Wasekjen PKB: Mana Ada Ahok Dididik Almarhum Gus Dur

Selasa, 13 Desember 2016 - 15:24 WIB
Wasekjen PKB: Mana Ada...
Wasekjen PKB: Mana Ada Ahok Dididik Almarhum Gus Dur
A A A
JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan bahwa ‎Presiden RI ke-4 almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak pernah mendidik Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Hal itu merupakan klaim Ahok dalam nota keberatannya di sidang perdana kasus dugaan penistaan agama yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tadi.

"Mana ada Ahok dididik almarhum Gus Dur," kata‎ Wakil Sekretaris Jenderal PKB Lukman Edy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/12/2016).

Dikatakannya, justru pihaknya yang memperkenalkan Ahok ke Gus Dur saat menjadi calon bupati Belitung Timur. "Gus, ini ada yang mau nyalon jadi bupati Belitung Timur, kenal sama Gus Dur juga baru saat mau nyalon aja," tutur ‎Wakil Ketua Komisi II DPR ini.

Diketahui, Gubernur DKI jakarta nonaktif ini membawa-bawa nama almarhum Gus Dur saat membacakan nota keberatannya tadi di sidang perdana.

Berikut sepotong nota keberatan Ahok yang membawa-nama nama Almarhum Gus Dur :

‎‎Majelis Hakim yang saya muliakan.

Saya berani mencalonkan diri sebagai Gubernur, sesuai dengan amanah yang saya terima dari almarhum Gus Dur, bahwa gubernur itu bukan pemimpin tetapi pembantu atau pelayan masyarakat.

Itu sebabnya, dalam pidato saya setelah pidato almarhum Gus Dur pada tahun 2007, saya juga mengatakan bahwa menjadi calon gubernur, sebetulnya saya melamar untuk menjadi pembantu atau pelayan rakyat.

Apalagi, saya melihat adanya fakta, bahwa ada cukup banyak partai berbasis Islam, seperti di Kalimantan Barat, Maluku Utara, dan Solo juga mendukung calon gubernur, bupati, wali kota non-Islam di daerahnya.

Untuk itu, saya mohon izin kepada majelis hakim, untuk memutar video Gus Dur yang meminta masyarakat memilih Ahok sebagai gubernur saat Pilkada Bangka Belitung tahun 2007, yang berdurasi sekitar sembilan menit.

Majelis Hakim yang saya muliakan.

Saya ini hasil didikan orang tua saya, orang tua angkat saya, Ulama Islam di lingkungan saya, termasuk Ulama Besar yang sangat saya hormati, yaitu Almarhum Kyai Haji Abdurahman Wahid.

Yang selalu berpesan, menjadi pejabat publik sejatinya adalah menjadi pelayan masyarakat. Sebagai pribadi yang tumbuh besar di lingkungan umat Islam, tidaklah mungkin saya mempunyai niat untuk melakukan penistaan agama Islam dan menghina para Ulama, karena sama saja, saya tidak menghargai, orang-orang yang saya hormati dan saya sangat sayangi.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6342 seconds (0.1#10.140)