Kepala BPIP Yudian Wahyudi Sebut Natuna Daerah Perbatasan yang Kokoh dan Pancasilais
loading...
A
A
A
NATUNA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi melakukan kunjungan kerja ke Natuna guna membuka seminar pembinaan ideologi Pancasila untuk komunitas perbatasan dengan tema 'Gotong Royong Membumikan Pancasila' di STAI Natuna, Rabu (14/12/2022).
Yudian dalam sambutannya mengatakan bahwa Natuna merupakan daerah teritoris kepulauan yang ada di Indonesia yang memiliki adat yang kokoh dan kehidupan beragama yang harmonis.
"Saya bangga bisa hadir memenuhi undangan STAI Natuna yang daerahnya memiliki topografi tanah berbukit dan bergunung batu. Memang banyak dataran rendah dan landai ditemukan di pinggir pantai. Pun ada juga daerah berbukit-bukit yang bisa ditemukan hampir tiap pulau-pulau yang ada di Natuna. Natuna juga terkenal dengan adatnya yang kokoh dan kehidupan beragamanya yang harmonis, yang jauh dari kata konflik dan intoleransi, " tuturnya.
Mantan Rektor UIN Yogyakarta ini mengatakan, Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional menyebutkan bahwa wilayah perbatasan menjadi pusat kegiatan strategis nasional, yaitu kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan, di mana usaha dan atau kegiatannya berdampak besar terhadap kondisi geopolitis dan pertahanan keamanan nasional serta regional.
"Wilayah perbatasan sebagai batas kedaulatan suatu negara secara universal memiliki peran strategis dalam penentuan kebijakan pemerintah baik untuk kepentingan nasional maupun hubungan antarnegera (internasional)," tegasnya.
Yudian menjelaskan, modernisasi wilayah perbatasan tidak selalu diterjemahkan dalam pengertian fiscal dan teknis. Modernisasi wilayah perbatasan dapat dilakukan dengan pendekatan resources karena tidak sedikit pulau-pulau perbatasan maupun daratan di perbatasan memiliki potensi sumber daya kelautan yang dapat dikembangkan secara ekonomi perbatasan.
"Dengan begitu sebagai warga negara yang religius sekaligus nasionalis kita juga dituntut mampu menafsirkan posisi agama dan konstitusi dalam kehidupan bernegara. Pentingnya posisi Maqashidus Syariah dan kaitan Pancasila sebagai Ijma’/Konsensus Kebangsaan. Sehingga keharmonisan Pancasila bisa terwujud," tuturnya.
Sementara itu Bupati Natuna yang diwakilkan oleh Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda mengatakan Pancasila merupakan ideologi negara sebagai sarana pemersatu masyarakat dan pengarah motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita. Dia mengatakan, Pancasila sebagai ideologi negara yang secara luas merupakan visi arah kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga ancamam berupa penyalahgunaan narkotika, terorisme dan korupsi dapat dicegah," tegasnya.
Dia mengaku menjaga stabilitas negara melalui ideologi Pancasila menjadi kewajiban bersama dari seluruh unsur elemen masyarakat. Hal itu baik dari sisi pemerintahan, maupun dari sisi dunia pendidikan melalui mahasiswa. Itu juga bertujuan untuk memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan Ideologi bangsa.
"Oleh karena itu, melalui seminar ini kami mengharapkan, agar mahasiswa dapat lebih memahami baik secara mendalam pentingnya Ideologi Pancasila dalam menjaga keutuhan NKRI melalui daerah perbatasan," katanya.
Seminar pembinaan ideologi Pancasila turut dihadiri oleh Deputi Bidang Sosisalisasi, Komunikasi dan Jaringan Prakoso, Rektor STAI dan mahasiswa STAI.
Lihat Juga: Penghormatan Terakhir untuk Romo Benny di Malang, Ketua BPIP: Beliau Tidak Pernah Berhenti Bekerja
Yudian dalam sambutannya mengatakan bahwa Natuna merupakan daerah teritoris kepulauan yang ada di Indonesia yang memiliki adat yang kokoh dan kehidupan beragama yang harmonis.
"Saya bangga bisa hadir memenuhi undangan STAI Natuna yang daerahnya memiliki topografi tanah berbukit dan bergunung batu. Memang banyak dataran rendah dan landai ditemukan di pinggir pantai. Pun ada juga daerah berbukit-bukit yang bisa ditemukan hampir tiap pulau-pulau yang ada di Natuna. Natuna juga terkenal dengan adatnya yang kokoh dan kehidupan beragamanya yang harmonis, yang jauh dari kata konflik dan intoleransi, " tuturnya.
Mantan Rektor UIN Yogyakarta ini mengatakan, Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional menyebutkan bahwa wilayah perbatasan menjadi pusat kegiatan strategis nasional, yaitu kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan, di mana usaha dan atau kegiatannya berdampak besar terhadap kondisi geopolitis dan pertahanan keamanan nasional serta regional.
"Wilayah perbatasan sebagai batas kedaulatan suatu negara secara universal memiliki peran strategis dalam penentuan kebijakan pemerintah baik untuk kepentingan nasional maupun hubungan antarnegera (internasional)," tegasnya.
Yudian menjelaskan, modernisasi wilayah perbatasan tidak selalu diterjemahkan dalam pengertian fiscal dan teknis. Modernisasi wilayah perbatasan dapat dilakukan dengan pendekatan resources karena tidak sedikit pulau-pulau perbatasan maupun daratan di perbatasan memiliki potensi sumber daya kelautan yang dapat dikembangkan secara ekonomi perbatasan.
"Dengan begitu sebagai warga negara yang religius sekaligus nasionalis kita juga dituntut mampu menafsirkan posisi agama dan konstitusi dalam kehidupan bernegara. Pentingnya posisi Maqashidus Syariah dan kaitan Pancasila sebagai Ijma’/Konsensus Kebangsaan. Sehingga keharmonisan Pancasila bisa terwujud," tuturnya.
Sementara itu Bupati Natuna yang diwakilkan oleh Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda mengatakan Pancasila merupakan ideologi negara sebagai sarana pemersatu masyarakat dan pengarah motivasi bangsa untuk mencapai cita-cita. Dia mengatakan, Pancasila sebagai ideologi negara yang secara luas merupakan visi arah kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga ancamam berupa penyalahgunaan narkotika, terorisme dan korupsi dapat dicegah," tegasnya.
Dia mengaku menjaga stabilitas negara melalui ideologi Pancasila menjadi kewajiban bersama dari seluruh unsur elemen masyarakat. Hal itu baik dari sisi pemerintahan, maupun dari sisi dunia pendidikan melalui mahasiswa. Itu juga bertujuan untuk memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan Ideologi bangsa.
"Oleh karena itu, melalui seminar ini kami mengharapkan, agar mahasiswa dapat lebih memahami baik secara mendalam pentingnya Ideologi Pancasila dalam menjaga keutuhan NKRI melalui daerah perbatasan," katanya.
Seminar pembinaan ideologi Pancasila turut dihadiri oleh Deputi Bidang Sosisalisasi, Komunikasi dan Jaringan Prakoso, Rektor STAI dan mahasiswa STAI.
Lihat Juga: Penghormatan Terakhir untuk Romo Benny di Malang, Ketua BPIP: Beliau Tidak Pernah Berhenti Bekerja
(ars)