Respons Jenderal Andika Terkait Megawati Singgung Pertahanan Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Baru-baru ini, Megawati Soekarnoputri turut mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar mengajak tiga matra angkatan di TNI agar duduk bersama membahas terkait pertahanan RI ke depan, karena disebut tak sesuai dengan negara archipelago.
Menanggapi hal itu, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa buka suara. Menurut Andika, prajurit TNI terus bekerja maksimal di tengah keterbatasan yang ada. Sebab, lanjutnya, TNI tidak akan bekerja maksimal bila terus berharap-harap cemas dengan hal yang belum ada.
"Bagi saya, kita harus berusaha dan bekerja dengan apa yang kita punya. Kalau kita hanya mengharap-harapkan, kita nanti tidak bekerja," ujar Andika di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Megawati Sebut Sistem Pertahanan Maju Mundur, Jokowi Panggil Panglima TNI
Lebih lanjut, Andika turut bercerita mengenai kurangnya prajurit yang kerap berjaga di perbatasan. Sehingga, bila diambil dari contoh di perbatasan Malaysia, diibaratkan hanya ada satu prajurit di setiap satu kilometer perbatasan.
"Misalnya sepanjang perbatasan Indonesia dengan Malaysia, itu kan 2.000 km, prajurit kita yang ada di sana 1.800 di perbatasan. Berarti kan kalau dibentangkan dari kiri ke kanan, satu orang dengan orang yang lain itu jaraknya satu kilo, kurang sebenarnya," tuturnya.
"Tapi ya kita harus smart, makanya kita yang penting enggak boleh nyerah dengan kekurangan personel kita. Gimana caranya, memanfaatkan masyarakat sekitar, kita membina mereka, sehingga mereka bisa menjadi early warning bagi kita," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memanggil Jenderal Andika Perkasa beserta tiga kepala staf. Pemanggilan tersebut menanggapi pernyataan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang menyebut sistem pertahanan di bawah kepemimpinan Jokowi dianggap maju mundur.
"Ya sudah, hari Senin kemarin saya memanggil Panglima TNI beserta kepala staf darat, laut, udara," kata Jokowi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Menanggapi hal itu, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa buka suara. Menurut Andika, prajurit TNI terus bekerja maksimal di tengah keterbatasan yang ada. Sebab, lanjutnya, TNI tidak akan bekerja maksimal bila terus berharap-harap cemas dengan hal yang belum ada.
"Bagi saya, kita harus berusaha dan bekerja dengan apa yang kita punya. Kalau kita hanya mengharap-harapkan, kita nanti tidak bekerja," ujar Andika di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Megawati Sebut Sistem Pertahanan Maju Mundur, Jokowi Panggil Panglima TNI
Lebih lanjut, Andika turut bercerita mengenai kurangnya prajurit yang kerap berjaga di perbatasan. Sehingga, bila diambil dari contoh di perbatasan Malaysia, diibaratkan hanya ada satu prajurit di setiap satu kilometer perbatasan.
"Misalnya sepanjang perbatasan Indonesia dengan Malaysia, itu kan 2.000 km, prajurit kita yang ada di sana 1.800 di perbatasan. Berarti kan kalau dibentangkan dari kiri ke kanan, satu orang dengan orang yang lain itu jaraknya satu kilo, kurang sebenarnya," tuturnya.
"Tapi ya kita harus smart, makanya kita yang penting enggak boleh nyerah dengan kekurangan personel kita. Gimana caranya, memanfaatkan masyarakat sekitar, kita membina mereka, sehingga mereka bisa menjadi early warning bagi kita," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memanggil Jenderal Andika Perkasa beserta tiga kepala staf. Pemanggilan tersebut menanggapi pernyataan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang menyebut sistem pertahanan di bawah kepemimpinan Jokowi dianggap maju mundur.
"Ya sudah, hari Senin kemarin saya memanggil Panglima TNI beserta kepala staf darat, laut, udara," kata Jokowi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
(maf)