Dokter Terlibat Kasus Vaksin Palsu, IDI Minta Maaf
A
A
A
JAKARTA - Ketua Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ilham Oetama Marsis memohon maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya keluarga korban yang terpapar vaksin palsu di beberapa rumah sakit.
"Kami (IDI) tidak menampik dari segi etika disiplin tapi saya katakan akan membuat musibah ini sebagai introspeksi. Walaupun saya tidak lakukan ini, kami mohon maaf atas terjadi musibah ini," kata Ilham di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (20/7/2016). (Baca juga: Sepakat Bentuk Panja, DPR Mulai Usut Vaksin Palsu)
Ilham tidak menampik peredaran vaksin palsu sudah menyebar kebeberapa rumah sakit dan banyak anak-anak terpapar vasin tersebut. Atas hal tersebut, kata dia, permohonan maaf tidak cukup melainkan harus disikapi.
"Kita akan melakukan suatu penyelesaian masalah terutama pelanggaran etika, pidana dan disiplin kepada dokter yang nantinya menjadi tersangka," tuturnya.
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menetapkan 23 tersangka peredaran vaksin palsu dan tiga di antaranya berprofesi sebagai dokter di rumah sakit.
"Kami (IDI) tidak menampik dari segi etika disiplin tapi saya katakan akan membuat musibah ini sebagai introspeksi. Walaupun saya tidak lakukan ini, kami mohon maaf atas terjadi musibah ini," kata Ilham di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (20/7/2016). (Baca juga: Sepakat Bentuk Panja, DPR Mulai Usut Vaksin Palsu)
Ilham tidak menampik peredaran vaksin palsu sudah menyebar kebeberapa rumah sakit dan banyak anak-anak terpapar vasin tersebut. Atas hal tersebut, kata dia, permohonan maaf tidak cukup melainkan harus disikapi.
"Kita akan melakukan suatu penyelesaian masalah terutama pelanggaran etika, pidana dan disiplin kepada dokter yang nantinya menjadi tersangka," tuturnya.
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah menetapkan 23 tersangka peredaran vaksin palsu dan tiga di antaranya berprofesi sebagai dokter di rumah sakit.
(dam)