Survei Lemkapi: Kepercayaan Masyarakat terhadap Kinerja Polri Terus Membaik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja institusi Polri terus membaik menjelang akhir 2022. Hal ini terpotret dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi).
Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan mengatakan, pihaknya melakukan survei secara nasional untuk melihat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja institusi Polri. Hasil survei menunjukkan tren kepercayaan masyarakat terhadap Polri terus membaik pascapenanganan berbagai kasus menonjol atau sorotan publik dalam dalam lima terakhir.
"Kasus yang banyak disorot publik antara lain penanganan dan proses persidangan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dan kasus narkoba yang melibatkan mantan Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa," kata Edi, Sabtu (17/12/2022).
Baca juga: Kepercayaan Publik pada Polri Naik Lagi, Mantan Sekjen PBNU: Bukti Kerja Keras Kapolri
Selain itu, perintah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang meminta seluruh Polda menerapkan tilang elektronik (ETLE), dan penghentian tilang manual, menjadikan Polri semakin dipercaya masyarakat.
Survei dilaksanakan Lemkapi pada 2-14 Desember 2022 dengan melibatkan 1.000 responden berusia 17 tahun ke atas. Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,9%. Tingkat kepercayaan dalam survei ini sebesar 95%.
Hasil survei menyebutkan trust atau kepercayaan publik terhadap institusi Polri pada Desember 2022 berada pada angka 71,4%. Angka ini terus menguat apabila dibandingkan hasil survei sebelumnya pada Agustus 2022, di angka 56,3%.
Dalam hasil survei ini disebutkan terdapat sejumlah alasan responden menilai kinerja institusi Polri semakin dipercaya. Antara lain masyarakat melihat penanganan dan fakta ketegasan Polri yang transparan mengungkap kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat yang melibatkan Ferdy Sambo. Bahkan persidangan dibuka ke publik.
Selain itu, kata dosen hukum kepolisian Universitas Bhayangkara Jakarta ini, penegakan hukum yang tegas terhadap Teddy Minahasa yang terlibat narkoba juga banyak diapresiasi publik. Kemudian, instruksi Kapolri dalam pengoperasian ETLE dan penghentian tilang manual di seluruh indonesia, serta melihat sinergitas Polri dan TNI.
Pengamanan kegiatan internasional G20 di Bali, juga banyak dipuji dan menyumbang trust masyarakat terhadap Polri. "Kami melihat transparansi Polri dalam merespons cepat berbagai kasus sorotan masyarakat sangat baik. Jika respons cepat ini konsisten dilakukan, ke depan tren kepercayaan masyarakat terhadap Polri tentu akan semakin baik lagi," kata Edi.
Hasil survei juga terdapat responden yang belum sepenuhnya percaya terhadap kinerja Polri, yakni sebanyak 19,1%. Alasan responden belum sepenuhnya percaya terhadap kinerja Polri bermacam-macam, antara lain penanganan kasus tambang ilegal yang melibatkan Ismail Bolong yang sampai saat ini belum tuntas.
Selain itu, kinerja Reserse yang masih banyak dikeluhkan dan penanganan keamanan dalam tragedi Kanjuruhan Malang yang menyebabkan ratusan korban jiwa. Dalam survei ini ada usulan responden yang muncul meminta kepada Polri terus melengkapi sarana dan prasarana dalam pengoperasian tilang elektronik di seluruh Indonesia agar pelaksanaannya bisa lebih merata dan maksimal.
Dalam survei kinerja Polri ini, terdapat sekitar 9,5% tidak memberikan komentar. "Kita harapkan Polri menjadikan masukan ini dapat mewujudkan Polri yang semakin baik, dan kehadiran program Presisi Lapolri semakin dirasakan masyrakat," kata Edi.
Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan mengatakan, pihaknya melakukan survei secara nasional untuk melihat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja institusi Polri. Hasil survei menunjukkan tren kepercayaan masyarakat terhadap Polri terus membaik pascapenanganan berbagai kasus menonjol atau sorotan publik dalam dalam lima terakhir.
"Kasus yang banyak disorot publik antara lain penanganan dan proses persidangan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dan kasus narkoba yang melibatkan mantan Kapolda Sumbar Irjen Pol Teddy Minahasa," kata Edi, Sabtu (17/12/2022).
Baca juga: Kepercayaan Publik pada Polri Naik Lagi, Mantan Sekjen PBNU: Bukti Kerja Keras Kapolri
Selain itu, perintah Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang meminta seluruh Polda menerapkan tilang elektronik (ETLE), dan penghentian tilang manual, menjadikan Polri semakin dipercaya masyarakat.
Survei dilaksanakan Lemkapi pada 2-14 Desember 2022 dengan melibatkan 1.000 responden berusia 17 tahun ke atas. Metode survei menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,9%. Tingkat kepercayaan dalam survei ini sebesar 95%.
Hasil survei menyebutkan trust atau kepercayaan publik terhadap institusi Polri pada Desember 2022 berada pada angka 71,4%. Angka ini terus menguat apabila dibandingkan hasil survei sebelumnya pada Agustus 2022, di angka 56,3%.
Dalam hasil survei ini disebutkan terdapat sejumlah alasan responden menilai kinerja institusi Polri semakin dipercaya. Antara lain masyarakat melihat penanganan dan fakta ketegasan Polri yang transparan mengungkap kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat yang melibatkan Ferdy Sambo. Bahkan persidangan dibuka ke publik.
Selain itu, kata dosen hukum kepolisian Universitas Bhayangkara Jakarta ini, penegakan hukum yang tegas terhadap Teddy Minahasa yang terlibat narkoba juga banyak diapresiasi publik. Kemudian, instruksi Kapolri dalam pengoperasian ETLE dan penghentian tilang manual di seluruh indonesia, serta melihat sinergitas Polri dan TNI.
Pengamanan kegiatan internasional G20 di Bali, juga banyak dipuji dan menyumbang trust masyarakat terhadap Polri. "Kami melihat transparansi Polri dalam merespons cepat berbagai kasus sorotan masyarakat sangat baik. Jika respons cepat ini konsisten dilakukan, ke depan tren kepercayaan masyarakat terhadap Polri tentu akan semakin baik lagi," kata Edi.
Hasil survei juga terdapat responden yang belum sepenuhnya percaya terhadap kinerja Polri, yakni sebanyak 19,1%. Alasan responden belum sepenuhnya percaya terhadap kinerja Polri bermacam-macam, antara lain penanganan kasus tambang ilegal yang melibatkan Ismail Bolong yang sampai saat ini belum tuntas.
Selain itu, kinerja Reserse yang masih banyak dikeluhkan dan penanganan keamanan dalam tragedi Kanjuruhan Malang yang menyebabkan ratusan korban jiwa. Dalam survei ini ada usulan responden yang muncul meminta kepada Polri terus melengkapi sarana dan prasarana dalam pengoperasian tilang elektronik di seluruh Indonesia agar pelaksanaannya bisa lebih merata dan maksimal.
Dalam survei kinerja Polri ini, terdapat sekitar 9,5% tidak memberikan komentar. "Kita harapkan Polri menjadikan masukan ini dapat mewujudkan Polri yang semakin baik, dan kehadiran program Presisi Lapolri semakin dirasakan masyrakat," kata Edi.
(abd)