Gagal Jadi Penerbang, Pria Berdarah Batak Ini Melejit Jadi Jenderal Kopassus yang Disegani

Kamis, 27 Oktober 2022 - 06:06 WIB
loading...
A A A
Akan tetapi, Sintong tidak menyerah. Ia kembali mendatangi Mabes AURI untuk ketiga kalinya dan mengatakan bahwa dirinya merupakan Calon Kadet Penerbang AURI. Akhirnya, perwira jaga menghadapkan Sintong kepada KSAU yang menerimanya dengan simpatik. Kemudian, KSAU memanggil Letkol Udara dr Salamun, Kepala Jawatan Kesehatan AURI untuk memeriksa kondisi kesehatan Sintong di Jalan Kesehatan, daerah Bilangan, Tanah Abang, yang kemudian mengantarnya kembali ke Mabes AURI.

Setelah bertemu KSAU Suryadharma untuk kedua kalinya, Sintong dijanjikan akan dipanggil tetapi setelah ia melakukan operasi amandel. Kemudian, Sintong kembali ke Medan sambil menunggu surat panggilan dari AURI. Namun, setelah ditunggu hingga beberapa waktu, surat panggilan yang diharapkan tidak jua datang. Konon, surat tersebut sebenarnya sudah datang, namun disembunyikan oleh ibunya.

Karena panggilan dari AURI tidak kunjung datang, akhirnya Sintong mencoba mengikuti tes masuk taruna AMN. Beserta kelima orang temannya, Sintong dinyatakan lulus tes dan diterima menjadi taruna AMN. Selanjutnya, ia berangkat ke Magelang untuk mengikuti pendidikan. Ia merupakan Taruna AMN Angkatan V yang saat itu berjumlah 117 orang.

Setelah lulus pada tanggal 27 Juni 1964, Sintong Panjaitan kemudian ditempatkan sebagai perwira pertama Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), pasukan elite ABRI Angkatan Darat (kini bernama Kopassus) di Cijantung, Jakarta Timur.

Satu tahun setelah menyelesaikan pendidikan militernya di Magelang, tepatnya pada pertengahan Agustus 1964, Sintong Panjaitan bersama 15 orang perwira AMN yang satu angkatan dengannya ditugaskan di Sulawesi Selatan dan Tenggara untuk memperoleh pengalaman tempur. Bersama dengan Abdulrachman dan Iding Suwardi, Sintong di B/P pada Batalion Infanteri 321/Galuh, Taruna Brigade Infanteri (Brigif) 13/Galuh, Kodam VI/Siliwangi yang pada waktu itu sedang melaksanakan Operasi Kilat untuk menumpas pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan pimpinan Kahar Muzakkar. Sementara, dua Batalion Brigif-13/Galuh lainnya, yaitu Yonif 332/Buaya Putih dan Yonif 303/Setia Perlaya, dioperasikan di sisi barat kaki Gunung Latimojong.

Empat kompi dalam Yonif 321 merupakan pasukan infanteri biasa yang tidak memiliki kualifikasi para. Brigif-13/Galuh merupakan brigade pertama yang dikirim oleh Brigjen TNI Ibrahim Adjie, Panglima Siliwangi untuk melaksanakan operasi di Sulawesi Selatan. Dua brigade Siliwangi lainnya, masing-masing Brigif-11 dan Brigif-12 menyusul kemudian. Pada waktu Sintong ditempatkan di Yonif 321, Brigif-13 telah beroperasi selama 1 tahun di palagan Sulawesi Selatan.

Di antara 15 perwira remaja yang diikutkan ke dalam Operasi Kilat, hanya Sintong Panjaitan yang ditunjuk menjadi memimpin operasi tempur pada garis paling depan dan paling berat dari Yonif 321. Di batalion tersebut, Sintong menunjukkan kemampuannya sebagai seorang komandan dalam memimpin pertempuran.

Atas prestasinya itu, 4 bulan kemudian, ia diangkat menjadi Komandan Peleton 1 Kompi Suryo/Yon 3 RPKAD di palagan Sulawesi Tenggara. Dari 15 perwira remaja lulusan AMN Angkatan 63 yang menimba pengalaman tempur dalam Operasi Kilat, hanya Sintong Panjaitan dan Abdulrachman yang ditunjuk dan dipilih menjadi pemimpin peleton RPKAD. Padahal, keduanya masih belum mengikuti pendidikan prajurit komando.

Adapun teman seangkatan Sintong Panjaitan, di antaranya adalah Idroes (Mayjen TNI Purn), Sinung Karjo S (Letjen TNI Purn), Wismoyo Arismunandar (Jenderal TNI Purn), Kilian Sidabutar (Letjen TNI Purn), Toga Tampubolon (Mayjen TNI Purn), Sukarno (Mayjen TNI Purn), Kuntara (Jenderal TNI Purn), dan Basofi Sudirman (Letjen TNI Purn).

Adapun beberapa seniornya di AMN Angkatan I, di antaranya ialah Eddi Sudradjat (Jenderal TNI Purn), Hasudungan Simanjuntak (Mayjen TNI Purn), dan Sembiring Meliala (Mayjen TNI Purn), dan Soekarto (Mayjen TNI Purn). Sedangkan dari AMN Angkatan II, di antaranya ialah ZA Mualani (Letjen TNI Purn), Faisal Tandjung (Jenderal TNI Purn), Soetedjo (Mayjen TNI Purn), dan Ketot Harsono (Letjen TNI Purn).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1573 seconds (0.1#10.140)