Marsekal Hadi Tjahjanto: TNI-Polri Aset Bangsa yang Bhinneka Tunggal Ika

Rabu, 08 Juli 2020 - 12:46 WIB
loading...
Marsekal Hadi Tjahjanto:...
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan, TNI-Polri merupakan dua institusi besar sekaligus aset strategis bangsa Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Foto/Puspen TNI
A A A
JAKARTA - TNI-Polri merupakan dua institusi besar sekaligus aset strategis bangsa Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, saat memberikan pembekalan kepada 750 (Calon Perwira Remaja (Capaja) Taruna-Taruni TNI dan Polri Tahun 2020 yang terdiri dari 457 Capaja Akademi TNI dan 293 Capaja Akademi Kepolisian, di Gedung Bhinneka Eka Bhakti, Mako Akademi TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020). (Baca juga: Ini Pesan Ajaib Kapolri Kepada 750 Taruna TNI-Polri)

Didampingi Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, Panglima TNI menjelaskan berbagai peristiwa besar yang terjadi di Indonesia dapat diselesaikan dengan baik, hal tersebut tidak lepas dari kerja sama dan kerja keras TNI dan Polri. ”Pilkada serentak dan pemilu, penanganan bencana alam di berbagai daerah, maupun berbagai even nasional dan internasional, menunjukkan betapa persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan melalui sinergi TNI-Polri dan komponen bangsa lainnya, adalah kunci keberhasilan sebagai bangsa,” ujarnya. (Baca juga: Jokowi Dorong Otomatisasi Persenjataan TNI)

Dalam kesempatan tersebut Panglima TNI juga menyampaikan, saat ini dampak ancaman biologis virus Covid-19 telah mengguncang dunia, walaupun korbannya masih jauh di bawah angka kematian akibat Flu Spanyol pada 1918. Bahkan negara-negara maju dengan sistem kesehatan yang sangat modern turut kewalahan. Amerika Serikat sebagai negara adidaya, memiliki angka terkonfirmasi dan meninggal dunia yang sangat tinggi.

Menghadapai pandemi Covid-19 tersebut, TNI-Polri kembali bahu membahu berupaya memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pencegahan penyebaran Covid-19. Sebagai bagian dari Gugus Tugas di daerah, prajurit TNI dan anggota Polri berupaya membangun disiplin protokol kesehatan dan upaya ini tidak mudah mengingat kompleksitas permasalahan yang ada. ”Kesenjangan pemahaman tersebut merupakan bagian dari ancaman kesenjangan yang telah saya sampaikan sejak awal 2018 lalu, bersama dengan ancaman biologi dan ancaman siber. Ketiga ancaman tersebut semakin mengemuka dengan meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa paradox,” ucapnya. (Baca juga: Bangun Sinergitas, Kepala Penerangan Kostrad Kunjungi Inews TV)

Kesenjangan di tengah masyarakat tersebut menyentuh hati prajurit TNI dan anggota Polri di berbagai daerah. Ada yang menyumbangkan tunjangan Babinsanya, THR dari Komandan bahkan gajinya sendiri untuk membantu kesulitan rakyat. Kepekaan semacam inilah yang harus kalian miliki. Kepekaan untuk ikut mengatasi kesulitan rakyat di manapun kalian bertugas.

Panglima TNI menambahkan, pada 14 Juli Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melantik para Taruna dan Taruni menjadi Perwira Pertama TNI dan Polri. Prasetya Perwira atau Pelantikan Perwira menjadi batu pijakan untuk memasuki spektrum penugasan di tengah masyarakat. Setelah dilantik, para Taruna dan Taruni akan berubah status menjadi Perwira TNI-Polri dengan kewajiban dan tanggung jawab untuk mengabdi kepada negara.

”Sebagai perwira, tentunya diperlukan kemampuan-kemampuan sesuai tuntutan tugas dan spesialisasi di satuan. Perwira adalah pemimpin, artinya kalian akan selalu dihadapkan pada situasi genting dan harus mampu mengambil keputusan terbaik dalam kondisi apa pun,” katanya.

Mengakhiri pembekalanya, Panglima TNI memberikan beberapa penekanan kepada Capaja TNI-Polri di antaranya, jaga soliditas dan sinergitas TNI-Polri bersama komponen bangsa lainnya sebagai perekat persatuan dan kesatuan untuk menghadapi segala ancaman dan tantangan, kembangkan potensi diri dan segera beradaptasi dengan lingkungan tugas. ”Tunjukkan prestasi sebagai Perwira Muda yang tangguh, menjadi andalan di kesatuan masing-masing, memiliki loyalitas tegak lurus dan pengabdian yang tulus kepada bangsa dan negara, pegang teguh nilai-nilai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, serta Tri Brata dan Catur Prasetya,” tegasnya.

Disamping itu Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis juga menyampaikan dalam meniti karir, tidak ada yang instan, semuanya harus melalui proses. Dalam proses tersebut dibutuhkan beberapa langkah, di antaranya harus bertanggung jawab kepada diri sendiri, kepada institusi tempat mengabdi, dan kepada Tuhan YME.

”Kedua, diperlukan disiplin dan kerja keras, Ketiga harus memiliki komitmen dan integritas. Keempat, di dalam pembinaan karir ke depan semua punya kesempatan dan kemungkinan yang sama untuk menduduki tampuk pimpinan, saya yakin 2050, ada di antara calon Perwira Remaja di depan saya sekarang yang akan menjadi Panglima TNI atau Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia,” ucap Kapolri.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1485 seconds (0.1#10.140)