Hebat! Bocah Penggembala Kambing Ini Tembus Akmil, Melesat Jadi Jenderal Bintang 4
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jalan terjal penuh onak duri menghiasi perjalanan hidup mendiang Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar . Meski lahir dari keluarga berada, siapa sangka perwira top Baret Merah itu ternyata pernah menggembala kambing bahkan menjadi makelar karcis bioskop semasa bocah.
Lahir di Bondowoso, Jawa Timur pada 10 Februari 1940, Wismoyo merupakan bungsu dari enam bersaudara putra pasangan R Arismunandar dan Sri Wurjan. Pada 1945 saat perang masih berkecamuk, keluarga Arismunandar mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman selama sekitar 1,5 tahun.
Di masa-masa sulit itu, Wismoyo saat berusia 7 tahun mengisi hari-harinya dengan menggembala kambing. Kehidupan itu lah yang kelak membentuk kepribadiannya. Kepribadian yang terbentuk antar lain berani, loyal, dan bertanggung-jawab.
“Kehidupan saya keras seperti kehidupan gembala kambing, berkelahi dan kasar,” kata Wismoyo dalam buku biografi “Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar, Sosok Prajurit Sejati” yang diterbitkan Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat pada 2021 (halaman 9), dikutip Sabtu (24/12/2022).
Tak dimungkiri masa kecil Wismoyo dikenal sebagai bocah cengkiling (bahasa Jawa). Artinya, bocah bandel yang suka memukul dan berkelahi. Namun itu dilakukan ketika ada anak lain yang mengganggu dirinya atau temannya. Pendek kata, Wismoyo sosok berani, loyal, dan suka membela teman.
Masuk Lembah Tidar
Wismoyo menyelesaikan pendidikan SD di Bondowoso pada 1953. Setelah itu dia melanjutkan SMP di Kota Semarang pada 1954. Ini karena orangtuanya pindah ke kota terbesar di Jawa Tengah itu. Semasa SMP inilah banyak cerita membekas.
Yang tak akan terlupakan, Wismoyo ternyata punya ‘pekerjaan sampingan’. Untuk menambah uang jajan, dia bersama teman-temannya menjadi makelar karcis bioskop. Kebetulan gedung bioskop itu berlokasi tak jauh dari tempat tinggalnya.
Lahir di Bondowoso, Jawa Timur pada 10 Februari 1940, Wismoyo merupakan bungsu dari enam bersaudara putra pasangan R Arismunandar dan Sri Wurjan. Pada 1945 saat perang masih berkecamuk, keluarga Arismunandar mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman selama sekitar 1,5 tahun.
Di masa-masa sulit itu, Wismoyo saat berusia 7 tahun mengisi hari-harinya dengan menggembala kambing. Kehidupan itu lah yang kelak membentuk kepribadiannya. Kepribadian yang terbentuk antar lain berani, loyal, dan bertanggung-jawab.
Baca Juga
“Kehidupan saya keras seperti kehidupan gembala kambing, berkelahi dan kasar,” kata Wismoyo dalam buku biografi “Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar, Sosok Prajurit Sejati” yang diterbitkan Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat pada 2021 (halaman 9), dikutip Sabtu (24/12/2022).
Tak dimungkiri masa kecil Wismoyo dikenal sebagai bocah cengkiling (bahasa Jawa). Artinya, bocah bandel yang suka memukul dan berkelahi. Namun itu dilakukan ketika ada anak lain yang mengganggu dirinya atau temannya. Pendek kata, Wismoyo sosok berani, loyal, dan suka membela teman.
Masuk Lembah Tidar
Wismoyo menyelesaikan pendidikan SD di Bondowoso pada 1953. Setelah itu dia melanjutkan SMP di Kota Semarang pada 1954. Ini karena orangtuanya pindah ke kota terbesar di Jawa Tengah itu. Semasa SMP inilah banyak cerita membekas.
Yang tak akan terlupakan, Wismoyo ternyata punya ‘pekerjaan sampingan’. Untuk menambah uang jajan, dia bersama teman-temannya menjadi makelar karcis bioskop. Kebetulan gedung bioskop itu berlokasi tak jauh dari tempat tinggalnya.