Moh Limo Solusi Menuju Indonesia Emas
A
A
A
JAKARTA - Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ 165 mendeklarasikan gerakan Moh Limo (M5) untuk menuju Indonesia Emas 2020 di Gedung Granada Ballroom, Menara 165, Jakarta, kemarin.
Ketua Forum Komunikasi Alumni ESQ Ary Ginanjar Agustian mengatakan, deklarasi M5 ini bagian dari gerakan revolusi mental untuk para generasi muda. Hal ini dinilai perlu karena saat ini banyak di antara generasi muda yang mentalnya sudah melenceng. Moh Limo merupakan falsafah yang diajarkan Sunan Ampel di Jawa beberapa abad lalu.
Ajaran tersebut berupa komitmen moral untuk menjauhkan diri dari lima hal tercela. Adapun bunyi deklarasi nasional Moh Limo kemarin, pertama , moh madat atau tidak mau mengisap candu, ganja, narkoba, dan lain-lain. Kedua , moh ngombe atau tidak mau minum-minuman keras atau mabuk-mabukan. Ketiga , moh maling atau tidak mau mencuri atau berbuat korup.
Keempat, moh main atau tidak mau berjudi, dan kelima adalah moh madon atau tidak mau terlibat pergaulan bebas atau perzinaan. “Deklarasi M5 ini bukan hanya milik orang Jawa, tapi milik semua. Deklarasi ini menjawab masalah yang terjadi hari ini. Kita akan lanjutkan ke kampus dan sekolah-sekolah. Targetnya lima tahun harapan kita menjadi keyakinan dan value,” tutur Ary dalam sambutannya.
Dia juga mengharapkan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat membantu dengan melakukan kegiatan yang sama. “Ini demi terbangunnya karakter bangsa dan untuk menyelamatkan generasi emas Indonesia masa depan,” paparnya. Deklarasi M5 ini dihadiri sejumlahtokohyangjugaalumni ESQ, di antaranya Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, mantan Ketua PSSI Djohar Arifin, dan beberapa tokoh serta artis.
Perwakilan dari 28 koordinator wilayah ESQ dari seluruh Indonesia termasuk juga dari luar negeri seperti Malaysia turut hadir dalam acara ini. MenkoPolhukamTedjoEdhy Purdijatno mengatakan, program ESQ ini sejalan dengan program yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni revolusi mental. “Apabila spirit ini disebarkan di masyarakat, akan bagus untuk memperbaiki mental masyarakat,” ujar alumnus ESQ 10 tahun lalu itu.
Hal yang sama diungkapkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Menurutnya gerakan menyelamatkan generasi muda melalui M5 itu akan dijadikan program nyata di Bandung. “Saya akan terjemahkan menjadi program agar tidak hanya menjadi kampanye verbal saja, tapi ada program yang terstruktur,” ujarnya. Menurutnya, permasalahan terbesar bangsa sekarang ada pada sumber daya manusia, terutama kalangan anak muda.
“Banyak kalangan muda terjerumus pada narkoba, ini yang harus diperbaiki,” paparnya. Adapun Bupati Banyuwangi Azhar Anas mengatakan, apabilaingin membentuk smart city, yakni program pembangunan kota yang saat ini banyak digalakkan pemerintah di daerah, lebih dulu diperlukan smart people. “Smart city tidak bisa diwujudkan tanpa smart people. Pembangunan daerah itu dimulai dengan membangun sumber daya manusianya. Akan percuma alam yang kaya jika tidak bisa dikelola dengan baik,” sebutnya.
Hasyim ashari
Ketua Forum Komunikasi Alumni ESQ Ary Ginanjar Agustian mengatakan, deklarasi M5 ini bagian dari gerakan revolusi mental untuk para generasi muda. Hal ini dinilai perlu karena saat ini banyak di antara generasi muda yang mentalnya sudah melenceng. Moh Limo merupakan falsafah yang diajarkan Sunan Ampel di Jawa beberapa abad lalu.
Ajaran tersebut berupa komitmen moral untuk menjauhkan diri dari lima hal tercela. Adapun bunyi deklarasi nasional Moh Limo kemarin, pertama , moh madat atau tidak mau mengisap candu, ganja, narkoba, dan lain-lain. Kedua , moh ngombe atau tidak mau minum-minuman keras atau mabuk-mabukan. Ketiga , moh maling atau tidak mau mencuri atau berbuat korup.
Keempat, moh main atau tidak mau berjudi, dan kelima adalah moh madon atau tidak mau terlibat pergaulan bebas atau perzinaan. “Deklarasi M5 ini bukan hanya milik orang Jawa, tapi milik semua. Deklarasi ini menjawab masalah yang terjadi hari ini. Kita akan lanjutkan ke kampus dan sekolah-sekolah. Targetnya lima tahun harapan kita menjadi keyakinan dan value,” tutur Ary dalam sambutannya.
Dia juga mengharapkan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat membantu dengan melakukan kegiatan yang sama. “Ini demi terbangunnya karakter bangsa dan untuk menyelamatkan generasi emas Indonesia masa depan,” paparnya. Deklarasi M5 ini dihadiri sejumlahtokohyangjugaalumni ESQ, di antaranya Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, mantan Ketua PSSI Djohar Arifin, dan beberapa tokoh serta artis.
Perwakilan dari 28 koordinator wilayah ESQ dari seluruh Indonesia termasuk juga dari luar negeri seperti Malaysia turut hadir dalam acara ini. MenkoPolhukamTedjoEdhy Purdijatno mengatakan, program ESQ ini sejalan dengan program yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni revolusi mental. “Apabila spirit ini disebarkan di masyarakat, akan bagus untuk memperbaiki mental masyarakat,” ujar alumnus ESQ 10 tahun lalu itu.
Hal yang sama diungkapkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Menurutnya gerakan menyelamatkan generasi muda melalui M5 itu akan dijadikan program nyata di Bandung. “Saya akan terjemahkan menjadi program agar tidak hanya menjadi kampanye verbal saja, tapi ada program yang terstruktur,” ujarnya. Menurutnya, permasalahan terbesar bangsa sekarang ada pada sumber daya manusia, terutama kalangan anak muda.
“Banyak kalangan muda terjerumus pada narkoba, ini yang harus diperbaiki,” paparnya. Adapun Bupati Banyuwangi Azhar Anas mengatakan, apabilaingin membentuk smart city, yakni program pembangunan kota yang saat ini banyak digalakkan pemerintah di daerah, lebih dulu diperlukan smart people. “Smart city tidak bisa diwujudkan tanpa smart people. Pembangunan daerah itu dimulai dengan membangun sumber daya manusianya. Akan percuma alam yang kaya jika tidak bisa dikelola dengan baik,” sebutnya.
Hasyim ashari
(bbg)