Tepis Jokowi-Surya Paloh Renggang, PDIP: 3 Menterinya Masih di Bawah Presiden
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seolah menepis kabar hubungan yang buruk antara PDIP dan Partai Nasdem, Ketua DPP PDIP Said Abdullah menampik isu renggangnya hubungan antara Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (SP).
Isu ini merebak lantaran Jokowi yang tidak menghadiri acara HUT Partai Nasdem di JCC Senayan pada Jumat, 11 November 2022, maupun mengirimkan video ucapan selamat. "Ah tidak (Jokowi dan SP renggang). Kalau agak rengang, wong menteri-menterinya masih bagus hubungannya (dengan Jokowi)," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip Selasa (15/11/2022).
Said menjelaskan, kalau hubungan Jokowo dengan SP renggang, lantas bagaimana dengan menteri-menteri dari kader Nasdem. Sepengetahuannya, 3 menteri Nasdem masih berada dalam kabinet Jokowi dan masih berkomunikasi. "Kalau dengan Pak Surya renggang, bagaimana menterinya. Ada 3 menteri di dalamnya, dan semuanya masih di bawah Bapak Presiden. Komunikasi, ratas, rapat paripurna kabinet kan jalan semua," tegasnya.
Soal kabar menteri Nasdem tidak diundang rapat, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mengaku tidak pernah mendengar kabar itu, jadi menurutnya tidak ada masalah. "Tidak ada (kabar menteri Nasdem tak diundang rapat). Jadi tidak ada masalah," tukas Said.
Menurut Said, Jokowi yang tidak mengucapkan selamat atas ulang tahun Nasdem karena kesibukan Presiden selama beberapa pekan terakhir seperti KTT ASEAN di Kamboja, dan juga G20 Bali. Jadi, tidak mengucapkan selamat itu tidak berarti Bapak Presiden tiba-tiba ada miskomunikasi dengan Nasdem.
"Pastilah Bapak Presiden itu pada waktunya nanti, dengan cara Bapak Presiden, dengan gesture Bapak Presiden yang selama ini selalu meghormati para ketua umum partai, dan para stakeholders dan para politisi kita, itu bukan tipikal presiden tidak mengucapkan apa pun," ujarnya.
Menurut legislator asal Madura ini, kesibukan Presiden ini tidak ada hubungannya secara personal dengan SP. Apalagi, Indonesia menjadi Presidensi G20, dan ini menyangkut nama baik Indonesia sebagai tuan rumah. Jadi masalah HUT Nasdem itu jangan dibesar-besarkan.
"Bapak Presiden kita itu jadi tuan rumah G20, masa ada acara besar yang menyangkut nama baik kita, tiba-tiba dikerdilkan dengan urusan tidak mengucapkan HUT, seakan-akan masalah. Yang bermasalah kalian yang mempertanyakan, dengan tidak berpikir untuk Indonesia," sesal Said.
Said menegaskan, Indonesia tidak bubar dengan hanya Jokowi yang tidak mengucapkan selamat atas HUT Nasdem, tapi jika G20 ada masalah, tentu Indonesia yang akan malu. "Kira-kira kalau Bapak Presiden tidak mengucapkan selamat, Indonesia bubar? Tapi kalau G20 ada masalah, yang malu siapa? Urusan internasional dilarikan ke ursan ecek-ecek. Ayok laaah," tandas Said.
Isu ini merebak lantaran Jokowi yang tidak menghadiri acara HUT Partai Nasdem di JCC Senayan pada Jumat, 11 November 2022, maupun mengirimkan video ucapan selamat. "Ah tidak (Jokowi dan SP renggang). Kalau agak rengang, wong menteri-menterinya masih bagus hubungannya (dengan Jokowi)," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip Selasa (15/11/2022).
Said menjelaskan, kalau hubungan Jokowo dengan SP renggang, lantas bagaimana dengan menteri-menteri dari kader Nasdem. Sepengetahuannya, 3 menteri Nasdem masih berada dalam kabinet Jokowi dan masih berkomunikasi. "Kalau dengan Pak Surya renggang, bagaimana menterinya. Ada 3 menteri di dalamnya, dan semuanya masih di bawah Bapak Presiden. Komunikasi, ratas, rapat paripurna kabinet kan jalan semua," tegasnya.
Soal kabar menteri Nasdem tidak diundang rapat, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mengaku tidak pernah mendengar kabar itu, jadi menurutnya tidak ada masalah. "Tidak ada (kabar menteri Nasdem tak diundang rapat). Jadi tidak ada masalah," tukas Said.
Menurut Said, Jokowi yang tidak mengucapkan selamat atas ulang tahun Nasdem karena kesibukan Presiden selama beberapa pekan terakhir seperti KTT ASEAN di Kamboja, dan juga G20 Bali. Jadi, tidak mengucapkan selamat itu tidak berarti Bapak Presiden tiba-tiba ada miskomunikasi dengan Nasdem.
"Pastilah Bapak Presiden itu pada waktunya nanti, dengan cara Bapak Presiden, dengan gesture Bapak Presiden yang selama ini selalu meghormati para ketua umum partai, dan para stakeholders dan para politisi kita, itu bukan tipikal presiden tidak mengucapkan apa pun," ujarnya.
Menurut legislator asal Madura ini, kesibukan Presiden ini tidak ada hubungannya secara personal dengan SP. Apalagi, Indonesia menjadi Presidensi G20, dan ini menyangkut nama baik Indonesia sebagai tuan rumah. Jadi masalah HUT Nasdem itu jangan dibesar-besarkan.
"Bapak Presiden kita itu jadi tuan rumah G20, masa ada acara besar yang menyangkut nama baik kita, tiba-tiba dikerdilkan dengan urusan tidak mengucapkan HUT, seakan-akan masalah. Yang bermasalah kalian yang mempertanyakan, dengan tidak berpikir untuk Indonesia," sesal Said.
Said menegaskan, Indonesia tidak bubar dengan hanya Jokowi yang tidak mengucapkan selamat atas HUT Nasdem, tapi jika G20 ada masalah, tentu Indonesia yang akan malu. "Kira-kira kalau Bapak Presiden tidak mengucapkan selamat, Indonesia bubar? Tapi kalau G20 ada masalah, yang malu siapa? Urusan internasional dilarikan ke ursan ecek-ecek. Ayok laaah," tandas Said.
(cip)