PKS Dorong Para Santri Kokohkan Nasionalisme Indonesia yang Religius

Rabu, 21 Desember 2022 - 06:12 WIB
loading...
PKS Dorong Para Santri...
Penutupan Final Lomba Baca Kitab Kuning Edisi ke-6 di Gedung Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Senin 19 Desember 2022. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendorong para santri untuk menjadi sumber daya manusia yang mampu mengokohkan nasionalisme Indonesia dengan religiusnya. Pandangan ini disampaikan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri dalam menutup Final Lomba Baca Kitab Kuning Edisi ke-6 di Gedung Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Senin 19 Desember 2022.

"Kita berharap dari pesantren lahir pemimpin dan masyarakat yang cerdas berintegritas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia," kata Salim Segaf dalam keterangannya, Rabu (21/12/2022).

Kata Salim Segaf, santri dan pesantren dengan bimbingan para Ulama dan Masayikh memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjuangan bangsa meraih kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan.

Baca juga: Membumikan Hari Santri

22 Oktober sendiri ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional bertepatan dengan momentum Resolusi Jihad Pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syaikh Kiyai Hasyim Asyari, yang menggelorakan semangat rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Mata rantai sejarah ini harus terus kita ingatkan kepada bangsa Indonesia sehingga kita dapat menghormati dan memuliakan peran-peran kebangsaan ulama, santri dan pesantren dalam dimensi kekinian. Santri harus terus menjadi penjaga NKRI dan penggerak kemajuan bangsa," ungkapnya.

Sementara Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengungkapkan, acara Lomba Baca Kitab Kuning Fraksi PKS merupakan upaya PKS untuk melestarikan tradisi pesantren sekaligus literasi di kalangan generasi muda bangsa.

"PKS concern mendorong generasi muda meningkatkan literasi melalui baca kitab, bukan hanya kitab kuning tapi juga kitab-kitab lain sehingga berkontribusi bagi kemajuan Indonesia," tuturnya.

Fraksi PKS lanjut Syaikhu, ingin mengajak generasi bangsa untuk mendalami ilmu agama melalui rujukan utama karya ulama ahlus sunnah yang muktabar sekaligus meneladani keikhlasan, ke-tawadhu-an, dan pengorbanan para ulama bagi bangsa Indonesia.

"Untuk itu kita selalu diingatkan, selain jangan sekali-kali melupakan sejarah atau "jas merah", kita juga harus ingat selalu "jas hijau" atau jangan lupakan peran dan kontribusi ulama," tandasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1500 seconds (0.1#10.140)