LSI Denny JA Sebut Mayoritas Prediksi Hasil Riset soal Corona Terbukti
loading...
A
A
A
"LSI tercatat berhasil memprediksi pemenang pilpres sebulan sebelumnya, selama empat kali pilres (2004, 2009, 2014, 2019)," sebut Denny.
Dia mengatakan, memprediksi aneka isu pandemik virus corona merupakan sebuah tantangan karena ini merupakan peristiwa yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup.
"Sepanjang era pandemik, LSI Denny JA mengambil peran tak biasa. Selama era pandemik April- Juni 2020, sudah lima kali LSI melakukan konferensi pers hasil riset. Setidaknya sudah lima prediksi yang dibuat," katanya.
Pertama adalah prediksi bahwa publik akan mulai bekerja lagi secara bertahap pada Juni 2020. Kedua, prediksi 99% masalah virus corona selesai pada Juni 2020 di Indonesia. Prediksi ini dibuat berdasarkan modeling. Dengan asumsi aturan protokol dipatuhi. Jika asumsi tak dipenuhi, dengan sendirinya, prediksi terganggu.
LSI Denny JA kemudian meriset penyelenggaraan PSBB di aneka wilayah. Temuannya, PSBB tak berefek maksimal. LSI menyatakan pelaksanaan PSBB tak ada yang masuk kategori memuaskan. Banyak publik tak mematuhi PSBB.
Ketiga, prediksi 99% masalah vaksin teratasi sebelum vaksin ditemukan. Di era itu memang akan tetap terjadi penularan virus corona. Namun virus corona tak lagi signifikan mengganggu ruang publik.
Keempat, prediksi ketika vaksin ditemukan, masalah virus corona akan tetap ada. Namun efeknya hanya seperti flu biasa. Ia tak lagi mematikan. Itu akan terjadi sekitar Juni 2021.
Kelima, prediksi akibat kecemasan publik atas isu ekonomi yang melampaui kecemasan publik atas isu terpapar virus corona. Akibatnya, tingkat kontrol penyebaran virus corona akan dialihkan ke tingkat yg lebih rendah, misalnya RT, RW, kelurahan, dan lainnya.
"Apa yang terjadi dengan lima prediksi LSI itu untuk virus Corona? Mayoritas prediksinya itu relatif akurat. Jika ada prediksi yang tak terjadi itu karena asumsi modelnya tak dipenuhi," katanya.
Pertama, kata Denny, benar pada Juni 2020 secara bertahap publik mulai kerja lagi. Langkah ini bakan diawali oleh BUMN.
Dia mengatakan, memprediksi aneka isu pandemik virus corona merupakan sebuah tantangan karena ini merupakan peristiwa yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup.
"Sepanjang era pandemik, LSI Denny JA mengambil peran tak biasa. Selama era pandemik April- Juni 2020, sudah lima kali LSI melakukan konferensi pers hasil riset. Setidaknya sudah lima prediksi yang dibuat," katanya.
Pertama adalah prediksi bahwa publik akan mulai bekerja lagi secara bertahap pada Juni 2020. Kedua, prediksi 99% masalah virus corona selesai pada Juni 2020 di Indonesia. Prediksi ini dibuat berdasarkan modeling. Dengan asumsi aturan protokol dipatuhi. Jika asumsi tak dipenuhi, dengan sendirinya, prediksi terganggu.
LSI Denny JA kemudian meriset penyelenggaraan PSBB di aneka wilayah. Temuannya, PSBB tak berefek maksimal. LSI menyatakan pelaksanaan PSBB tak ada yang masuk kategori memuaskan. Banyak publik tak mematuhi PSBB.
Ketiga, prediksi 99% masalah vaksin teratasi sebelum vaksin ditemukan. Di era itu memang akan tetap terjadi penularan virus corona. Namun virus corona tak lagi signifikan mengganggu ruang publik.
Keempat, prediksi ketika vaksin ditemukan, masalah virus corona akan tetap ada. Namun efeknya hanya seperti flu biasa. Ia tak lagi mematikan. Itu akan terjadi sekitar Juni 2021.
Kelima, prediksi akibat kecemasan publik atas isu ekonomi yang melampaui kecemasan publik atas isu terpapar virus corona. Akibatnya, tingkat kontrol penyebaran virus corona akan dialihkan ke tingkat yg lebih rendah, misalnya RT, RW, kelurahan, dan lainnya.
"Apa yang terjadi dengan lima prediksi LSI itu untuk virus Corona? Mayoritas prediksinya itu relatif akurat. Jika ada prediksi yang tak terjadi itu karena asumsi modelnya tak dipenuhi," katanya.
Pertama, kata Denny, benar pada Juni 2020 secara bertahap publik mulai kerja lagi. Langkah ini bakan diawali oleh BUMN.