Komunikolog Imbau Waspadai Penumpang Gelap Demo BBM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Unjuk rasa atau demonstrasi menolak penyesuaian harga bahan bakar minyak ( BBM ) dinilai bisa saja disusupi oleh penumpang gelap atau kepentingan lain. Masyarakat terutama mahasiswa diimbau mewaspadai hal tersebut.
Komunikolog Emrus Sihombing mengatakan mahasiswa mahasiswa mengedepankan dialog dengan adu ide dan gagasan. "Demolah dengan dewasa dan dialog, bertukar pikiran dan gagasan. Misal bikin surat permohonan dialog, kirim ke presiden. Buat satu pertemuan dan diliput media. Sehingga masyarakat bisa menilai gagasan mana yang bagus. Jadi, jangan demonstrasi mengganggu orang lain dan bisa saja ada penumpang gelap," kata Emrus Sihombing, Rabu (7/9/2022).
Dia melihat demokrasi di Indonesia sejauh ini belum dewasa, lantaran cenderung mengedepankan emosional. Seharusnya, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok akademik menyampaikan aspirasi secara lebih elegan.
Emrus menilai dosen bertanggung jawab menumbuhkan kedewasaan akademik bagi mahasiswa. Dia mengatakan, akademisi harus mampu menyampaikan data dan fakta.
"Kalau tidak, tuntutan yang disampaikan amat sulit dikonkritkan, karena tidak jelas apa yang disampaikan. Jadi adu data saja, kalau BBM seharusnya tidak naik, kenapa?" tuturnya.
Dia mengkritisi pola komunikasi pemerintah dalam isu penyesuaian harga BBM. Pemerintah, kata dia, seharusnya berdiskusi dengan komponen masyarakat sebelum memutuskan kebijakan.
Pasalnya, dampak penyesuaian harga BBM sangat luas. "Pemerintah harus berdialog dengan saudara kita di tempat terpencil atau tinggal di kantong kemiskinan kota untuk merumuskan skema atau pengaturan harga BBM. Dialog mutlak dalam negara demokrasi," pungkasnya.
Komunikolog Emrus Sihombing mengatakan mahasiswa mahasiswa mengedepankan dialog dengan adu ide dan gagasan. "Demolah dengan dewasa dan dialog, bertukar pikiran dan gagasan. Misal bikin surat permohonan dialog, kirim ke presiden. Buat satu pertemuan dan diliput media. Sehingga masyarakat bisa menilai gagasan mana yang bagus. Jadi, jangan demonstrasi mengganggu orang lain dan bisa saja ada penumpang gelap," kata Emrus Sihombing, Rabu (7/9/2022).
Dia melihat demokrasi di Indonesia sejauh ini belum dewasa, lantaran cenderung mengedepankan emosional. Seharusnya, mahasiswa sebagai bagian dari kelompok akademik menyampaikan aspirasi secara lebih elegan.
Emrus menilai dosen bertanggung jawab menumbuhkan kedewasaan akademik bagi mahasiswa. Dia mengatakan, akademisi harus mampu menyampaikan data dan fakta.
"Kalau tidak, tuntutan yang disampaikan amat sulit dikonkritkan, karena tidak jelas apa yang disampaikan. Jadi adu data saja, kalau BBM seharusnya tidak naik, kenapa?" tuturnya.
Dia mengkritisi pola komunikasi pemerintah dalam isu penyesuaian harga BBM. Pemerintah, kata dia, seharusnya berdiskusi dengan komponen masyarakat sebelum memutuskan kebijakan.
Pasalnya, dampak penyesuaian harga BBM sangat luas. "Pemerintah harus berdialog dengan saudara kita di tempat terpencil atau tinggal di kantong kemiskinan kota untuk merumuskan skema atau pengaturan harga BBM. Dialog mutlak dalam negara demokrasi," pungkasnya.
(rca)