Korut Sempurnakan Misil Nuklir
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengklaim berhasil menyempurnakan teknologi militer untuk membuat hulu ledak senjata nuklir.
Klaim Pyongyang tersebut setelah mereka berhasil meluncurkan misil balistik dari kapal selam (SLBM). Pengumuman itu disampaikan bertepatan dengan pembatalan kunjungan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon di Korut. Selain itu, klaim Korut itu juga sebagai pembalasan atas kecaman Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry terhadap Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un.
Komisi Pertahanan Nasional (NDC) Korut menyatakan mereka sudah sejak lama melakukan penelitian, pembuatan miniatur, dan pengembangan diversifikasi dengan berbagai cara untuk membuat hulu ledak nuklir. ”Kita juga mencapai tahap di mana keakuratan terbaik dapat dijamin. Hulu ledak nuklir itu bukan hanya misil jarak pendek dan menengah, tetapi juga misil jarak jauh,” demikian keterangan NDC, dilansir kantor berita Korut, KCNA .
NDC juga menyinggung tentang kesuksesan uji coba SLBM. Mereka mengungkapkan uji coba tersebut menunjukkan kemampuan tertinggi Korut dalam mengembangkan kekuatan dan strategi serangan nuklir. ”AS dan kroninya tidak boleh memandang rendah kemampuan kita dalam memperkuat kemampuan pertahanan,” klaim NDC.
Klaim kemampuan membuat miniatur hulu ledak nuklir Korut tersebut bukan hanya memicu keprihatinan dan kewaspadaan Washington, Seoul, dan Tokyo, tetapi juga Beijing. Jika tudingan tersebut memang benar, kemampuan misil nuklir Korut bukan hanya menjangkau semenanjung Korea semata, tetapi juga dapat menjangkau wilayah Jepang hingga AS.
Selama ini Korut kerap menguji coba KN-08 atau Hwaseong-13 - misil berdaya ledak nuklir. Washington tidak terkejut dengan pembuatan miniatur misil nuklir Korut. Para pejabat militer AS membenarkan kemampuan Pyongyang tersebut. Jenderal Curtis Scaparrotti, komandan militer AS di Korea, mengungkapkan Korut memang memiliki kemampuan untuk miniaturisasi misil nuklir.
Hal senada juga diungkapkan Laksamana Bill Gortney, Komandan Komando Pertahanan Wilayah Udara Amerika Utara. ”Pyongyang bisa meletakkan misil pada mobil pengangkut dan menembakkannya ke AS,” ujar Gortney kepada CNN . Dia percaya pertahanan AS mampu mencegat potensi serangan Korut.
Pada Januari lalu, Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan mereka percaya kemampuan Korut untuk membuat miniatur hulu ledak nuklir mencapai tingkatan yang signifikan. Seoul mengungkapkan mereka terus memantau kemampuan dan teknologi nuklir Pyongyang.
Berbagai langkah juga dilakukan Seoul sebagai upaya untuk mewaspadai berbagai ancaman Pyongyang seperti latihan perang dan mendapatkan jaminan keamanan AS. Sementara itu, beberapa analis mengaku skeptis dengan kemampuan teknologi nuklir Pyongyang. ”Ada banyak perbedaan antara pernyataan mereka (Korut) dan realitas operasional di lapangan,” ujar Daniel Pinkston, peneliti senior International Crisis Group kepada AFP.
Dia mengungkapkan, beberapa klaim Pyongyang cenderung dibesar- besarkan. Cho Han-bum, analis di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional, menuturkan, Pyongyang tidak memiliki dana untuk menyempurnakan teknologi membuat miniatur hulu ledak nuklir. ”Saya pikir klaim (Pyongyang) sangat sulit dipercaya,” katanya.
Hal berbeda diungkapkan Dan Albright, mantan pengawas nuklir PBB. Dia mengutarakan, Pyongyang memiliki 10 hingga 15 senjata nuklir. ”Jumlah senjata nuklir Korut dapat bertambah,” kata Albright. Kemampuan nuklir Korut dipastikan bisa menjangkau Korsel dan Jepang.
Sementara itu, pengumuman NDC tersebut hanya beberapa jam setelah Ban mengungkapkan kunjungannya ke zona industri Kaesong di Korut dibatalkan tanpa penjelasan. Seharusnya Ban berkunjung pada hari ini ke Kaesong dan menjadi sekjen PBB yang pertama menginjakkan kaki pertama di Korut setelah 20 tahun. Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali pernah berkunjung ke Korut pada 1993. ”Keputusan Pyongyang sangat mengecewakan,” kata Ban yang juga mantan menteri luar negeri Korsel.
Klaim Pyongyang tersebut juga terkait kecaman John Kerry terhadap pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un pada Senin (18/5) lalu. Kerry mengungkapkan kepemimpinan Kim itu ”tidak masuk akal” dan ”mengerikan” karena mengeksekusi para pejabat tinggi.
”Kim Jong-un akan terus mengembangkan senjata nuklir dan misil balistik, melanggar janji dan membuat ancaman, serta melanggar hukum internasional,” sebut Kerry.
Andika hendra m
Klaim Pyongyang tersebut setelah mereka berhasil meluncurkan misil balistik dari kapal selam (SLBM). Pengumuman itu disampaikan bertepatan dengan pembatalan kunjungan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon di Korut. Selain itu, klaim Korut itu juga sebagai pembalasan atas kecaman Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry terhadap Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un.
Komisi Pertahanan Nasional (NDC) Korut menyatakan mereka sudah sejak lama melakukan penelitian, pembuatan miniatur, dan pengembangan diversifikasi dengan berbagai cara untuk membuat hulu ledak nuklir. ”Kita juga mencapai tahap di mana keakuratan terbaik dapat dijamin. Hulu ledak nuklir itu bukan hanya misil jarak pendek dan menengah, tetapi juga misil jarak jauh,” demikian keterangan NDC, dilansir kantor berita Korut, KCNA .
NDC juga menyinggung tentang kesuksesan uji coba SLBM. Mereka mengungkapkan uji coba tersebut menunjukkan kemampuan tertinggi Korut dalam mengembangkan kekuatan dan strategi serangan nuklir. ”AS dan kroninya tidak boleh memandang rendah kemampuan kita dalam memperkuat kemampuan pertahanan,” klaim NDC.
Klaim kemampuan membuat miniatur hulu ledak nuklir Korut tersebut bukan hanya memicu keprihatinan dan kewaspadaan Washington, Seoul, dan Tokyo, tetapi juga Beijing. Jika tudingan tersebut memang benar, kemampuan misil nuklir Korut bukan hanya menjangkau semenanjung Korea semata, tetapi juga dapat menjangkau wilayah Jepang hingga AS.
Selama ini Korut kerap menguji coba KN-08 atau Hwaseong-13 - misil berdaya ledak nuklir. Washington tidak terkejut dengan pembuatan miniatur misil nuklir Korut. Para pejabat militer AS membenarkan kemampuan Pyongyang tersebut. Jenderal Curtis Scaparrotti, komandan militer AS di Korea, mengungkapkan Korut memang memiliki kemampuan untuk miniaturisasi misil nuklir.
Hal senada juga diungkapkan Laksamana Bill Gortney, Komandan Komando Pertahanan Wilayah Udara Amerika Utara. ”Pyongyang bisa meletakkan misil pada mobil pengangkut dan menembakkannya ke AS,” ujar Gortney kepada CNN . Dia percaya pertahanan AS mampu mencegat potensi serangan Korut.
Pada Januari lalu, Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan mereka percaya kemampuan Korut untuk membuat miniatur hulu ledak nuklir mencapai tingkatan yang signifikan. Seoul mengungkapkan mereka terus memantau kemampuan dan teknologi nuklir Pyongyang.
Berbagai langkah juga dilakukan Seoul sebagai upaya untuk mewaspadai berbagai ancaman Pyongyang seperti latihan perang dan mendapatkan jaminan keamanan AS. Sementara itu, beberapa analis mengaku skeptis dengan kemampuan teknologi nuklir Pyongyang. ”Ada banyak perbedaan antara pernyataan mereka (Korut) dan realitas operasional di lapangan,” ujar Daniel Pinkston, peneliti senior International Crisis Group kepada AFP.
Dia mengungkapkan, beberapa klaim Pyongyang cenderung dibesar- besarkan. Cho Han-bum, analis di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional, menuturkan, Pyongyang tidak memiliki dana untuk menyempurnakan teknologi membuat miniatur hulu ledak nuklir. ”Saya pikir klaim (Pyongyang) sangat sulit dipercaya,” katanya.
Hal berbeda diungkapkan Dan Albright, mantan pengawas nuklir PBB. Dia mengutarakan, Pyongyang memiliki 10 hingga 15 senjata nuklir. ”Jumlah senjata nuklir Korut dapat bertambah,” kata Albright. Kemampuan nuklir Korut dipastikan bisa menjangkau Korsel dan Jepang.
Sementara itu, pengumuman NDC tersebut hanya beberapa jam setelah Ban mengungkapkan kunjungannya ke zona industri Kaesong di Korut dibatalkan tanpa penjelasan. Seharusnya Ban berkunjung pada hari ini ke Kaesong dan menjadi sekjen PBB yang pertama menginjakkan kaki pertama di Korut setelah 20 tahun. Sekjen PBB Boutros Boutros-Ghali pernah berkunjung ke Korut pada 1993. ”Keputusan Pyongyang sangat mengecewakan,” kata Ban yang juga mantan menteri luar negeri Korsel.
Klaim Pyongyang tersebut juga terkait kecaman John Kerry terhadap pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un pada Senin (18/5) lalu. Kerry mengungkapkan kepemimpinan Kim itu ”tidak masuk akal” dan ”mengerikan” karena mengeksekusi para pejabat tinggi.
”Kim Jong-un akan terus mengembangkan senjata nuklir dan misil balistik, melanggar janji dan membuat ancaman, serta melanggar hukum internasional,” sebut Kerry.
Andika hendra m
(ftr)