WHUC Survei Persiapan Indonesia dan 25 Negara Pengirim Jamaah Haji 2020

Senin, 27 April 2020 - 19:25 WIB
loading...
WHUC Survei Persiapan Indonesia dan 25 Negara Pengirim Jamaah Haji 2020
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Hajj and Umrah Convention (WHUC) telah melakukan survei persiapan pelaksanaan haji 1441H/2020M yang melibatkan 25 negara pengirim jamaah haji. (Baca juga: Tiga Hari Jelang Penutupan, 86% Calon Jamaah Lunasi Biaya Haji)

Hal ini diungkapkan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar saat membuka Rapat Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui telekonferensi. "Dari 25 negara tersebut, salah satunya termasuk Indonesia," kata Nizar di Jakarta, Senin (27/4/2020). (Baca juga: Kemenag Siapkan Dua Skenario Ibadah Haji 2020)

Menurut Nizar, survei ini diselenggarakan kerja sama Biro Perencanaan Kementerian Haji dengan WHUC. Hasil survei ini nantinya dilaporkan kepada Menteri Haji dan Raja Salman sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. "Hasil survei ini nantinya diharapkan dapat memberikan masukan untuk Kementerian Haji atau Raja Salman dalam mengambil kebijakan tentang penyelenggaraan haji 1441H/2020M," ujarnya.

Dari 25 negara yang berpartisipasi dalam pelaksanaan survei, kata dia, sudah ada 15 negara yang mengembalikan form survei tersebut, termasuk Indonesia.

Terpisah, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menjelaskan survei yang dilakukan WHUC ini antara lain menggali informasi tentang persiapan dan langkah kesehatan yang diambil setiap negara dalam penanganan COVID-19. Selain itu, survei juga terkait kesiapan setiap negara jika kebijakan haji akan mempertimbangkan pembatasan aspek umur maksimal 50 tahun. “Survei juga menanyakan tentang kesiapan negara jika harus ada karantina sebelum perjalanan dan ketika tiba di Saudi. Juga tentang kesiapan setiap negara jika ada pengurangan kuota sebanyak 20%,” tuturnya.

Endang menambahkan, pihaknya juga telah mendapat informasi bahwa Arab Saudi mulai 27 April ini sudah tidak memberlakukan lagi jam malam untuk selain Makkah dan Madinah. "Ada informasi yang kami dapatkan bahwa ada perkembangan positif terkait penanganan COVID-19 di Arab Saudi. Sehingga, sejak hari ini, mal, toko, dan kafe sudah diperkenankan buka kembali. Ini kayaknya ada tanda-tanda baik buat kita. Raja Salman juga telah menyetujui Majelis Kabinet terkait pelaksanaan MoU tentang fast track bagi negara-negara pengirim jamaah haji,” tandasnya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)