Hadapi Perang Modern, Satuan Kavaleri Butuh Modernisasi Senjata, SDM, dan Organisasi

Rabu, 12 Oktober 2022 - 21:36 WIB
loading...
A A A
CEO Romeo Strategic Consulting M Iftitah Sulaiman mengatakan, sejak awal didirkan, satuan kavaleri Indonesia telah memiliki karakter sendiri. Hal ini karena kontur medan di Indonesia yang tertutup banyak pohon. Yang menarik, sejak dulu Letjen TB Silalahi telah membuat buku tentang masa depan kavaleri yang dilengkapi dengan kavaleri udara yaitu dengan heli serang. “Heli sangat cocok dengan medan tertutup,” kata lulusan terbaik Akmil 1999 ini.

Sejalan dengan Agus, perlu ada transformasi organisasi kavaleri serta peralatannya, doktrin, taktik dan SDM. Objektif akhirnya adalah persenjataan gabungan (combined arms) tidak saja dengan satuan internal TNI AD seperti satuan heli, tapi juga bisa dengan TNI AU seperti Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas).

“Yang tidak relevan itu kalau masih ada yang bicara soal ego sektoral karena tema perang modern adalah kolaborasi, join forces dan combined arms, semua kesatuan saling melengkapi dan menutup kekurangan yang lain,” katanya.

Iftitah menambahkan, tantangan satuan kavaleri justru ada di ciri khasnya yaitu teknologi. Dengan bisa beradaptasi dengan teknologilah, satuan kavaleri itu tetap relevan. Memang ada lebih dari 2.400 tank Rusia yang dihancurkan di Ukraina. Akan tetapi, untuk menduduki sebuah wilayah yang dibutuhkan adalah satuan darat, seperti kavaleri.

Iftitah mengusulkan, Satuan Kavaleri mengembangkan ilmu yang ada di Perintah Jenis Tugas. “Kita juga belajar dari masa lalu kalau kehadiran teknologi sifatnya melengkapi, bukan menggantikan. Adanya tank tidak lantas menggantikan kuda yang masih terus dipakai di jalan-jalan sempit dan tertutup,” kata Iftitah yang pernah bertugas di Korps Kavaleri.

Iftitah mengaku, saat dirinya melakukan operasi lawan gerilya di Aceh pada 2003, satuan kavaleri sangat efektif. Apalagi ketika di masa awal operasi militer, perekonomian lumpuh. Dengan kavaleri, jalur-jalur perbekalan umum bisa dijaga, demikian juga pergeseran manusia dan barang.

Namun, Iftitah menggarisbawahi perlunya pengembangan tank di industri pertahanan dalam negeri. “Dulu waktu di Aceh, tank Scorpion yang datang 28 yang operasional cuma 2. Kemudian diganti panser dari Pindad, dari 16 cuma 2 rusak ringan itu pun bisa diperbaiki,” katanya.
(cip)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1752 seconds (0.1#10.140)