Jenazah Migran Dilempar ke Laut

Jum'at, 15 Mei 2015 - 09:07 WIB
Jenazah Migran Dilempar ke Laut
Jenazah Migran Dilempar ke Laut
A A A
BANGKOK - Ratusan migran asal Myanmar hingga kemarin masih tertahan di laut. Mereka sudah berminggu- minggu di tengah laut dan tidak bisa menepi di Perairan Andaman, Thailand.

Mereka tidak memiliki stok makanan dan minuman. Karena rasa putus asa, di antara mereka bahkan ada yang meminum air urinenya sendiri. Perahu yang membawa 350 orang warga etnis Rohingya tersebut ditolak kehadirannya untuk memasuki wilayah Thailand. Kepada BBC, beberapa orang yang menjadi korban perdagangan manusia ini mengatakan, para awak kapal meninggalkan mereka dan merusak mesin kapal.

Mereka mengatakan, sedikitnya 10 orang tewas dan jasadnya dilempar ke laut. Beberapa ribu orang diyakini masih berada di lautan pada wilayah perairan Thailand dan Malaysia. Kebanyakan dari mereka adalah warga muslim etnis Rohingya yang tak dapat kembali lagi ke Myanmar karena status kewarganegaraan mereka tidak diakui Pemerintah Myanmar dan sering mendapatkan penganiayaan.

Jonathan Head, koresponden BBC di Thailand, melaporkan, ini pemandangan yang penuh keputusasaan. Orangorang di atas kapal berteriak minta tolong agar diberi makan dan minum. ”Terdapat banyak wanita dan anak di kapal pencari ikan yang sudah usang,” tutur Jonathan.

”Kami dapat melihat di sini orang-orang meminum air seninya sendiri dari botol. Kami memberi mereka botol-botol berisi air minum, semua yang kami punya,” katanya. Untuk melindungi tubuh mereka dari sengatan matahari, mereka membentangkan selimut di atas kapal sebab suhu udara di sekitar perairan mencapai 34 derajat Celsius.

Para pengungsi mengatakan, kapal mereka ditinggalkan para anak buah kapal dan dijangkarkan di dekat perairan perbatasan Thailand dan Malaysia. Pada Rabu malam perahu nelayan Thailand menemukan perahu yang terdampar. Mereka kemudian menariknya menuju perairan Malaysia.

Setelah itu kapal mereka kembali ditarik menuju perairan Thailand. Di sana pihak Angkatan Laut Thailand telah menunggu. Sebanyak 350 migran, di antaranya 50 wanita dan 84 anak, telah berada di lautan selama dua bulan. Pemerintah Thailand menerapkan tindakan keras untuk membongkar jaringan perdagangan manusia sejak ditemukan puluhan jenazah di tempat penampungan di jalur yang biasa digunakan untuk menyelundupkan manusia.

Organisasi Migran Internasional (IMO) mengatakan, terdapat sekitar 8.000 orang migran asal Myanmar dan Bangladesh yang masih terdampar di lautan. Sejak Pemerintah Thailand mengumumkan perlawanan terhadap penyelundupan manusia, para oknum penyelundup mencari jalur baru agar dapat melakukan aksinya.

Juru Bicara Militer Thailand Werachon Sukhondhapatipak kepada Reuters, mengatakan, Pemerintah Thailand, Indonesia, dan Malaysia akan terus mengusir perahu-perahu ini. Tiga pemerintahan negara tersebut sepakat tidak menerima kehadiran para manusia perahu.

Pada Minggu dan Senin (11/5), lebih dari 2.000 migran berhasil mencapai wilayah Indonesia atau Malaysia. Mereka menempuh perjalanan laut berminggu-minggu dari Bangladesh atau Myanmar melalui Teluk Benggala menuju Thailand atau sekitarnya.

Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6562 seconds (0.1#10.140)