Penyebab Gangguan Ginjal Akut Masih Diteliti Pemerintah

Senin, 31 Oktober 2022 - 22:33 WIB
loading...
Penyebab Gangguan Ginjal Akut Masih Diteliti Pemerintah
Penyebab kasus gangguan ginjal akut masih diteliti oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama instansi terkait seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Foto: Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Penyebab kasus gangguan ginjal akut masih diteliti oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan ( Kemenkes ) bersama instansi terkait seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa kebijakan untuk mencegah penambahan korban sudah dijalankan oleh pemerintah.

"Saat ini kita sedang melakukan penelitian untuk mengetahui apa sih sebetulnya yang menyebabkan gangguan ginjal akut ini. Diduga penyebab gagal ginjal itu salah satunya keracunan, bisa dari makanan, minuman, dan obat-obatan. Obat-obatan ini sedang marak beritanya. Ini menjadi keprihatinan kita bersama," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, Senin (31/10/2022).

Kandungan obat sirup, kata dia, harus betul-betul diteliti untuk mengetahui mana yang dapat menyebabkan keracunan pada gijal. BPOM memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi setelah adanya hasil penelitian.





Ada lima obat yang ditarik dari peredaran lantaran mengandung bahan di luar standar. Dia mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menghentikan sementara penggunaan obat sirup untuk anak sebagai langkah cepat untuk mencegah kasus baru.

"Untuk yang sudah sakit, kita melakukan tindakan salah satunya dengan hemodialisa dan pemberian antidotum, zat penawar," imbuhnya.

Lebih lanjut dia menuturkan, 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut yang dirawat di RSCM semakin membaik setelah diberi Antidotum Fomepizole. Pemberian Fomepizole sesuai rekomendasi World Health Organization (WHO).

Kemudian, data menunjukkan pemberian Fomepizole pada pasien gangguan ginjal akut yang diduga disebabkan oleh intoksikasi memiliki efektivitas tinggi hingga di atas 90%. Dia menambahkan, tidak ada kematian dan tidak ada perburukan lebih lanjut.

“Anak tersebut sudah dapat mengeluarkan air kecil atau air seni. Dan dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar etilen glikol dari 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi zat berbahaya," pungkasnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1297 seconds (0.1#10.140)