3 Jenderal TNI AD yang Memiliki Brevet Wing Penerbang AU dan Denjaka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tak banyak jenderal TNI AD yang memiliki Brevet Wing Penerbang AU dan Denjaka sekaligus. Untuk mendapatkannya tidak mudah karena penerimanya adalah prajurit yang telah terkualifikasi, baik dari segi pendidikan maupun pelatihan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), brevet adalah tanda bukti keahlian, kepandaian, atau kemampuan yang diberikan kepada seseorang. Di lingkungan TNI, brevet diberikan oleh korps atau angkatan kepada seorang prajurit sebagai tanda kemahiran, kehormatan, pengabdian, tanggung jawab atau kualifikasi.
Namun ada juga brevet yang diberikan kepada seseorang sebagai bentuk kehormatan sang penerima. Tak heran bila seorang jenderal TNI memiliki beberapa brevet dari tiga matra berbeda, misalnya brevet Wing Penerbang Angkatan Udara (AU) dan brevet Denjaka (Detasemen Jalamengkara) dari TNI Angkatan Laut (AL).
Baca juga: Deretan Brevet dan Pin yang Dimiliki Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo
Berikut ini 3 jenderal TNI AD yang memiliki brevet Wing Penerbang AU dan Denjaka:
1. Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto
Jenderal TNI (Purn) Endriarto Sutarto. FOTO/IST
Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto lahir pada 29 April 1947. Ia merupakan Panglima TNI periode 2002-2006. Sebelumnya menjabat Panglima TNI, alumnus Akabri 1971 ini pernah menjabat berbagai posisi penting di TNI Angkatan Darat, antara lain KSAD (9 Oktober 2000-4 Juni 2002), Wakil KSAD, dan Komandan Sesko TNI. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Umum (Asops Kasum) ABRI dan Komandan Paspampres.
Endriartono Sutarto memiliki beberapa brevet antara lain brevet Kopassus, brevet Denjaka, brevet Wing Penerbang TNI AU, brevet kualifikasi Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir, Pathfinder Badge US Army, dan Master Parachutist Badge US Army.
2. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo. FOTO/IST
Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo lahir pada 5 Mei. Ia dilantik menjadi KSAD berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor: 40/TNI/2011 menggantikan Jenderal TNI George Toisutta. Saat itu, pengangkatannya sebagai KSAD menuai protes dari berbagai kalangan karena dianggap terdapat unsur nepotisme. Sebab, Pramono Edhie merupakan ipar dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), brevet adalah tanda bukti keahlian, kepandaian, atau kemampuan yang diberikan kepada seseorang. Di lingkungan TNI, brevet diberikan oleh korps atau angkatan kepada seorang prajurit sebagai tanda kemahiran, kehormatan, pengabdian, tanggung jawab atau kualifikasi.
Namun ada juga brevet yang diberikan kepada seseorang sebagai bentuk kehormatan sang penerima. Tak heran bila seorang jenderal TNI memiliki beberapa brevet dari tiga matra berbeda, misalnya brevet Wing Penerbang Angkatan Udara (AU) dan brevet Denjaka (Detasemen Jalamengkara) dari TNI Angkatan Laut (AL).
Baca juga: Deretan Brevet dan Pin yang Dimiliki Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo
Berikut ini 3 jenderal TNI AD yang memiliki brevet Wing Penerbang AU dan Denjaka:
1. Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto
Jenderal TNI (Purn) Endriarto Sutarto. FOTO/IST
Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto lahir pada 29 April 1947. Ia merupakan Panglima TNI periode 2002-2006. Sebelumnya menjabat Panglima TNI, alumnus Akabri 1971 ini pernah menjabat berbagai posisi penting di TNI Angkatan Darat, antara lain KSAD (9 Oktober 2000-4 Juni 2002), Wakil KSAD, dan Komandan Sesko TNI. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Umum (Asops Kasum) ABRI dan Komandan Paspampres.
Endriartono Sutarto memiliki beberapa brevet antara lain brevet Kopassus, brevet Denjaka, brevet Wing Penerbang TNI AU, brevet kualifikasi Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir, Pathfinder Badge US Army, dan Master Parachutist Badge US Army.
2. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo. FOTO/IST
Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo lahir pada 5 Mei. Ia dilantik menjadi KSAD berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor: 40/TNI/2011 menggantikan Jenderal TNI George Toisutta. Saat itu, pengangkatannya sebagai KSAD menuai protes dari berbagai kalangan karena dianggap terdapat unsur nepotisme. Sebab, Pramono Edhie merupakan ipar dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).