Gerindra Sebut Baliho Penjegalan Prabowo Serangan Sistematis dan Halus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Harian DPP Partai Gerindra , Sufmi Dasco Ahmad mengakui bahwa banyak dorongan untuk mengungkap ke publik soal siapa yang berupaya menjegal Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subiant o sebagai calon presiden (capres) 2024. Tapi, pihaknya lebih memilih menyerahkan kasus ini ke ranah hukum ketimbang berspekulasi di ranah publik.
"Jadi begini, memang banyak ada beberapa juga pengamat yang mengatakan kalau bisa diungkap sosoknya, tetapi kami lebih banyak tidak mau berspekulasi di ranah publik. Kami akan serahkan ke jalur hukum," ujar Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, yang dikutip Kamis (22/9/2022). Baca juga: Gerindra Ungkap Baliho Prabowo Marak di Daerah untuk Menjegal
Dasco menjelaskan Gerindra melihat bahwa proses atau upaya-upaya yang dilakukan untuk menjegal Prabowo ini berlangsung secara sistematis dengan metode-metode yang tidak dapat dilihat secara awam.
Namun, kata dia, kalau dilihat berdasarkan peta basis suara Prabowo di berbagai daerah yang menjadi sasaran pemasangan baliho tersebut, tentu menjadi masalah karena bisa menurunkan penilaian masyarakat terhadap Prabowo.
"Kalau kemudian sudah didalami, apalagi kita sudah petakan daerah-daerah yang kemudian rating Pak Prabowo tinggi, baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Nah inilah yamg kemudian disasar kemudian dipasang baliho-baliho yang menurut analisa kami bisa menurunkan rating Pak Prabowo," bebernya.
Menurut Wakil Ketua DPR ini, serangan yang dilakukan ini menggunakan cara halus. Sehingga, pihaknya lebih memilih menyelesaikannya secara hukum.
"Ini serangan secara halus. Kami tidak mau berspekulasi di ranah publik, kami memilih untuk melakukan jalur proses hukum," tegasnya.
Terkait narasi yang dibangun dalam baliho tersebut, Dasco mengaku sulit untuk menjelaskannya karena pihaknya ingin hal itu didalami oleh kepolisian. Karena berdasarkan analisa Gerindra, narasinya nampak positif tetapi justru bisa menjerumuskan Prabowo.
"Lebih baik nanti di proses hukum itu kan akan dikaji oleh aparat penegak hukum mengenai apa yang kami keberatan. Dan kami rasa setelah kami analisa rasanya memang itu konten-konten yang hasilnya sepintas kelihatan positif tapi hasilnya akan negatif bagi Pak Prabowo," ungkap Dasco.
Apakah hal itu terkait pertarungan Pilpres 2019 lalu, Dasco tidak melihat demikian. Yang pasti, Gerindra sudah menginstruksikan pada kader di daerah tersebut untuk menurunkan baliho-baliho, berkoordinasi dan melaporkannya pada polisi setempat. Baca juga: Airlangga dan Prabowo Kian Lengket di Kabinet Jokowi, Pengamat: Semua Masih Dinamis
"Kami minta kepada para kader untuk menurunkan karena itu juga memasang Pak Prabowo tanpa izin. Dan lalu kemudian kami sudah minta kepada daerah-daerah yang secara masif dipasang untuk melakukan koordinasi atau membuat laporan ke Polda masing-masing," pungkas Legislator Dapil Banten III ini.
"Jadi begini, memang banyak ada beberapa juga pengamat yang mengatakan kalau bisa diungkap sosoknya, tetapi kami lebih banyak tidak mau berspekulasi di ranah publik. Kami akan serahkan ke jalur hukum," ujar Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, yang dikutip Kamis (22/9/2022). Baca juga: Gerindra Ungkap Baliho Prabowo Marak di Daerah untuk Menjegal
Dasco menjelaskan Gerindra melihat bahwa proses atau upaya-upaya yang dilakukan untuk menjegal Prabowo ini berlangsung secara sistematis dengan metode-metode yang tidak dapat dilihat secara awam.
Namun, kata dia, kalau dilihat berdasarkan peta basis suara Prabowo di berbagai daerah yang menjadi sasaran pemasangan baliho tersebut, tentu menjadi masalah karena bisa menurunkan penilaian masyarakat terhadap Prabowo.
"Kalau kemudian sudah didalami, apalagi kita sudah petakan daerah-daerah yang kemudian rating Pak Prabowo tinggi, baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Nah inilah yamg kemudian disasar kemudian dipasang baliho-baliho yang menurut analisa kami bisa menurunkan rating Pak Prabowo," bebernya.
Menurut Wakil Ketua DPR ini, serangan yang dilakukan ini menggunakan cara halus. Sehingga, pihaknya lebih memilih menyelesaikannya secara hukum.
"Ini serangan secara halus. Kami tidak mau berspekulasi di ranah publik, kami memilih untuk melakukan jalur proses hukum," tegasnya.
Terkait narasi yang dibangun dalam baliho tersebut, Dasco mengaku sulit untuk menjelaskannya karena pihaknya ingin hal itu didalami oleh kepolisian. Karena berdasarkan analisa Gerindra, narasinya nampak positif tetapi justru bisa menjerumuskan Prabowo.
"Lebih baik nanti di proses hukum itu kan akan dikaji oleh aparat penegak hukum mengenai apa yang kami keberatan. Dan kami rasa setelah kami analisa rasanya memang itu konten-konten yang hasilnya sepintas kelihatan positif tapi hasilnya akan negatif bagi Pak Prabowo," ungkap Dasco.
Apakah hal itu terkait pertarungan Pilpres 2019 lalu, Dasco tidak melihat demikian. Yang pasti, Gerindra sudah menginstruksikan pada kader di daerah tersebut untuk menurunkan baliho-baliho, berkoordinasi dan melaporkannya pada polisi setempat. Baca juga: Airlangga dan Prabowo Kian Lengket di Kabinet Jokowi, Pengamat: Semua Masih Dinamis
"Kami minta kepada para kader untuk menurunkan karena itu juga memasang Pak Prabowo tanpa izin. Dan lalu kemudian kami sudah minta kepada daerah-daerah yang secara masif dipasang untuk melakukan koordinasi atau membuat laporan ke Polda masing-masing," pungkas Legislator Dapil Banten III ini.
(kri)