Kemenag: Tokoh Agama Miliki Peran Penting Wujudkan Pembangunan Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memastikan agama dan tokoh-tokoh agama memiliki peran sentral dan fundamental dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang sejalan dengan tujuan pembangunan nasional dan amanat konstitusi.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin seusai menghadiri International Partnership on Religion and Sustainable Development (PaRD) Annual Forum on Religion and Sustainable Development 2022 di Badung, Bali.
PaRD merupakan organisasi global yang terdiri dari 145 anggota dari 50 negara yang memfasilitasi kerja sama antarnegara, antarpemerintahan, riset akademis, agama, dan organisasi keagamaan masyarakat untuk mempercepat pencapaian SDGs.
“Agama terutama tokoh agama berperan sentral dan fundamental dalam mewujudkan SDGs. Kami ambil contoh tentang kemiskinan, reducing poverty di mana agama serta tokoh agama misalnya dalam konteks Islam, ada namanya zakat, wakaf, infak, sedekah,” kata Kamaruddin Amin, Selasa (1/10/2022).
Kamaruddin menyebut, ada jutaan rakyat, umat Islam di Indonesia yang mendapat bantuan dari dana zakat, wakaf, infak dan sedekah itu untuk membantu orang miskin. Bahkan mengubah mereka yang tadinya berhak menerima zakat menjadi wajib mengeluarkan zakat karena transformasi statusnya dari tidak mampu menjadi golongan mampu.
"Pemerintah telah banyak sekali men-deliver program terkait dengan pencapaian SDGs yang di dalamnya, agama berperan sangat fundamental dalam mewujudkan SDGs, mulai dari gender hingga politik, di mana kontribusi agama sangat signifikan dalam upaya negara mengurangi angka kemiskinan," ujarnya.
Berbagai program pemerintah antara lain memanfaatkan kualitas pendidikan, meningkatkan kesetaraan gender, penanganan pandemi Covid-19, penurunan stunting, pengentasan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan, di mana agama dan tokoh agama terbukti menjadi salah satu instrumen dalam mewujudkan SDGs di Indonesia.
“Juga tentang gender dan equality, ini membutuhkan penjelasan dari perspektif agama untuk bisa diterima oleh masyarakat, karena Indonesia adalah negara dengan bangsa yang sangat religius. Di sinilah peran sentral agama dan tokoh agama,” jelas Kamaruddin.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama saat ini memiliki 50.262 penyuluh agama yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyuluh merupakan tokoh agama yang secara rutin menyampaikan bimbingan keagamaan dan kebangsaan kepada masyarakat.
"Penyuluh agama juga menjadi instrumen dalam menyampaikan berbagai program pemerintah dengan bahasa agama. Mereka merupakan tokoh yang disegani sekaligus dirujuk di komunitasnya," tutur Kamaruddin.
Dalam edisi perdana penampilan Indonesia dalam forum PaRD ini, Kamaruddin mengatakan pemerintah akan bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama dari berbagai negara, untuk menambah sekaligus berbagi ilmu serta pengalaman Indonesia dalam mewujudkan tujuan SDGs melalui agama dan tokoh agama.
Seluruh peserta terkesan dengan metode kerja, kinerja hingga capaian SDGs Indonesia di masa krisis akibat beragam persoalan dunia, seperti pandemi Covid-19, turunnya ekonomi hingga invasi Rusia ke Ukraina, sehingga akan menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
“Ini 145 peserta dari 50 negara dunia dapat kita sharing pengalaman, pendapat dan juga sharing dalam pembangunan agama yang menjadi kontribusi Indonesia yang tengah merancang RPJMN, rencana pembangunan jangka menengah nasional,” katanya.
Selain Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Adib, Kasubdit Kemasjidan Akmal Salim Ruhana dan Kasubdit Kemitraan Umat Islam Ali Sibromalisi juga mewakili pemerintah dalam PaRD Annual Forum ini.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin seusai menghadiri International Partnership on Religion and Sustainable Development (PaRD) Annual Forum on Religion and Sustainable Development 2022 di Badung, Bali.
PaRD merupakan organisasi global yang terdiri dari 145 anggota dari 50 negara yang memfasilitasi kerja sama antarnegara, antarpemerintahan, riset akademis, agama, dan organisasi keagamaan masyarakat untuk mempercepat pencapaian SDGs.
“Agama terutama tokoh agama berperan sentral dan fundamental dalam mewujudkan SDGs. Kami ambil contoh tentang kemiskinan, reducing poverty di mana agama serta tokoh agama misalnya dalam konteks Islam, ada namanya zakat, wakaf, infak, sedekah,” kata Kamaruddin Amin, Selasa (1/10/2022).
Kamaruddin menyebut, ada jutaan rakyat, umat Islam di Indonesia yang mendapat bantuan dari dana zakat, wakaf, infak dan sedekah itu untuk membantu orang miskin. Bahkan mengubah mereka yang tadinya berhak menerima zakat menjadi wajib mengeluarkan zakat karena transformasi statusnya dari tidak mampu menjadi golongan mampu.
"Pemerintah telah banyak sekali men-deliver program terkait dengan pencapaian SDGs yang di dalamnya, agama berperan sangat fundamental dalam mewujudkan SDGs, mulai dari gender hingga politik, di mana kontribusi agama sangat signifikan dalam upaya negara mengurangi angka kemiskinan," ujarnya.
Berbagai program pemerintah antara lain memanfaatkan kualitas pendidikan, meningkatkan kesetaraan gender, penanganan pandemi Covid-19, penurunan stunting, pengentasan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan, di mana agama dan tokoh agama terbukti menjadi salah satu instrumen dalam mewujudkan SDGs di Indonesia.
“Juga tentang gender dan equality, ini membutuhkan penjelasan dari perspektif agama untuk bisa diterima oleh masyarakat, karena Indonesia adalah negara dengan bangsa yang sangat religius. Di sinilah peran sentral agama dan tokoh agama,” jelas Kamaruddin.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama saat ini memiliki 50.262 penyuluh agama yang tersebar di seluruh Indonesia. Penyuluh merupakan tokoh agama yang secara rutin menyampaikan bimbingan keagamaan dan kebangsaan kepada masyarakat.
"Penyuluh agama juga menjadi instrumen dalam menyampaikan berbagai program pemerintah dengan bahasa agama. Mereka merupakan tokoh yang disegani sekaligus dirujuk di komunitasnya," tutur Kamaruddin.
Dalam edisi perdana penampilan Indonesia dalam forum PaRD ini, Kamaruddin mengatakan pemerintah akan bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama dari berbagai negara, untuk menambah sekaligus berbagi ilmu serta pengalaman Indonesia dalam mewujudkan tujuan SDGs melalui agama dan tokoh agama.
Seluruh peserta terkesan dengan metode kerja, kinerja hingga capaian SDGs Indonesia di masa krisis akibat beragam persoalan dunia, seperti pandemi Covid-19, turunnya ekonomi hingga invasi Rusia ke Ukraina, sehingga akan menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
“Ini 145 peserta dari 50 negara dunia dapat kita sharing pengalaman, pendapat dan juga sharing dalam pembangunan agama yang menjadi kontribusi Indonesia yang tengah merancang RPJMN, rencana pembangunan jangka menengah nasional,” katanya.
Selain Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Adib, Kasubdit Kemasjidan Akmal Salim Ruhana dan Kasubdit Kemitraan Umat Islam Ali Sibromalisi juga mewakili pemerintah dalam PaRD Annual Forum ini.
(cip)