Madrasah Young Researchers Super Camp 2022, Jadi Ajang Siswa Madrasah Unjuk Karya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ajang Madrasah Young Researchers Super Camp (Myres) 2022 yang merupakan rangkaian dari gelaran Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2022 tingkat nasional yang diadakan Kementerian Agama (Kemenag), menjadi ajang unjuk karya dan produk inovatif siswa madrasah.
Salah satunya produk buatan Rafila Anindya Ahmad, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Jakarta, yang
turut antusias mengikuti ajang tersebut dengan mengenalkan batik tulis asal Betawi.
"Saya tidak menyangka bisa masuk ke babak final. Alhamdulillah saya bersyukur tahun ini bisa masuk ke babak final," ujar Rafila seperti dilansir laman resmi Kemenag, Selasa (11/10/2022).
Rafila mengatakan, antusiasmenya seakan pecah saat masuk ke babak final. Sebab, Ia juga pernah mengikuti pelaksanaan Myres tahun lalu dan tidak melaju ke babak final seperti sekarang.
"Tahun ini saya bisa masuk kebabak final, saya sangay senang, karena tahun lalu hanya masuk 15 besar," katanya.
Menurut Rafila, penelitian yang angkat berjudul 'Perempuan dan Canting, Strategi Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Batik Betawi Rusun Tambora Jakarta Untuk Perekonomian Keluarga' itu adalah bagian dari mengangkat isi kesetaraan gender dan pemberdayaan hak perempuan.
"Hal ini yang membuat saya yakin untuk mengangkat isu ini dalam penelitian saya. Partisipasi perempuan dinilai penting dalam pembangunan berkelanjutan terutama isu kesetaraan gender di era VUCA saat ini," paparnya.
Rafila menambahkan pemberdayaan perempuan pengrajin batik Betawi di rusun Tambora Jakarta ini membawa dampak langsung pada perekonomian keluarga dan juga dampak tidak langsung pada pengrajin batik yaitu dari sisi sosial, intelektual, keterampilan seni dan budaya.
"Menang tidaknya dalam ajang ini bukan menjadi hal yang utama, yang terpenting saya sudah menunjukkan yang terbaik, dan memperkenalkan batik Betawi dalam ajang nasional ini," katanya.
Lihat Juga: Dipimpin Gus Yaqut, Institute for Humanitarian Islam Bertekad Tebarkan Nilai Kemanusiaan di Dunia
Salah satunya produk buatan Rafila Anindya Ahmad, siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Jakarta, yang
turut antusias mengikuti ajang tersebut dengan mengenalkan batik tulis asal Betawi.
"Saya tidak menyangka bisa masuk ke babak final. Alhamdulillah saya bersyukur tahun ini bisa masuk ke babak final," ujar Rafila seperti dilansir laman resmi Kemenag, Selasa (11/10/2022).
Rafila mengatakan, antusiasmenya seakan pecah saat masuk ke babak final. Sebab, Ia juga pernah mengikuti pelaksanaan Myres tahun lalu dan tidak melaju ke babak final seperti sekarang.
"Tahun ini saya bisa masuk kebabak final, saya sangay senang, karena tahun lalu hanya masuk 15 besar," katanya.
Menurut Rafila, penelitian yang angkat berjudul 'Perempuan dan Canting, Strategi Pemberdayaan Perempuan Pengrajin Batik Betawi Rusun Tambora Jakarta Untuk Perekonomian Keluarga' itu adalah bagian dari mengangkat isi kesetaraan gender dan pemberdayaan hak perempuan.
"Hal ini yang membuat saya yakin untuk mengangkat isu ini dalam penelitian saya. Partisipasi perempuan dinilai penting dalam pembangunan berkelanjutan terutama isu kesetaraan gender di era VUCA saat ini," paparnya.
Rafila menambahkan pemberdayaan perempuan pengrajin batik Betawi di rusun Tambora Jakarta ini membawa dampak langsung pada perekonomian keluarga dan juga dampak tidak langsung pada pengrajin batik yaitu dari sisi sosial, intelektual, keterampilan seni dan budaya.
"Menang tidaknya dalam ajang ini bukan menjadi hal yang utama, yang terpenting saya sudah menunjukkan yang terbaik, dan memperkenalkan batik Betawi dalam ajang nasional ini," katanya.
Lihat Juga: Dipimpin Gus Yaqut, Institute for Humanitarian Islam Bertekad Tebarkan Nilai Kemanusiaan di Dunia
(ars)