Siapkan Pemimpin Transformasional, Kemendagri Gelar Pelatihan Pejabat Internal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian dalam Negeri (Kemendagri) menyiapkan sejumlah program dalam menyiapkan kepemimpinan yang mumpuni. Karena digelarlah Pelatihan Change Leader Batch 1 untuk 35 peserta dari Pejabat Eselon 3 dan Analis Madya di Lingkungan Kemendagri .
Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro berharap, para peserta bisa memahami tugas serta tanggung jawab sebagai change leader dan mendapatkan pembekalan keterampilan praktis yang diperlukan.
"Change atau berubah itu filosofinya seperti Superman. Kata-kata berubah mengandung harapan yang luar biasa," kata Suhajar dalam keterangannya, Rabu (5/10/2022).
Bicara soal perubahan, Suhajar teringat dengan Park Chung Hee (mantan Presiden Korea Selatan tahun 1963) yang bisa bangkit bahkan bersaing dengan Jepang.
"Padahal dulu Korea dan Jepang ini memiliki kehancuran atau kondisi yang sama. Lalu bagaimana cara mengejar Jepang? Park Chung Hee mengubah mindset seluruh pimpinan dan rakyatnya," papar Suhajar. Baca juga: Kemendagri Siapkan Analisis Kebutuhan Perda
Bahkan kata Suhajar, kondisi Korea dan Indonesia saat itu hampir sama, namun Korea melakukan change atau perubahan secara melesat misalnya kerja 20 jam dalam sehari.
"Untuk itu, kawan-kawan yang dipanggil dan terpilih hari ini diharapkan berada di kelompok sepertiga dari tubuh organisasi kita yang siap untuk memimpin perubahan ini," terang Suhajar,
"Supaya orang yang sepertiganya lagi bisa melihat kita untuk ikut berubah. Dan sepertiganya lagi bisa mengubah orang yang awalnya ragu secara perlahan akan menemukan pembuktian bahwa ternyata bisa melakukan perubahan menjadi lebih baik," tambahnya.
Agar harapan tersebut terwujud, pria asal Karimun itu mempersiapkan para Eselon 3 ini agar menjadi pemimpin yang mampu mengelola kewenangan (pelayanan), mampu mengambil keputusan dengan tepat, serta mempertanggungjawabkannya.
"Seseorang yang mempunyai kewenangan itulah yang disebut pemimpin. Kepemimpinan itu bukanlah kesewenang-wenangan namun kepemimpinan itu adalah kewenangan melayani," jelasnya.
"Nah, ketika menjadi pemimpin itu harus hati-hati dalam mengambil keputusan, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan. Pemimpin yang tidak bertanggung jawab akan tersisih oleh waktu," tutupnya.
Diketahui Pelatihan Change Leader Batch 1 untuk 35 peserta dari Pejabat Eselon 3 dan Analis Madya di Lingkungan Kemendagri merupakan bagian Accelerated Culture Transformation (ACT) Consulting ESQ Leadership Centre yang dibentuk Ary Ginanjar Agustian.
Acara yang digelar dalam rangka menindaklanjuti Roadmap Transformasi Budaya Kerja Berakhlak tersebut dilaksanakan di Aula Gedung F Kemendagri pada Senin 3 Oktober 2022.
Paparan yang disampaikan Suhajar dalam kurun waktu sekitar 30 menit itu disimak dengan baik oleh peserta pelatihan yang hadir secara offline serta Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian secara daring.
"Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Suhajar sudah sangat cukup, jadi saya hanya mencoba membingkai dan menggambar supaya lebih mudah dipahami oleh semuanya apa yang disampaikan oleh Pak Sekjen. Apa yang disampaikan oleh beliau itu memacu semangat kita saat berbicara tentang Korea," kata Ary melalui zoom meeting.
Nampak dari layar, pria mantan ASN itu membagikan foto saat Korea berada di 50 Tahun lalu. Dulu, warga Korea perkapitanya hanya 67 dollar dan seketika melejit di tahun 2016 yaitu 35.000 dollar.
"Apa yang dilakukan mereka supaya bisa menjadi Superman seperti Park Chung Hee agar bisa terbang? Korea terbang menjadi global player atau pemain dunia dan bisa mengalahkan Jepang. Indonesia juga harus seperti itu," ungkapnya
"Korea yang saat itu dipimpin oleh Park Chung Hee memegang teguh misi dan nilai-nilainya supaya bisa maju. Mereka memegang 2 kekuatan yaitu misinya adalah Urinara (demi bangsaku), serta core valuesnya yakni diligence, self help, cooperation. Dan sekarang Indonesia juga punya 2 kekuatan itu. Misinya adalah Bangga Melayani Bangsa dan nilai nilainya adalah BerAKHLAK," tuturnya.
Seketika dalam layar zoom terlihat sebuah gambar dengan judul total transformational model, tertera bagan bagan dan lingkaran bulat di tengahnya yang berwarna-warni.
"Tentu, Kemendagri sudah memiliki visi misi dan target. Bicara soal Renstra pun, strategi sudah dicanangkan oleh Pak Menteri, struktur telah disiapkan oleh pemerintah, sistem pun sudah. Namun 70 persen kegagalannya itu bukan sebelah kiri melainkan sebelah kanan yaitu karakter, nilai, dan keyakinan," ucap Ary.
Menurutnya, hal itu diejawantahkan dengan Idealized Influence. Maka harus menjadi Pemimpin yang memiliki role model dari misi dan nilai itu. Kemudian lanjutnya, yang kedua adalah harus menjadi Pemimpin yang memberikan inspirasi atau sebagai seorang guru (Inspirational Motivation).
“Yang ketiga adalah anda sebagai pemimpin harus bisa menstimulasikan orang agar mengeluarkan ide-idenya (Intellectual Stimulation). Terakhir yaitu Pemimpin yang mampu memilih orang yang tepat agar sesuai dengan posisi yang dibutuhkan (Individualized Consideration)," ungkapnya.
"Kalau ini sudah dimiliki dan digabungkan maka peran anda sebagai agen perubahan akan berhasil mengubah Kemendagri bahkan Indonesia menjadi lebih baik," pungkas Ary.
Sebagai informasi, saat ini juga sedang berlangsung pengisian survei Indeks Berakhlak untuk 632 Kementerian/Lembaga/Daerah untuk sekitar 4 juta ASN di seluruh Indonesia.
Sudah dimulai pada tanggal 29 Agustus 2022. Program ini dibagi dalam 4 batch, yaitu: Instansi Pemerintah wilayah Indonesia Barat, kemudian wilayah Indonesia Tengah, lalu wilayah Indonesia Timur dan yang terakhir Instansi Pemerintah Pusat.
Tujuannya agar program internalisasi Berakhlak ini tepat sasaran. Sebagaimana halnya ketika akan melakukan treatment kesehatan, maka harus dilakukan cek laboratorium (general check up). Sehingga bisa diketahui siapa yang menderita sakit dan sakitnya apa, lalu diberikan pengobatan yang presisi oleh ACT Consulting.
Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro berharap, para peserta bisa memahami tugas serta tanggung jawab sebagai change leader dan mendapatkan pembekalan keterampilan praktis yang diperlukan.
"Change atau berubah itu filosofinya seperti Superman. Kata-kata berubah mengandung harapan yang luar biasa," kata Suhajar dalam keterangannya, Rabu (5/10/2022).
Bicara soal perubahan, Suhajar teringat dengan Park Chung Hee (mantan Presiden Korea Selatan tahun 1963) yang bisa bangkit bahkan bersaing dengan Jepang.
"Padahal dulu Korea dan Jepang ini memiliki kehancuran atau kondisi yang sama. Lalu bagaimana cara mengejar Jepang? Park Chung Hee mengubah mindset seluruh pimpinan dan rakyatnya," papar Suhajar. Baca juga: Kemendagri Siapkan Analisis Kebutuhan Perda
Bahkan kata Suhajar, kondisi Korea dan Indonesia saat itu hampir sama, namun Korea melakukan change atau perubahan secara melesat misalnya kerja 20 jam dalam sehari.
"Untuk itu, kawan-kawan yang dipanggil dan terpilih hari ini diharapkan berada di kelompok sepertiga dari tubuh organisasi kita yang siap untuk memimpin perubahan ini," terang Suhajar,
"Supaya orang yang sepertiganya lagi bisa melihat kita untuk ikut berubah. Dan sepertiganya lagi bisa mengubah orang yang awalnya ragu secara perlahan akan menemukan pembuktian bahwa ternyata bisa melakukan perubahan menjadi lebih baik," tambahnya.
Agar harapan tersebut terwujud, pria asal Karimun itu mempersiapkan para Eselon 3 ini agar menjadi pemimpin yang mampu mengelola kewenangan (pelayanan), mampu mengambil keputusan dengan tepat, serta mempertanggungjawabkannya.
"Seseorang yang mempunyai kewenangan itulah yang disebut pemimpin. Kepemimpinan itu bukanlah kesewenang-wenangan namun kepemimpinan itu adalah kewenangan melayani," jelasnya.
"Nah, ketika menjadi pemimpin itu harus hati-hati dalam mengambil keputusan, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan. Pemimpin yang tidak bertanggung jawab akan tersisih oleh waktu," tutupnya.
Diketahui Pelatihan Change Leader Batch 1 untuk 35 peserta dari Pejabat Eselon 3 dan Analis Madya di Lingkungan Kemendagri merupakan bagian Accelerated Culture Transformation (ACT) Consulting ESQ Leadership Centre yang dibentuk Ary Ginanjar Agustian.
Acara yang digelar dalam rangka menindaklanjuti Roadmap Transformasi Budaya Kerja Berakhlak tersebut dilaksanakan di Aula Gedung F Kemendagri pada Senin 3 Oktober 2022.
Paparan yang disampaikan Suhajar dalam kurun waktu sekitar 30 menit itu disimak dengan baik oleh peserta pelatihan yang hadir secara offline serta Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian secara daring.
"Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Suhajar sudah sangat cukup, jadi saya hanya mencoba membingkai dan menggambar supaya lebih mudah dipahami oleh semuanya apa yang disampaikan oleh Pak Sekjen. Apa yang disampaikan oleh beliau itu memacu semangat kita saat berbicara tentang Korea," kata Ary melalui zoom meeting.
Nampak dari layar, pria mantan ASN itu membagikan foto saat Korea berada di 50 Tahun lalu. Dulu, warga Korea perkapitanya hanya 67 dollar dan seketika melejit di tahun 2016 yaitu 35.000 dollar.
"Apa yang dilakukan mereka supaya bisa menjadi Superman seperti Park Chung Hee agar bisa terbang? Korea terbang menjadi global player atau pemain dunia dan bisa mengalahkan Jepang. Indonesia juga harus seperti itu," ungkapnya
"Korea yang saat itu dipimpin oleh Park Chung Hee memegang teguh misi dan nilai-nilainya supaya bisa maju. Mereka memegang 2 kekuatan yaitu misinya adalah Urinara (demi bangsaku), serta core valuesnya yakni diligence, self help, cooperation. Dan sekarang Indonesia juga punya 2 kekuatan itu. Misinya adalah Bangga Melayani Bangsa dan nilai nilainya adalah BerAKHLAK," tuturnya.
Seketika dalam layar zoom terlihat sebuah gambar dengan judul total transformational model, tertera bagan bagan dan lingkaran bulat di tengahnya yang berwarna-warni.
"Tentu, Kemendagri sudah memiliki visi misi dan target. Bicara soal Renstra pun, strategi sudah dicanangkan oleh Pak Menteri, struktur telah disiapkan oleh pemerintah, sistem pun sudah. Namun 70 persen kegagalannya itu bukan sebelah kiri melainkan sebelah kanan yaitu karakter, nilai, dan keyakinan," ucap Ary.
Menurutnya, hal itu diejawantahkan dengan Idealized Influence. Maka harus menjadi Pemimpin yang memiliki role model dari misi dan nilai itu. Kemudian lanjutnya, yang kedua adalah harus menjadi Pemimpin yang memberikan inspirasi atau sebagai seorang guru (Inspirational Motivation).
“Yang ketiga adalah anda sebagai pemimpin harus bisa menstimulasikan orang agar mengeluarkan ide-idenya (Intellectual Stimulation). Terakhir yaitu Pemimpin yang mampu memilih orang yang tepat agar sesuai dengan posisi yang dibutuhkan (Individualized Consideration)," ungkapnya.
"Kalau ini sudah dimiliki dan digabungkan maka peran anda sebagai agen perubahan akan berhasil mengubah Kemendagri bahkan Indonesia menjadi lebih baik," pungkas Ary.
Sebagai informasi, saat ini juga sedang berlangsung pengisian survei Indeks Berakhlak untuk 632 Kementerian/Lembaga/Daerah untuk sekitar 4 juta ASN di seluruh Indonesia.
Sudah dimulai pada tanggal 29 Agustus 2022. Program ini dibagi dalam 4 batch, yaitu: Instansi Pemerintah wilayah Indonesia Barat, kemudian wilayah Indonesia Tengah, lalu wilayah Indonesia Timur dan yang terakhir Instansi Pemerintah Pusat.
Tujuannya agar program internalisasi Berakhlak ini tepat sasaran. Sebagaimana halnya ketika akan melakukan treatment kesehatan, maka harus dilakukan cek laboratorium (general check up). Sehingga bisa diketahui siapa yang menderita sakit dan sakitnya apa, lalu diberikan pengobatan yang presisi oleh ACT Consulting.
(maf)