Anies Baswedan Siap Jadi Capres 2024, Bagaimana Peluangnya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menyatakan siap menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024 jika ada partai politik (parpol) yang mencalonkannya. Popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan di sejumlah lembaga survei cukup tinggi.
Misalnya, versi survei New Indonesia Research and Consulting yang dilakukan pada 1-10 Februari 2022, Anies berada pada urutan kedua dengan elektabilitas 13,8%. Kemudian, elektabilitas Anies Baswedan sebagai capres di wilayah Jawa Barat berada di puncak teratas berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Dalam survei SMRC yang dilakukan pada periode 5-8 Februari 2022 melalui saluran telepon, sebanyak 17,0 persen responden memilih Anies saat diberikan pertanyaan semi terbuka tentang siapa yang akan dipilih sebagai presiden jika pilpres diadakan sekarang. Sementara itu, versi survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dilakukan pada 29 Agustus 2022 hingga 2 September 2022, Anies berada di urutan ketiga dengan angka 16,8%.
Sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan 28 Mei 2022 - 6 Juni 2022 oleh Lembaga Survei Jakarta (LSJ), popularitas Anies mencapai 91,8 persen atau berada di posisi ketiga tertinggi. Selanjutnya, elektabilitas Anies Baswedan 7,8% atau di urutan ketiga berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 16-22 Mei 2022 oleh Poltracking Indonesia dengan sasaran masyarakat Jawa Timur (Jatim).
Lalu, survei Lembaga Riset dan Konsultasi Politik Algoritma yang diumumkan pada Minggu 21 Agustus 2022, Anies Baswedan berada di posisi kedua tertinggi dengan 18,5 persen. Diketahui, masa jabatan Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada 16 Oktober 2022.
Di sisi lain, Anies Baswedan bukan kader parpol mana pun. Lalu, bagaimana elektabilitas Anies Baswedan setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta? Apakah meredup atau sebaliknya?
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai belum tentu popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan meredup setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Menurut Pangi, bisa saja elektabilitas Anies Baswedan justru semakin meningkat nantinya.
"Karena ruang geraknya tidak terbatas lagi untuk berkampanye keliling Indonesia, untuk mendeklarasikan dirinya," kata Pangi dihubungi, Jumat (16/8/2022).
Dia melanjutkan, Anies Baswedan juga tidak akan terbentur dengan protokol untuk keliling Indonesia setelah tak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. "Selama ini beliau belum kampanye, belum ke mana-mana, belum pasang spanduk, belum pasang baliho, belum pasang iklan, elektabilitasnya sudah papan atas," kata Pangi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menilai Anies Baswedan masih bisa mendapatkan panggung politik setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta jika banyak berbicara di media massa tentang berbagai isu.
"Nah masalahnya cukup menarik kah Pak Anies berbicara mengenai transportasi massal umum? Cukup menarik kah Pak Anies berbicara soal olahraga? Cukup menarik kah Pak Anies berbicara tentang pendidikan dan segala macam?" kata Kunto.
Maka itu, dia menilai Anies perlu membangun itu dari latar belakangnya sebagai pemimpin DKI Jakarta. "Dan tentu saja ditambah dengan pengakuan-pengakuan baik nasional maupun internasional. Dari situ menurut saya bisa kok bikin panggung politik, tidak harus terpaku pada jabatan dia sebagai gubernur," imbuhnya.
Selain itu, Kunto mengatakan bahwa media sosial juga bisa menjadi panggung politik kapan saja. "Asal memang ada penontonnya, orang atau followers yang cukup bagus, apalagi kalau Pak Anies bisa membuat viral beberapa postingannya. Dan menurut saya basis massanya Pak Anies kan sudah besar sampai sekarang," pungkasnya.
Misalnya, versi survei New Indonesia Research and Consulting yang dilakukan pada 1-10 Februari 2022, Anies berada pada urutan kedua dengan elektabilitas 13,8%. Kemudian, elektabilitas Anies Baswedan sebagai capres di wilayah Jawa Barat berada di puncak teratas berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Dalam survei SMRC yang dilakukan pada periode 5-8 Februari 2022 melalui saluran telepon, sebanyak 17,0 persen responden memilih Anies saat diberikan pertanyaan semi terbuka tentang siapa yang akan dipilih sebagai presiden jika pilpres diadakan sekarang. Sementara itu, versi survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dilakukan pada 29 Agustus 2022 hingga 2 September 2022, Anies berada di urutan ketiga dengan angka 16,8%.
Sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan 28 Mei 2022 - 6 Juni 2022 oleh Lembaga Survei Jakarta (LSJ), popularitas Anies mencapai 91,8 persen atau berada di posisi ketiga tertinggi. Selanjutnya, elektabilitas Anies Baswedan 7,8% atau di urutan ketiga berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 16-22 Mei 2022 oleh Poltracking Indonesia dengan sasaran masyarakat Jawa Timur (Jatim).
Lalu, survei Lembaga Riset dan Konsultasi Politik Algoritma yang diumumkan pada Minggu 21 Agustus 2022, Anies Baswedan berada di posisi kedua tertinggi dengan 18,5 persen. Diketahui, masa jabatan Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada 16 Oktober 2022.
Di sisi lain, Anies Baswedan bukan kader parpol mana pun. Lalu, bagaimana elektabilitas Anies Baswedan setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta? Apakah meredup atau sebaliknya?
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai belum tentu popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan meredup setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Menurut Pangi, bisa saja elektabilitas Anies Baswedan justru semakin meningkat nantinya.
"Karena ruang geraknya tidak terbatas lagi untuk berkampanye keliling Indonesia, untuk mendeklarasikan dirinya," kata Pangi dihubungi, Jumat (16/8/2022).
Dia melanjutkan, Anies Baswedan juga tidak akan terbentur dengan protokol untuk keliling Indonesia setelah tak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. "Selama ini beliau belum kampanye, belum ke mana-mana, belum pasang spanduk, belum pasang baliho, belum pasang iklan, elektabilitasnya sudah papan atas," kata Pangi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menilai Anies Baswedan masih bisa mendapatkan panggung politik setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta jika banyak berbicara di media massa tentang berbagai isu.
"Nah masalahnya cukup menarik kah Pak Anies berbicara mengenai transportasi massal umum? Cukup menarik kah Pak Anies berbicara soal olahraga? Cukup menarik kah Pak Anies berbicara tentang pendidikan dan segala macam?" kata Kunto.
Maka itu, dia menilai Anies perlu membangun itu dari latar belakangnya sebagai pemimpin DKI Jakarta. "Dan tentu saja ditambah dengan pengakuan-pengakuan baik nasional maupun internasional. Dari situ menurut saya bisa kok bikin panggung politik, tidak harus terpaku pada jabatan dia sebagai gubernur," imbuhnya.
Selain itu, Kunto mengatakan bahwa media sosial juga bisa menjadi panggung politik kapan saja. "Asal memang ada penontonnya, orang atau followers yang cukup bagus, apalagi kalau Pak Anies bisa membuat viral beberapa postingannya. Dan menurut saya basis massanya Pak Anies kan sudah besar sampai sekarang," pungkasnya.
(rca)