Tak Ada SPM, Pasien BPJS Banyak Menderita

Sabtu, 21 Maret 2015 - 19:07 WIB
Tak Ada SPM, Pasien BPJS Banyak Menderita
Tak Ada SPM, Pasien BPJS Banyak Menderita
A A A
JAKARTA - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menerangkan bahwa sisi hulu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) masih banyak yang tidak kondusif implementasinya. Paradigma yang ada di masyarakat masih belum tepat.

"BPJS belum optimal masih banyak bolong yaitu sisi hulu yang tidak kondisif implementasi. Yaitu dianggap sepele adalah paradigma masyarakat, kebijakan itu paradigma sakit. Harusnya yang terjadi adalah tindakan penyembuhan," ujarnya dalam talkshow polemik Sindo Trijaya FM di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (21/3/2015).

Tulus menyampaikan harus adanya standar pelayanan minimum untuk dapat diperbaiki pada pelayanan BPJS. Sistim yang bagus berupa kontak pelayanan kepada publik.

"Agar persoalan mencegah agar tidak sakit belum dibenahi sampai detik ini. Maka BPJS tidak bisa berfungsi efektif. Paradigma sehat yang harus dibalik, bukan paradigma sakit," jelas Tulus.

Dia menilai implementasi soal sosialisasi juga masih minim. Dalam lima tahun terakhir menurutnya tidak ada sosialisasi yang maksimal.

"Implementasi sosialisasi minim dalam lima tahun. Tidak ada sosialisasi maksimal, interaksi dengan BPJS dan Rumah Sakit (RS)," pungkasnya.

Selain itu, rendahnya iuran BPJS membuat banyak RS swasta menolak pasien dengan halus. Pihak RS tidak mau menanggung biaya berobat yang lebih besar dari klaim BPJS.

"Alasan kamar yang penuh. Siapa yang mau tanggung? RS tidak mau, akhirnya dia secara halus tolak pasien dengan alasan kamar penuh," pungkasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4768 seconds (0.1#10.140)