Kemarahan Bupati Boltim ke Menteri Dinilai Bentuk Kekesalan ke Pemerintah

Senin, 27 April 2020 - 15:01 WIB
loading...
Kemarahan Bupati Boltim ke Menteri Dinilai Bentuk Kekesalan ke Pemerintah
Anggota Ombudsman Republik Indonesia, Laode Ida. Foto/dok Okezone
A A A
JAKARTA - Aksi Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Sehan Salim Landjar yang marah-marah kepada menteri menjadi perbincangan atau viral di media sosial.

Sehan memprotes para menteri yang dinilai tidak adil dalam mengambil keputusan terkait dengan bantuan seperti bantuan langsung tunai dan program keluarga harapan (PKH) yang justru menimbulkan kecemburuan sosial bagi masyarakat di daerah.

Aksinya pun mendapat perhatian berbagai pihak salah satunya Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Laode Ida. Dia menilai marahnya Bupati Boltim itu memiliki pesan serius kepada pemerintah pusat atas kinerjanya dalam menangani dampak virus Corona (Covid-19).

Menurut Laode, adanya ketidaksinkronan dan atau ketidakkonsistenan kebijakan di antara pejabat di Jakarta terkait dengan penanganan dampak Covid-19.

"Kemarahan seorang Bupati Bolangmandou Timur Sulawesi Utara, Sehan Salim Lanjar yang mengungkapkan kekesalannya kepada pihak pejabat pemerintah pusat bahkan sempat menyatakan 'menteri goblok' merupakan ekspresi rasional dari pimpinan daerah yang tidak boleh diabaikan," ujar Laode dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/4/2020).

Laode menyebut kemarahan Bupati Boltim setidaknya mengandung tiga pesan khusus. Pesan pertama, Presiden harus segera memastikan komando implentasi penanganan dampak Covid-19 dalam satu garis khusus yang bisa dieksekusi langsung oleh para kepala daerah di seluruh Nusantara.

"Yang terjadi sekarang ini, disain dan kebijakan kebijakan ternyata 'tidak satu kata' di antara beberapa menteri atau pejabat pembantu presiden di Jakarta. Sehingga para kepala daerah merasa bingung dalam implementasi. Akibatnya warga kurang mampu di daerahlah yang menjadi korbannya," tuturnya. ( )

Pesan kedua, lanjut Loade, sikap dan kekesalan Bupati Boltim itu merupakan representasi para pimpinan daerah yang sangat peduli terhadap rakyatnya.

Sebagai ujung tombak pejabat pelayanan publik di daerah, para kepala merasakan betul nasib dan derita warga kurang mampu yang terdampak Covid-19, berempati pada rakyat sekaligus tak ingin melihat warganya jadi korban.

"Sementara untuk segera mengatasinya agar tak jatuh korban dengan akan gunakan uang rakyat yang dikekolanya, masih terus dihambat oleh kebijakan pihak pemerintah pusat," ungkapnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1224 seconds (0.1#10.140)