Trisula Barca Kian Menakutkan
A
A
A
MUNICH - Tiga serangkai Barcelona, Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar, kembali tebar pesona di Allianz Arena, markas Bayern Muenchen, pada leg kedua semifinal Liga Champions dini hari kemarin. Bermodal trisula tersebut, Barcelona menatap tiga gelar musim ini.
Permainan segitiga antara Messi, Suarez, dan Neymar (MSN) membuat Barcelona mampu mencuri dua gol ke gawang Bayern. Neymar kali ini yang mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-15, dan ke-29 setelah memanfaatkan assists Suarez yang diawali operan dari Messi.
Alhasil, tiga gol tuan rumah melalui Mehdi Benatia (7), Robert Lewandowski (59), dan Thomas Mueller (74) tak mampu membendung laju El Azulgrana, julukan Barcelona, ke final yang akan digelar di Olympiastadion, Berlin, 6 Juni mendatang. Messi dkk unggul agregat 5-3 setelah pada leg pertama berpesta 3-0 di Camp Nou, pekan lalu.
Sayang, kekalahan dini hari kemarin gagal membawa Barcelona melanjutkan tren delapan kemenangan beruntun di semua kompetisi musim ini. Itu juga menjadi kekalahan pertama klub Katalan tersebut dari 19 laga terakhir. Biar begitu, Barcelona tetap mampu menjaga asa mengulangi pencapaian terbaik kala meraih treble winners pada 2008/2009.
Selain berpotensi kampiun Liga Champions musim ini, El Azulgrana juga masih menguasai puncak klasemen Primera Liga dengan keunggulan empat poin dari Real Madrid dan akan melakoni final Copa del Rey kontra Athletic Bilbao, Sabtu (30/5). Trio MSN memang menjadi kombinasi yang sangat mematikan di lini serang Barcelona.
Dua gol Neymar di Allianz Arena membuat dirinya kini mengoleksi sembilan gol di Liga Champions, selisih satu dari Messi yang duduk di puncak manusia tersubur pada kompetisi tersebut. Sementara Suarez sudah mengemas enam gol. Total, sudah 114 gol disumbang ketiganya untuk Barcelona di seluruh kompetisi musim ini.
Jumlah itu menjadi rekor klub, plus ditambah 27 assists dari Messi, Suarez mengemas 16, dan Neymar enam. Di usia Suarez, 28, Messi, 27, dan Neymar, 23, yang masih dalam periode emas, ketiganya masih berpotensi menjadi trisula menakutkan yang mampu mencetak 100 gol lebih dalam satu musim di masa mendatang. Pelatih Barcelona Luis Enrique pun yakin akan hal tersebut.
”Ketiganya (Messi, Suarez, Neymar) punya banyak poin positif dalam kualitas individual. Namun, mereka tidak egois, dan terus saling oper satu sama lain yang membuat lawan kesulitan menghentikan mereka. Ketiganya punya solidaritas kuat,” tutur Enrique yang menjalani musim debutnya di Barcelona, dikutip Marca . Trio MSN kini berambisi menampilkan performa serupa pada laga final.
Namun, ada dua yang memiliki motivasi ekstra. Pertama tidak lain adalah Messi. Bersaing dengan andalan Real Madrid Cristiano Ronaldo, Messi membutuhkan tambahan angka demi merebut gelar top skor musim ini dan status pemain tersubur sepanjang masa Piala/Liga Champions. Kedua adalah Neymar.
Dia sudah mengikuti jejak Fernando Morientes (2003/2004) dengan selalu menciptakan gol pada dua laga perempat final dan semifinal Liga Champions. Kini dia berambisi menjadi pemain pertama yang merobek gawang lawan di lima pertandingan terakhir menuju takhta.
Jika berhasil melakukannya, Neymar bakal bersanding bersama Ronald Koeman, Samuel Eto’o, Juliano Belletti, David Villa, PedroRodriguez, danMessi sebagai penyumbang gol Barcelona di laga puncak Piala/Liga Champions. Faktor mendukung Barcelona untuk memenangkan gelar musim ini yakni Pelatih Bayern Pep Guardiola. Sejak memulai karier kepelatihandileveltertinggi pada 2008/2009, Guardiola mampu memenangkan dua edisi ajang antarklub paling bergengsi Eropa tersebut.
Jika gagal kampiun, sang juara lahir setelah menyingkirkan tim asuhannya. Fenomena itu berlangsung di enam musim terakhir, minus satu kampanye ketika Guardiola tidak bekerja pada 2012/ 2013. Dia membawa Barcelona merajai musim 2008/2009 dan 2010/2011. Di luar itu, Guardiola menyaksikan El Azulgrana disisihkan Inter Milan (2009/ 2010) dan Chelsea (2011/ 2012), serta Bayern ditaklukkan Real Madrid (2013/2014).
Para penakluk tim Guardiola itu seluruhnya mengambil tempat di semifinal, kemudian merebut mahkota. Indikasi baik Barcelona lainnya adalah tempat dilaksanakannya final. Barcelona memiliki kenangan baik di setiap ibu kota negara Eropa. Di sanalah klub Katalan tersebut menjadi penguasa Benua Biru. Mereka meraih gelar 1991/1992 dan 2010/2011 di London.
Trofi 2005/2006 direbut di Paris. Sedangkan kehormatan 2008/ 2009 dipetik di Roma. Kini mereka berambisi menggelar pestadiibukotaJerman.”Misikali ini komplet. Misi berikutnya adalah menjadi juara Eropa. Kami butuh masing-masing satu kemenangan lagi untuk menjuarai tiga kompetisi yang kami lakoni musim ini. Itu target kami. Ini momen indah, tapi kami harus merampungkansemuanya,” ucap Enrique di situs resmi klub.
Enrique menjadi pelatih Barcelona ketiga yang menembus final Piala/Liga Champions di musim pertamanya. Dia kini sejajar dengan Enrique Orizaola (1960/1961) dan Guardiola (2008/2009). Prestasi itu menjawab keraguan banyak pihak yang sempat mencibirnya saat dia dipercaya menjadi nakhoda di Camp Nou menggantikan Tata Martino awal musim ini.
”Tak ada yang perlu saya buktikan. Saya pikir karier saya sebagai pemain cukup sukses dan saya bangga akan hal itu,” tegas pelatih 45 tahun itu. Dukungan pun datang kepada Bparcelona, termasuk dari Guardiola. ”Selamat kepada Barcelona. Mereka layak ke final. Dari hatiterdalam, saya berharap mereka bisa memenangkan Liga Champions untuk kelima kalinya,” kata pria 44 tahun itu.
Pelatih yang pernah mempersembahkan 14 trofi, termasuk dua kali kampiun Liga Champions untuk Barcelona, itu juga memuji penampilan Messi yang musim ini mencetak 53 gol bersama klubnya di seluruh kompetisi. ”Messi pemain terbaik sepanjang sejarah. Saya membandingkannya dengan Pele. Dia ada di sana (Camp Nou) ketika saya dapat kehormatan melatihnya. Kini dia benar-benar kembali ke kemampuan terbaiknya,” ungkap Guardiola.
Abdul haris/ harley ikhsan
Permainan segitiga antara Messi, Suarez, dan Neymar (MSN) membuat Barcelona mampu mencuri dua gol ke gawang Bayern. Neymar kali ini yang mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-15, dan ke-29 setelah memanfaatkan assists Suarez yang diawali operan dari Messi.
Alhasil, tiga gol tuan rumah melalui Mehdi Benatia (7), Robert Lewandowski (59), dan Thomas Mueller (74) tak mampu membendung laju El Azulgrana, julukan Barcelona, ke final yang akan digelar di Olympiastadion, Berlin, 6 Juni mendatang. Messi dkk unggul agregat 5-3 setelah pada leg pertama berpesta 3-0 di Camp Nou, pekan lalu.
Sayang, kekalahan dini hari kemarin gagal membawa Barcelona melanjutkan tren delapan kemenangan beruntun di semua kompetisi musim ini. Itu juga menjadi kekalahan pertama klub Katalan tersebut dari 19 laga terakhir. Biar begitu, Barcelona tetap mampu menjaga asa mengulangi pencapaian terbaik kala meraih treble winners pada 2008/2009.
Selain berpotensi kampiun Liga Champions musim ini, El Azulgrana juga masih menguasai puncak klasemen Primera Liga dengan keunggulan empat poin dari Real Madrid dan akan melakoni final Copa del Rey kontra Athletic Bilbao, Sabtu (30/5). Trio MSN memang menjadi kombinasi yang sangat mematikan di lini serang Barcelona.
Dua gol Neymar di Allianz Arena membuat dirinya kini mengoleksi sembilan gol di Liga Champions, selisih satu dari Messi yang duduk di puncak manusia tersubur pada kompetisi tersebut. Sementara Suarez sudah mengemas enam gol. Total, sudah 114 gol disumbang ketiganya untuk Barcelona di seluruh kompetisi musim ini.
Jumlah itu menjadi rekor klub, plus ditambah 27 assists dari Messi, Suarez mengemas 16, dan Neymar enam. Di usia Suarez, 28, Messi, 27, dan Neymar, 23, yang masih dalam periode emas, ketiganya masih berpotensi menjadi trisula menakutkan yang mampu mencetak 100 gol lebih dalam satu musim di masa mendatang. Pelatih Barcelona Luis Enrique pun yakin akan hal tersebut.
”Ketiganya (Messi, Suarez, Neymar) punya banyak poin positif dalam kualitas individual. Namun, mereka tidak egois, dan terus saling oper satu sama lain yang membuat lawan kesulitan menghentikan mereka. Ketiganya punya solidaritas kuat,” tutur Enrique yang menjalani musim debutnya di Barcelona, dikutip Marca . Trio MSN kini berambisi menampilkan performa serupa pada laga final.
Namun, ada dua yang memiliki motivasi ekstra. Pertama tidak lain adalah Messi. Bersaing dengan andalan Real Madrid Cristiano Ronaldo, Messi membutuhkan tambahan angka demi merebut gelar top skor musim ini dan status pemain tersubur sepanjang masa Piala/Liga Champions. Kedua adalah Neymar.
Dia sudah mengikuti jejak Fernando Morientes (2003/2004) dengan selalu menciptakan gol pada dua laga perempat final dan semifinal Liga Champions. Kini dia berambisi menjadi pemain pertama yang merobek gawang lawan di lima pertandingan terakhir menuju takhta.
Jika berhasil melakukannya, Neymar bakal bersanding bersama Ronald Koeman, Samuel Eto’o, Juliano Belletti, David Villa, PedroRodriguez, danMessi sebagai penyumbang gol Barcelona di laga puncak Piala/Liga Champions. Faktor mendukung Barcelona untuk memenangkan gelar musim ini yakni Pelatih Bayern Pep Guardiola. Sejak memulai karier kepelatihandileveltertinggi pada 2008/2009, Guardiola mampu memenangkan dua edisi ajang antarklub paling bergengsi Eropa tersebut.
Jika gagal kampiun, sang juara lahir setelah menyingkirkan tim asuhannya. Fenomena itu berlangsung di enam musim terakhir, minus satu kampanye ketika Guardiola tidak bekerja pada 2012/ 2013. Dia membawa Barcelona merajai musim 2008/2009 dan 2010/2011. Di luar itu, Guardiola menyaksikan El Azulgrana disisihkan Inter Milan (2009/ 2010) dan Chelsea (2011/ 2012), serta Bayern ditaklukkan Real Madrid (2013/2014).
Para penakluk tim Guardiola itu seluruhnya mengambil tempat di semifinal, kemudian merebut mahkota. Indikasi baik Barcelona lainnya adalah tempat dilaksanakannya final. Barcelona memiliki kenangan baik di setiap ibu kota negara Eropa. Di sanalah klub Katalan tersebut menjadi penguasa Benua Biru. Mereka meraih gelar 1991/1992 dan 2010/2011 di London.
Trofi 2005/2006 direbut di Paris. Sedangkan kehormatan 2008/ 2009 dipetik di Roma. Kini mereka berambisi menggelar pestadiibukotaJerman.”Misikali ini komplet. Misi berikutnya adalah menjadi juara Eropa. Kami butuh masing-masing satu kemenangan lagi untuk menjuarai tiga kompetisi yang kami lakoni musim ini. Itu target kami. Ini momen indah, tapi kami harus merampungkansemuanya,” ucap Enrique di situs resmi klub.
Enrique menjadi pelatih Barcelona ketiga yang menembus final Piala/Liga Champions di musim pertamanya. Dia kini sejajar dengan Enrique Orizaola (1960/1961) dan Guardiola (2008/2009). Prestasi itu menjawab keraguan banyak pihak yang sempat mencibirnya saat dia dipercaya menjadi nakhoda di Camp Nou menggantikan Tata Martino awal musim ini.
”Tak ada yang perlu saya buktikan. Saya pikir karier saya sebagai pemain cukup sukses dan saya bangga akan hal itu,” tegas pelatih 45 tahun itu. Dukungan pun datang kepada Bparcelona, termasuk dari Guardiola. ”Selamat kepada Barcelona. Mereka layak ke final. Dari hatiterdalam, saya berharap mereka bisa memenangkan Liga Champions untuk kelima kalinya,” kata pria 44 tahun itu.
Pelatih yang pernah mempersembahkan 14 trofi, termasuk dua kali kampiun Liga Champions untuk Barcelona, itu juga memuji penampilan Messi yang musim ini mencetak 53 gol bersama klubnya di seluruh kompetisi. ”Messi pemain terbaik sepanjang sejarah. Saya membandingkannya dengan Pele. Dia ada di sana (Camp Nou) ketika saya dapat kehormatan melatihnya. Kini dia benar-benar kembali ke kemampuan terbaiknya,” ungkap Guardiola.
Abdul haris/ harley ikhsan
(bbg)