Staf Ahli Kapolri: Perundungan di Kedokteran Lahirkan Jiwa Penjahat

Selasa, 27 September 2022 - 13:26 WIB
loading...
Staf Ahli Kapolri: Perundungan...
Staf Ahli Kapolri Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta menyampaikan bahwa perundungan di dunia pendidikan kedokteran melahirkan jiwa-jiwa penjahat. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Perundungan (bullying) di dunia kedokteran menjadi perhatian serius Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ). Staf Ahli Kapolri Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta menyampaikan bahwa perundungan di dunia pendidikan kedokteran melahirkan jiwa-jiwa penjahat.

"Saya khawatir pelaku bullying itu memang badannya dokter tapi jiwanya bukan dokter, sikapnya bukan dokter, perilakunya bukan dokter, pelaku bullying itu jiwanya jiwa penjahat dia hanya menggunakan pakaian dokter untuk melegalkan kejahatan dan menganggap itu sebagai sebuah budaya yang turun menurun," kata Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta dalam agenda Focus Group Discussion (FGD) bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta di Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (26/9/2022).

Dalam acara itu hadir beberapa narasumber, yakni M Nabil Haroen (Komisi IX DPR), Dr Adib Khumaidi SpOT (Ketua Umum PB IDI), Irjen Pol Adi Deriyan Jayamarta (Staf Ahli Kapolri), Dr Slamet Budiarto (President Elect PB IDI), Dr Aldin Neilwan Pancaputra (Ketua IDI DKI Jakarta), Kolonel Laut Dr Wiweka, MARS (Ketua MKEK IDI DKI Jakarta), beberapa pejabat tinggi dari Polri dan TNI, dan para dekan fakultas kedokteran dan direktur rumah sakit di wilayah DKI Jakarta.

Baca juga: Nabil Haroen: Stop Perundungan di Pendidikan Kedokteran!

Adi Deriyan menyampaikan, ada yang kontradiktif antara perundungan dan jiwa mulia seorang dokter. "Relevansi antara bullying dengan ruang lingkup sebagai tugasnya seorang dokter itu kok bertabrakan, karena yang saya tahu seorang dokter itu pasti mempunyai kemampuan intelegence yang bagus, moral yang bagus, kemudian etika yang bagus. Setelah saya mendapatkan informasi itu saya sejenak berpikir bahwa apakah memang ada peristiwa itu di ruang lingkup di pendidikan kedokteran karena memang profesi kedokteran itu profesi idola dari mulai taman kanak-kanak sampai juga yang dewasa," katanya.

Menurut Adi Deriyan, cukup susah untuk menjadi seorang dokter dan butuh effort sangat besar. "Untuk menjadi seorang dokter itu luar biasa sekali, orang orang dari mahasiswa ini rela mengeluarkan apa saja untuk anaknya menjadi dokter, makanya tidak jadi sebuah informasi tertutup ketika seorang orang tua mengeluarkan biaya berapa pun agar anaknya menjadi seorang dokter," terangnya.

Perundungan di lingkungan dokter, menurut Adi Deriyan, berbahaya sekali karena bisa menghasilkan penjahat. "Bisa jadi korban-korban bullying sekarang, menjadi serigala berikutnya untuk adik-adiknya, malahan serigalanya lebih buas dari kakaknya. Ketika dia sudah melakukan kejahatan dia tahu itu kejahatan, tetapi dia tetap lakukan dengan dalih kalau kau tidak melakukan, maka nilaimu akan dikasih nilai buruk dan kau tidak bisa lulus dan kamu tidak bisa menjadi seorang dokter maka itu di otaknya adalah penjahat," katanya.

Menurutnya, butuh gerakan revolusioner dan gerakan bersama untuk mengurai problem ini. "Memang butuh revolusi besar di lingkungan lembaga pendidikan untuk pisahkan orang berperilaku jahat di lingkungan kedokteran, ketika dia melakukan pemerasan, pemerasan ini sudah katagori jahat siapa pun berhadapan dengan prilaku ini menilai bahwa dia jahat apalagi ketika dia meminta ada hal-hal yang tidak pantas yaitu pelecehan seksual," kata Adi.

Anggota Komisi IX DPR M Nabil Haroen mengajak segenap elemen dokter, tenaga medis, juga TNI-Polri untuk membantu memutus mata rantai perundungan di dunia kedokteran ini. "Harus ada kerja sama dan kerja bersama untuk menyetop dan memutus mata rantai perundungan. Ini tidak bisa dibiarkan, sangat mengerikan. Dunia kedokteran harus dibersihkan dari perilaku perundungan. Jangan sampai ada dokter-dokter berjiwa jahat yang terus lahir dari sistem buruk ini," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0957 seconds (0.1#10.140)