Terungkap! KSAU Tiga Kali Minta Mundur ke Panglima TNI, Kenapa?
loading...
A
A
A
Peristiwa itu terjadi pada Desember 1982. Menurut Atmadji, ikut dalam rombongan Panglima antara lain KSAD Poniman, KSAU Ashadi Tjahjadi dan Sukardi yang kala itu menjabat Panglima Komando Strategi Nasional. Ketika pesawat sudah mencapai ketinggian dan kecepatan yang ditentukan serta lampu penanda sabuk pengaman mati, Jusuf berdiri dari kursinya.
Dia lalu berbalik ke belakang, menghadap Panglima Kostranas. Jusuf berbicara singkat. “Mas Kardi, Presiden telah menyetujui pergantian KSAU dan jij (kamu) akan menggantikan Mas Tjahjadi.”
Kontan Sukardi sangat terkejut. Prajurit AU asal Bojonegoro, Jawa Timur itu sampai kelu dan tak bisa berkata apa-apa. Baru lah setelah menemukan ketenangannya, Sukardi merespons. “Siap, Pak,” katanya.
Dari Divisi Siliwangi ke AURI
Ashadi Tjahjadi lahir dari pasangan Tjahjadi dan Aswati. Masa kecil hingga HIS dihabiskan di Cilacap, Jawa Tengah. Setelah menginjak pendidikan MULO, dia tinggal di Purwokerto. Dia tak sempat menyelesaikan sekolah MULO lantaran Jepang menginvansi Indonesia.
Ashadi lantas pindah ke Bandung, mengikuti orang tuanya. Di Kota Kembang dia masuk Sekolah Teknik Tinggi bagian mesin dan lulus pada 1945. Dari situ dia bergabung dengan Batalyon 2 Divisi III Siliwangi di bawah pimpinan Mayor Sumarsono yang kemudian melakukan perjalanan ke Yogyakarta.
“Di Yogyakarta, Ashadi keluar dari Batalyon Siliwangi untuk menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Teknik Tinggi dan lulus pada 1948. Untuk membiayai sekolah, Ashadi masuk AURI yang saat itu membutuhkan banyak tenaga. Di sini lah awal pengabdiannya pada AURI,” tulis buku Sejarah TNI Angkatan Udara: 1970-1979 terbitan Dinas Penerangan AU.
Dalam perjalanan kariernya, berbagai jabatan pernah dipercayakan kepada Ashadi. Dia antara lain pernah menjabat Wadan Depot Percobaan Teknik Lanud Husein Sastranegara (1959), Komandan Lanud Husein (1964), Pangkorud VI Jawa Barat (1965), Dirjen Perhubungan Departemen Perhubungan (1966), Deputi KSAU (1973) dan KSAU (1977).
Setelah tak lagi memegang tongkat komando tertinggi matra Udara, Ashadi dipercaya sebagai Komisaris Utama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (kini PT Dirgantara Indonesia), dan Duta Besar RI untuk Jerman Barat (1983) hingga pensiun. Ashadi meninggal dunia dalam usia 80 tahun di RSCM Jakarta pada 18 Maret 2008 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Dia lalu berbalik ke belakang, menghadap Panglima Kostranas. Jusuf berbicara singkat. “Mas Kardi, Presiden telah menyetujui pergantian KSAU dan jij (kamu) akan menggantikan Mas Tjahjadi.”
Kontan Sukardi sangat terkejut. Prajurit AU asal Bojonegoro, Jawa Timur itu sampai kelu dan tak bisa berkata apa-apa. Baru lah setelah menemukan ketenangannya, Sukardi merespons. “Siap, Pak,” katanya.
Dari Divisi Siliwangi ke AURI
Ashadi Tjahjadi lahir dari pasangan Tjahjadi dan Aswati. Masa kecil hingga HIS dihabiskan di Cilacap, Jawa Tengah. Setelah menginjak pendidikan MULO, dia tinggal di Purwokerto. Dia tak sempat menyelesaikan sekolah MULO lantaran Jepang menginvansi Indonesia.
Ashadi lantas pindah ke Bandung, mengikuti orang tuanya. Di Kota Kembang dia masuk Sekolah Teknik Tinggi bagian mesin dan lulus pada 1945. Dari situ dia bergabung dengan Batalyon 2 Divisi III Siliwangi di bawah pimpinan Mayor Sumarsono yang kemudian melakukan perjalanan ke Yogyakarta.
“Di Yogyakarta, Ashadi keluar dari Batalyon Siliwangi untuk menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Teknik Tinggi dan lulus pada 1948. Untuk membiayai sekolah, Ashadi masuk AURI yang saat itu membutuhkan banyak tenaga. Di sini lah awal pengabdiannya pada AURI,” tulis buku Sejarah TNI Angkatan Udara: 1970-1979 terbitan Dinas Penerangan AU.
Dalam perjalanan kariernya, berbagai jabatan pernah dipercayakan kepada Ashadi. Dia antara lain pernah menjabat Wadan Depot Percobaan Teknik Lanud Husein Sastranegara (1959), Komandan Lanud Husein (1964), Pangkorud VI Jawa Barat (1965), Dirjen Perhubungan Departemen Perhubungan (1966), Deputi KSAU (1973) dan KSAU (1977).
Setelah tak lagi memegang tongkat komando tertinggi matra Udara, Ashadi dipercaya sebagai Komisaris Utama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (kini PT Dirgantara Indonesia), dan Duta Besar RI untuk Jerman Barat (1983) hingga pensiun. Ashadi meninggal dunia dalam usia 80 tahun di RSCM Jakarta pada 18 Maret 2008 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
(kri)