Menkes Akan Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan

Kamis, 30 Oktober 2014 - 02:58 WIB
Menkes Akan Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan
Menkes Akan Turunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan
A A A
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeleok akan meningkatkan peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk menekan angka kematian ibu (AKI).

Program ini menjadi program kerja pertamanya usai dilantik presiden. Menkes Nila F Moeloek mengatakan, mengutip data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu saat melahirkan mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Jumlah itu meningkat tajam dibandingkan data SDKI 2007 yang mana AKI melahirkan sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup.

"Tantangan yang harus kita hadapi, bagaimana menurunkan AKI melahirkan yang tinggi itu," kata Nila F Moeloek usai serah terima jabatan (sertijab) di Gedung Kemenkes, Rabu 29 Oktober 2014.

"Hingga mencapai 70 per 100.0000 kelahiran hidup. Karena untuk mencapai target MDGs besaran AKI-nya harus dibawah 100 per 100.000 kelahiran hidup," imbuhnya.

Nila menjelaskan, pihaknya diuntungkan dengan keberadaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan yang memberi jaminan kesehatan pada orang-orang miskin.

Program tersebut sangat baik untuk pemerataan akses bagi masyarakat memperoleh layanan kesehatan yang berkeadilan. Program JKN ini sudah tepat untuk jaminan kesehatan seluruh penduduk Indonesia, hanya perlu dilakukan sedikit perbaikan sana-sini.

"Programnya sudah sangat bagus sekali dan dia yakin BPJS ini akan membantu langkah dalam menekan AKI," ucapnya.

Ketua Umum Dharma Wanita Pusat itu mengakui, menurunkan AKI memang bukan pekerjaan ringan, karena itu dia membutuhkan dukungan bersama agar capaian target MDGs 2015 bisa tercapai.

Istri dari Menkes periode 1997-1999, Farid Anfasa Moeloek itu menjelaskan, persoalan lain yang tidak kalah penting untuk pencapaian MDGs kesehatan karena menyangkut berbagai komponen.

Disebutkan, selain kematian ibu melahirkan juga ada masalah angka kematian bayi, lingkungan, sanitasi, pengadaan air bersih hingga persoalan jamban.
"Kita masih pada garis merah dalam pencapaian MDGs kesehatan," katanya.

Pada kesempatan itu, Nila meminta pada kaum perempuan untuk lebih mandiri, tidak hanya dari sisi finansial tetapi juga kuasa atas tubuhnya. Sedari dini perempuan mengenal program keluarga berencana dan mengatur kehamilan.

Terkait capaian pembangunan kesehatan pada kepemimpinan Menkes Nafsiah Mboi, Nila mengakui bahwa banyak program yang memberikan hasil luar biasa dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Satu diantaranya adalah program JKN.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1362 seconds (0.1#10.140)