Respons Survei Indeks Berakhlak, ASN Diharapkan Kolaboratif dan Solid

Rabu, 14 Desember 2022 - 00:12 WIB
loading...
Respons Survei Indeks Berakhlak, ASN Diharapkan Kolaboratif dan Solid
Founder ESQ Ary Ginanjar Agustian dalam survei yang dilakukan ESQ Group/Accelerated Culture Transformation Consulting. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan bisa kolaboratif dan solid dalam hal kinerja. Pandangan ini terungkap dalam survei Indeks Berakhlak kepada 442 ASN di seluruh kementerian, lembaga/badan, pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan kabupaten, masa periode Agustus-Desember 2022.

Founder ESQ Ary Ginanjar Agustian menyampaikan, survei dilakukan ESQ Group/Accelerated Culture Transformation Consulting sebagai mitra yang dipercaya untuk menyelenggarakan pengukuran tersebut oleh Kementerian PANRB, setelah sepanjang tahun 2021 hingga 2022 dilakukan sosialisasi dan internalisasi agar Berakhlak menjadi fondasi solid dalam penguatan budaya kerja ASN yang profesional dan berkelas dunia.

Baca juga: Presiden Jokowi Luncurkan Core Values ASN Berakhlak

"Sekarang saya ingin tunjukkan hasil pemotretan selama sekian tahun. Ini mungkin survei terbesar ASN untuk memotret perilaku dan akhlak. Ini hasil survei secara umum, kami mendapat kepercayaan untuk mengadakan survei ini," ujar Ary dengan menampilkan Indeks Internalisasi Berakhlak ASN dengan hasil rata-rata 60,9%, Selasa (13/12/2022).

"Hasil 60,9% itu tentu masih jauh karena targetnya harus 100%. Kalau mau transformasi itu harus 100% bukan 60,9%, jadi jangan bilang 60,9% itu bagus," lanjut Ary.

Dari rata-rata tersebut, secara rinci Ary menampilkan Orientasi Pelayanan berada pada angka 57,9%, Akuntabel 74,1%, Kompeten 56,7%, Harmonis 63,8%, kemudian Loyal 65,8%, Adaptif 38,9%, dan Kolaboratif 69,4%.

Selanjutnya, hasil pengukuran Indeks Berakhlak pada kementerian, hampir seluruhnya menampilkan adaptif dan harmonis berwarna merah atau nilai buruk. Potret badan dan lembaga menampilkan adaptifnya merah semua.

"Bahkan ada PR yang kedua tidak harmonis. Padahal dalam keadaan seperti ini kita harus kolaboratif dan harus solid. Jadi dua tantangan di dalam sisi kultur," tegas Ary.

Ia juga menerangkan di daerah provinsi, pemerintahan kota, dan kabupaten yang semuanya tidak adaptif tanda perubahan. Kalau dilihat dari indeks hasil survei, kata Ary, mereka tidak menyambut transformasi ini dan mereka lebih suka stagnan.

"Jadi artinya ini masukan buat kita semuanya, bahwa tidak cukup hanya digitalisasi tanpa mindset digital. Jadi ini adalah sebuah perubahan, artinya mereka harus mau berubah juga," jelasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1110 seconds (0.1#10.140)