Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat
loading...
![Rumah Adat di Indonesia...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2022/11/26/15/952393/rumah-adat-di-indonesia-tahan-gempa-nomor-1-rumah-kaki-seribu-dari-papua-barat-xlb.webp)
Rumah Kaki Seribu merupakan salah satu rumah adat suku yang berada di Papua Barat tahan terhadap guncangan gempa. Foto/Kemendikbud
A
A
A
JAKARTA - Indonesia menjadi salah satu negara yang paling rawan gempa . Berdasarkan data World Bank, Indonesia menempati peringkat ke-12 dari 35 negara yang paling rawan bencana .
Lebih dari 40% penduduk Indonesia diperkirakan terancam dengan adanya risiko rawan bencana tersebut. Data World Bank tersebut diperkuat banyaknya bencana-bencana besar kerap melanda negeri ini sejak dahulu. Baca juga: Gempa Susulan Terjadi 252 Kali di Cianjur, BMKG Sebut Magnitudo Terbesar 4,2
Menghadapi kondisi ini dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, para leluhur atau nenek moyang membuat bangunan tahan gempa yang diterapkan dalam rumah adat. Rumah adat merupakan sebuah rumah yang memiliki ciri khas tertentu berdasarkan kebudayaan dan tradisi di suatu daerah.
Umumnya, rumah adat di Indonesia berbentuk rumah panggung dan terbuat dari kayu. Struktur bangunan dari kayu yang lentur terbukti mampu meredam guncangan gempa bumi.
Berikut deretan rumah adat tahan gempa di Indonesia:
1. Rumah Kaki Seribu
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat]()
Rumah Kaki Seribu berasal dari salah satu suku yang berada di Papua Barat. Rumah Kaki Seribu ini dikenal juga dengan Mod Aki Aksa (Igkojei). Rumah adat ini memiliki dua pintu di depan dan di belakang dan tidak memiliki jendela. Rumah Kaki Seribu merupakan rumah panggung dengan kayu dan beratap alang-alang sebagai bahan dasarnya. Disebut sebagai Rumah Kaki Seribu karena memiliki tiang penyangga di semua bagian. Tiap-tiap tiangnya memiliki kurang lebih 10 cm dan diatur dengan jarak 30 cm. Desain rumah ini tahan gempa karena seluruh konstruksinya menggunakan kayu. Rumah adat ini rata-rata berukuran 8x6 meter dan tinggi atap sekitar 4-5 meter.
2. Rumah Adat Woloan
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat]()
Rumah adat ini berasal dari Tomohon, Sulawesi Utara. Bentuknya menyerupai rumah panggung dengan terdiri dari satu lantai. Rumah adat Woloan dibangun menggunakan kayu besi dan kayu cempaka sebagai bahan dasarnya. Rumah ini sangat kokoh dan tahan dari bencana gempa. Keunikan lain yang dimiliki rumah adat yang satu ini adalah konsep knock-downnya atau bisa dibongkar pasang, sehingga memudahkan ketika ingin dipindahkan dari kota satu ke kota lain. Rumah adat Woloan kerap dicari oleh turis mancanegara.
3. Rumah Gadang
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat]()
Rumah Gadang merupakan rumah adat Sumatera Barat. Bangunan adat ini berbentuk persegi panjang dan dibagi atas dua bagian, yaitu muka dan belakang, dengan kayu-kayu khusus yang dipilih. Bentuk segi empat Rumah Gadang tidak simetris karena dipengaruhi oleh kondisi alam. Mengingat desain yang dipengaruhi kondisi alam tersebut itu, menjadikan rumah adat ini tahan gempa karena kondisi di wilayah Minangkabau terdapat dataran tinggi dan rendah. Tak hanya itu saja, desain atap yang seperti tanduk runcing pada Rumah Gadang berfungsi untuk menahan curah hujan.
4. Rumoh Aceh
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat]()
Rumah adat ini berasal dari Aceh dengan berbentuk panggung dan berbahan dasar kayu. Dalam pembangunan Rumoh Aceh, digunakan bahan material dari alam tropis Aceh. Rumoh Aceh beratapkan rumbia dan terbuat dari kayu pilihan yang bisa bertahan ratusan tahun. Selain itu, bangunan adat ini memiliki bangunan konstruksi yang elastis karena antara tiang dan rantai diikat dengan pasak tanpa paku, serta membentuk rigid (kotak tiga dimensional yang utuh). Dengan konstruksinya yang elastis dan saling mengunci tersebut, membuat bangunan ini kokoh dan tahan terhadap getaran dan goyangan.
5. Rumah Tua Bali Utara
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat]()
Rumah adat yang satu ini tahan gempa karena konstruksi rumahnya menggunakan kayu dengan adanya sambungan yang fleksibel bergerak saat gempa. Konstruksi saka atau tiang dan lambang serta sineb sebagai balok pada bangunan, memiliki fungsi melindungi penghuninya dari reruntuhan bangunan akibat gempa. Struktur rumahnya pun berada di atas tanah sehingga ketika gempa, rumah hanya bergeser saja. Sementara itu, apabila runtuh biasanya hanya dialami di daerah tembok saja.
6. Oma Sebua
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat]()
Oma Sebua merupakan rumah adat Nias yang cukup populer akan keindahan bangunannya. Bangunan rumah adat ini dibangun di atas tiang-tiang kayu nibung yang tinggi besar dan beralaskan rumbia. Tiang-tiang itu tidak tertanam ke tanah dan antarsambungan tidak memakai paku, melainkan pasak. Hal inilah yang membuat rumah adat tersebut tahan terhadap guncangan gempa bumi. Selain itu, bangunan ini diperkokoh dengan penataletakan tiang yang disusun dengan arah tak beraturan. Ada yang ke atas, samping, dan bawah.
Lebih dari 40% penduduk Indonesia diperkirakan terancam dengan adanya risiko rawan bencana tersebut. Data World Bank tersebut diperkuat banyaknya bencana-bencana besar kerap melanda negeri ini sejak dahulu. Baca juga: Gempa Susulan Terjadi 252 Kali di Cianjur, BMKG Sebut Magnitudo Terbesar 4,2
Menghadapi kondisi ini dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, para leluhur atau nenek moyang membuat bangunan tahan gempa yang diterapkan dalam rumah adat. Rumah adat merupakan sebuah rumah yang memiliki ciri khas tertentu berdasarkan kebudayaan dan tradisi di suatu daerah.
Umumnya, rumah adat di Indonesia berbentuk rumah panggung dan terbuat dari kayu. Struktur bangunan dari kayu yang lentur terbukti mampu meredam guncangan gempa bumi.
Berikut deretan rumah adat tahan gempa di Indonesia:
1. Rumah Kaki Seribu
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat](https://aws-images-prod.sindonews.net/dyn/600/pena/sindo-article/original/2022/11/26/Rumah%20Kaki%20Seribu%20(Kemendikbud).jpg)
Rumah Kaki Seribu berasal dari salah satu suku yang berada di Papua Barat. Rumah Kaki Seribu ini dikenal juga dengan Mod Aki Aksa (Igkojei). Rumah adat ini memiliki dua pintu di depan dan di belakang dan tidak memiliki jendela. Rumah Kaki Seribu merupakan rumah panggung dengan kayu dan beratap alang-alang sebagai bahan dasarnya. Disebut sebagai Rumah Kaki Seribu karena memiliki tiang penyangga di semua bagian. Tiap-tiap tiangnya memiliki kurang lebih 10 cm dan diatur dengan jarak 30 cm. Desain rumah ini tahan gempa karena seluruh konstruksinya menggunakan kayu. Rumah adat ini rata-rata berukuran 8x6 meter dan tinggi atap sekitar 4-5 meter.
2. Rumah Adat Woloan
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat](https://aws-images-prod.sindonews.net/dyn/600/pena/sindo-article/original/2022/11/26/Rumah%20Adat%20Woloan%20(Ist).jpg)
Rumah adat ini berasal dari Tomohon, Sulawesi Utara. Bentuknya menyerupai rumah panggung dengan terdiri dari satu lantai. Rumah adat Woloan dibangun menggunakan kayu besi dan kayu cempaka sebagai bahan dasarnya. Rumah ini sangat kokoh dan tahan dari bencana gempa. Keunikan lain yang dimiliki rumah adat yang satu ini adalah konsep knock-downnya atau bisa dibongkar pasang, sehingga memudahkan ketika ingin dipindahkan dari kota satu ke kota lain. Rumah adat Woloan kerap dicari oleh turis mancanegara.
3. Rumah Gadang
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat](https://aws-images-prod.sindonews.net/dyn/600/pena/sindo-article/original/2022/11/26/Rumah%20Gadang%20(Ist).jpg)
Rumah Gadang merupakan rumah adat Sumatera Barat. Bangunan adat ini berbentuk persegi panjang dan dibagi atas dua bagian, yaitu muka dan belakang, dengan kayu-kayu khusus yang dipilih. Bentuk segi empat Rumah Gadang tidak simetris karena dipengaruhi oleh kondisi alam. Mengingat desain yang dipengaruhi kondisi alam tersebut itu, menjadikan rumah adat ini tahan gempa karena kondisi di wilayah Minangkabau terdapat dataran tinggi dan rendah. Tak hanya itu saja, desain atap yang seperti tanduk runcing pada Rumah Gadang berfungsi untuk menahan curah hujan.
4. Rumoh Aceh
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat](https://aws-images-prod.sindonews.net/dyn/600/pena/sindo-article/original/2022/11/26/Rumoh%20Aceh%20(Ist).jpg)
Rumah adat ini berasal dari Aceh dengan berbentuk panggung dan berbahan dasar kayu. Dalam pembangunan Rumoh Aceh, digunakan bahan material dari alam tropis Aceh. Rumoh Aceh beratapkan rumbia dan terbuat dari kayu pilihan yang bisa bertahan ratusan tahun. Selain itu, bangunan adat ini memiliki bangunan konstruksi yang elastis karena antara tiang dan rantai diikat dengan pasak tanpa paku, serta membentuk rigid (kotak tiga dimensional yang utuh). Dengan konstruksinya yang elastis dan saling mengunci tersebut, membuat bangunan ini kokoh dan tahan terhadap getaran dan goyangan.
5. Rumah Tua Bali Utara
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat](https://aws-images-prod.sindonews.net/dyn/600/pena/sindo-article/original/2022/11/26/Rumah%20Tua%20Bali%20Utara%20(Ist).jpg)
Rumah adat yang satu ini tahan gempa karena konstruksi rumahnya menggunakan kayu dengan adanya sambungan yang fleksibel bergerak saat gempa. Konstruksi saka atau tiang dan lambang serta sineb sebagai balok pada bangunan, memiliki fungsi melindungi penghuninya dari reruntuhan bangunan akibat gempa. Struktur rumahnya pun berada di atas tanah sehingga ketika gempa, rumah hanya bergeser saja. Sementara itu, apabila runtuh biasanya hanya dialami di daerah tembok saja.
6. Oma Sebua
![Rumah Adat di Indonesia Tahan Gempa, Nomor 1 Rumah Kaki Seribu dari Papua Barat](https://aws-images-prod.sindonews.net/dyn/600/pena/sindo-article/original/2022/11/26/Oma%20Sebua%20(Ist).jpg)
Oma Sebua merupakan rumah adat Nias yang cukup populer akan keindahan bangunannya. Bangunan rumah adat ini dibangun di atas tiang-tiang kayu nibung yang tinggi besar dan beralaskan rumbia. Tiang-tiang itu tidak tertanam ke tanah dan antarsambungan tidak memakai paku, melainkan pasak. Hal inilah yang membuat rumah adat tersebut tahan terhadap guncangan gempa bumi. Selain itu, bangunan ini diperkokoh dengan penataletakan tiang yang disusun dengan arah tak beraturan. Ada yang ke atas, samping, dan bawah.
(kri)