawuran, diharapkan dapat menimbulkan efek jera.

”Awas saja jika ada yang menjamin pelaku tawuran dibebaskan seperti RT, RW, tokoh agama, atau warga sekitar. Jika ada yang menjamin, itu sudah pasti orang yang tidak ingin wilayahnya bebas dari pertikaian,” tegasnya.

Ridwansyah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4015 seconds (0.1#10.140)