Tsunami Besar yang Pernah Melanda Indonesia, Nomor 4 Menewaskan Lebih dari 230 Ribu Orang

loading...
Tsunami Besar yang Pernah Melanda Indonesia, Nomor 4 Menewaskan Lebih dari 230 Ribu Orang
Indonesia kerap dilanda bencana, termasuk tsunami. Bencana tsunami tersebut memakan korban jiwa, meluluhlantakkan bangunan dan menghancurkan harta benda. Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Indonesia kerap dilanda bencana, termasuk tsunami . Bencana tsunami tersebut memakan korban jiwa dan meluluhlantakkanbangunan dan menghancurkan harta benda.

Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar laut. Dikutip dari laman esdm.go.id, istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang Tsu artinya pelabuhan dan nami artinya gelombang laut. Dari kisah inilah muncul istilah tsunami. Awalnya tsunami berarti gelombang laut yang menghantam pelabuhan.

Tidak semua gempa bumi mengakibatkan terbentuknya tsunami. Syarat terjadinya tsunami akibat gempa bumi adalah pusat gempa terjadi di dasar laut. Kemudian, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.



Berikut ini SINDOnews tampilkan daftar tsunami besar yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Tsunami Selat Sunda 2018

Gelombang tsunami pernah terjadi di Selat Sunda dan menerjang pesisir Banten dan Lampung. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 dan menewaskan hingga 437 orang, melukai ribuan orang, serta puluhan orang hilang. Selain itu, lebih dari 2.752 rumah rusak dan puluhan ribu orang harus dievakuasi. Dalam laporan BNPB, ketinggian gelombang tsunami di Selat Sunda mencapai hingga 5 meter. Peristiwa tsunami ini merupakan imbas dari erupsi Gunung Anak Krakatau yang diikuti gempa vulkanik.

2. Tsunami Palu 2018

Pukul 18.02 WITA tanggal 28 September 2018, gempa bermagnitudo 7,4 diikuti gelombang tsunami setinggi 5 meter melanda Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah. Gempa terjadi di 26 kilometer sebelah utara Donggala dan 80 kilometer barat laut kota Palu. Menurut data BNPB, korban tewas sebanyak 2.045 orang. Jumlah korban tewas terbanyak ditemukan di Palu sebanyak 1.636 orang, disusul Sigi dan Parigi Moutong. Sedangkan 82.775 korban mengungsi dan 8.731 pengungsi berada di luar Sulawesi. Bencana ini juga menyebabkan 66.390 rumah rusak. Bukan hanya itu, gempa dan tsunami Palu juga menimbulkan bencana likuifaksi, yang tergolong langka terjadi.

3. Tsunami Pangandaran 2006

Pada 17 Juli 2006, rentetan gempa melanda pantai selatan Pulau Jawa. Sesaat setelah gempa, terjadi gelombang tsunami setinggi 2-4 meter. Permukiman di kawasan pantai di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta tersapu gelombang tsunami. Berdasarkan data BMKG, gempa di wilayah pesisir Pangandaran terjadi pada pukul 15.19 WIB dengan magnitudo 6,8. Pusat gempa berada di selatan Pantai Pameungpeuk dengan jarak kurang lebih 150 kilometer dan kedalaman 30 kilometer. Tempat ini merupakan zona pertemuan dua lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia pada kedalaman kurang dari 30 km. Akibat gempa dan tsunami ini, sebanyak 668 orang meninggal, 65 orang hilang, dan hampir seribu orang mengalami luka-luka.

4. Tsunami Aceh 2004

Tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 tentu masih segar dalam ingatan kita. Pasalnya, gelombang setinggi 30 meter itu tak hanya meluluhlantakkan Aceh, tapi juga berdampak ke sejumlah negara lainnya. Tsunami ini terjadi setelah didahului oleh gempa dangkal berkekuatan magnitudo 9,1-9,3. Peristiwa gempa dan tsunami Aceh merenggut nyawa sekitar 170.000 orang. Jika ditotal dengan korban di negara-negara lain, diperkirakan sekitar 230.000 meninggal dunia. Kerugian akibat bencana tersebut ditaksir mencapai Rp42,7 triliun.

5. Tsunami Kepulauan Banggai 2000

Gempa di Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah pada tahun 2000 menimbulkan bencana tsunami. Gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR ini terjadi pada 4 Mei 2000 pukul 12.21 WITA. Survei Geologi Amerika Serikat melaporkan bahwa gempa berkekuatan 7,6 Mw. Pusat gempa di laut, berada sekitar 38 kilometer timur laut Kota Salakan, ibu kota Kabupaten Kepulauan Banggai. Gempa ini juga disertai gelombang tsunami lokal setinggi 3 meter di wilayah Kecamatan Totikum. Dilaporkan pula, gempa susulan terjadi sembilan kali. Akibat bencana ini, setidaknya 54 orang tewas dan lebih dari 264 orang mengalami luka-luka. Selain itu, sebanyak 19.378 unit rumah rusak, 580 bangunan pemerintahan dan umum rusak, serta 475 sekolah dan 349 tempat ibadah.

6. Tsunami Banyuwangi 1994

Banyuwangi juga pernah merasakan dahsyatnya bencana alam tsunami. Bencana tersebut terjadi pada Jumat, 3 Juni 1994, sekitar pukul 02.00 WIB. Tsunami menyapu sejumlah permukiman di beberapa pantai, seperti di pantai Rajegwesi, Pancer, Pulau Merah, Lampon, dan pantai Grajagan. Hunian penduduk, toko, dan kapal-kapal nelayan yang bersandar banyak yang hancur dan bersisa puing-puing saja.

Tercatat di BMKG, tsunami Banyuwangi tahun 1994 tersebut dipicu oleh gempa tektonik bermagnitudo 7,8 di Samudera Hindia. Dengan kedalaman yang cukup dangkal, yakni 18 kilometer di bawah laut. Gempa tersebut menimbulkan gelombang tsunami setinggi 13,9 meter sehingga menelan 250 orang meninggal, 127 orang hilang, 423 luka. Sementara, 1.500 rumah rusak dan 278 perahu rusak dan hilang.

7. Tsunami Flores 1992

Gempa bumi berkekuatan 7,8 SR di lepas pantai Flores terjadi pada 12 Desember 1992 pukul 13.29 WITA. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menewaskan setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang lainnya mengungsi.

Gempa ini sedikitnya menghancurkan 18.000 rumah, 113 sekolah, 90 tempat ibadah, dan lebih dari 65 tempat lainnya. Kabupaten yang terkena gempa ini ialah Kabupaten Sikka, Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Flores Timur. Kota yang paling parah terdampak ialah Maumere. Lebih dari 1.000 bangunan hancur dan rusak berat.

8. Tsunami Sumba 1977

Gempa bumi yang kuat terjadi pada Jumat, 19 Agustus 1977 di wilayah Sumba. Gempa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WITA seusai umat muslim mendirikan salat Jumat. Gempa ini dikenal sebagai Gempa Sumba karena bersumber di bawah dasar laut sisi selatan Pulau Sumba dengan magnitudo 8,3.

Gempa tersebut memicu gelombang tsunami yang menjalar ke arah selatan Pulau Sumba, Sumbawa, Lombok, dan Bali. Beberapa survei lapangan pascabencana dilakukan segera untuk menilai korban dan kerugian material akibat bencana. Akibat kejadian tersebut, sedikitnya 198 orang tewas atau hilang dan lebih dari 1.000 orang menderita. Sementara, kerugian material diperkirakan mencapai Rp230 juta lebih yang sebagian besar disebabkan oleh tsunami yang terjadi beberapa saat setelah gempa.

Baca pembahasan mengenai Fenomena Bencana selengkapnya di Okezone.com melalui link berikut https://www.okezone.com/tag/spesial-isu
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2062 seconds (0.1#10.140)