Eks Wapres Ingatkan Ancaman Komunis Gaya Baru
A
A
A
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno mengingatkan adanya ancaman Komunis Gaya Baru (KGB) yang sudah mulai menguasai Indonesia, baik melalui budaya, informasi, dan ekonomi. Terutama kalangan anak muda yang menjadi sasaranya.
Penegasan tersebut disampaikan Tri Sutrisno dalam acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila bertajuk "Pertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara, Falsafah Hidup dan Ideologi Negara, serta Waspadai Bahaya Laten Komunis" di Jakarta, Kamis 1 Oktober 2015.
Acara tersebut dihadiri berbagai tokoh nasional, di antaranya Tri Sutrisno, Ketua MPR Zulkifli Hasan, politikus Partai Golkar Aburizal Bakrie, Jenderal Purnawirawan TNI Agum Gumelar, Tokoh organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama Salahuddin Wahid, Sastrawan Taufik Ismail, Komandan Pusat Polisi Militer Letjen Syamsuddin Jalal, dan sejumlah tokoh lain serta veteran.
Tri Sutrisno menambahkan, masuknya ancaman KGB tidak terlepas dari buah reformasi yang kebablasan, di mana semua orang bisa berpendapat bebas.
"Keliru reformasi kebebasan itu untuk tidak berpancasila, karena itu pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda agar memiliki ketahanan pribadi yang berpancasila," tegasnya.
Menurutnya, tantangan saat ini lebih berat dari pada zaman sebelumnya. Bagaimana menanamkan pancasila pada generasi muda agar mereka bisa memahami dan menghayati.
"Gerakan PKI gaya baru ini mencoba merusak pikiran anak-anak muda yang tak paham sejarah. Mereka berupaya memutarbalikkan fakta dengan menyebut PKI sebagai korban kekejaman Pemerintah Orde Baru," jelasnya.
Dia juga menyoroti bagaimana kondisi perekonomian di tanah air yang sudah terjual kepada pihak asing melalui KGB. Banyak perusahaan-perusahaan yang sudah dikuasai asing, terutama Cina. Bahkan, beberapa BUMN juga sudah disusupi oleh asing.
“Sekarang ini pemerintahan baru, yang memilih juga orang-orang baru. Saya hanya menegaskan kepada mereka, Jangan sampai mencabut TAP MPRS XXV/1966. Kalau sampai ini dicabut, Komunis akan bangkit kembali dengan gaya barunya,” tegas Pendiri Gerakan Pemantapan Pancasila tersebut.
Pilihan:
Istana Gerah Jokowi Diisukan Reuni dengan Keluarga PKI
Hashtag #ImpeachJokowiJK Vs #SupportPresidenRI Ramaikan Twitter
Penegasan tersebut disampaikan Tri Sutrisno dalam acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila bertajuk "Pertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara, Falsafah Hidup dan Ideologi Negara, serta Waspadai Bahaya Laten Komunis" di Jakarta, Kamis 1 Oktober 2015.
Acara tersebut dihadiri berbagai tokoh nasional, di antaranya Tri Sutrisno, Ketua MPR Zulkifli Hasan, politikus Partai Golkar Aburizal Bakrie, Jenderal Purnawirawan TNI Agum Gumelar, Tokoh organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama Salahuddin Wahid, Sastrawan Taufik Ismail, Komandan Pusat Polisi Militer Letjen Syamsuddin Jalal, dan sejumlah tokoh lain serta veteran.
Tri Sutrisno menambahkan, masuknya ancaman KGB tidak terlepas dari buah reformasi yang kebablasan, di mana semua orang bisa berpendapat bebas.
"Keliru reformasi kebebasan itu untuk tidak berpancasila, karena itu pancasila harus ditanamkan kepada generasi muda agar memiliki ketahanan pribadi yang berpancasila," tegasnya.
Menurutnya, tantangan saat ini lebih berat dari pada zaman sebelumnya. Bagaimana menanamkan pancasila pada generasi muda agar mereka bisa memahami dan menghayati.
"Gerakan PKI gaya baru ini mencoba merusak pikiran anak-anak muda yang tak paham sejarah. Mereka berupaya memutarbalikkan fakta dengan menyebut PKI sebagai korban kekejaman Pemerintah Orde Baru," jelasnya.
Dia juga menyoroti bagaimana kondisi perekonomian di tanah air yang sudah terjual kepada pihak asing melalui KGB. Banyak perusahaan-perusahaan yang sudah dikuasai asing, terutama Cina. Bahkan, beberapa BUMN juga sudah disusupi oleh asing.
“Sekarang ini pemerintahan baru, yang memilih juga orang-orang baru. Saya hanya menegaskan kepada mereka, Jangan sampai mencabut TAP MPRS XXV/1966. Kalau sampai ini dicabut, Komunis akan bangkit kembali dengan gaya barunya,” tegas Pendiri Gerakan Pemantapan Pancasila tersebut.
Pilihan:
Istana Gerah Jokowi Diisukan Reuni dengan Keluarga PKI
Hashtag #ImpeachJokowiJK Vs #SupportPresidenRI Ramaikan Twitter
(maf)