Luntur, Predikat Jokowi sebagai Presiden Merakyat

Minggu, 06 November 2016 - 10:27 WIB
Luntur, Predikat Jokowi sebagai Presiden Merakyat
Luntur, Predikat Jokowi sebagai Presiden Merakyat
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih "blusukan" meninjau proyek pembangunan kereta Bandara di Tangerang, ketimbang menemui ‎perwakilan pengunjuk rasa yang menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jumat 4 November 2016.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai sikap Jokowi yang enggan menemui perwakilan demonstran telah melunturkan predikat "presiden merakyat" yang disandang Jokowi.

Menurut dia, langkah Jokowi meninggalkan Istana dalam ratusan ribu masyarakat menghendaki kehadiran kepala negara bukan sikap kenegarawanan.

‎"Sosok Jokowi yang populis, merakyat, dan doyan blusukan nyaris tak menemukan relevansinya karena enggan menemui para demonstran‎," ujar Adi kepada Sindonews, Minggu (6/11/2016).

Menurut Adi, langkah Jokowi semakin membuat demonstran Aksi Bela Islam kecewa karena pada hari bersamaan Jokowi muncul di Istana dengan melontarkan tudingan aksi demonstrasi ditunggangi kepentingan politik.

Alih-alih ingin meredakan ketegangan, kata dia, pernyataan mantan Gubernur DKI Jakarta itu malah membuat pernyataan yang kontraproduktif atau tidak menyejukan masyarakat.

"Apalagi pernyataan itu tanpa bukti jelas, (seolah) menegaskan bahwa Presiden sedang ingin mencari kambing hitam atas ketidakmampuannya mengendalikan ribuan massa yang menuntut penuntasan kasus penghinaan terhadap Islam‎," katanya.

Seperti diberitakan, perwakilan demonstran gagal menemui Presiden Jokowi pada Jumat lalu. Jokowi tidak berada di Istana karena meninjau pembangunan kereta bandara di Tangerang. Perwakilan demonstran hanya diterima Wakil Presiden Jusuf Kalla yang didampingi Menko Polhukam Wiranto dan sejumlah menteri Kabinet kerja.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9009 seconds (0.1#10.140)